Top 3 Tekno: Penyebab Awan bisa Berbentuk Naga hingga Piring Terbang Bikin Penasaran

3 weeks ago 30

Liputan6.com, Jakarta - Penyebab awan bisa berbentuk karakter unik seperti naga hingga piring terbang, membuat penasaran para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Kamis (12/6/2025) kemarin.

Informasi lain yang juga populer yaitu tentang teknologi pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner yang jatuh saat lepas landas.

Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

1. Bagaimana Awan bisa Berbentuk Naga, Piring Terbang, hingga Mata? Ini Penjelasannya

Kamu mungkin pernah melihat gumpalan awan yang menyerupai bentuk atau karakter unik, seperti benda atau hewan tertentu.

Fenomena alam ini bahkan sempat viral di jagat maya karena ada seorang fotografer yang memotret awan berbentuk kepala naga dan juga mata manusia. Ada pula awan berbentuk mirip piring terbang.

Lantas, apa yang menyebabkan awan bisa memiliki bentuk seperti itu? Untuk memahami bagaimana awan terbentuk dan mendapatkan bentuknya, penting untuk mengetahui dasar pembentukannya.

Proses ini dimulai ketika udara hangat yang membawa uap air naik dan mendingin. Saat suhu menurun, uap air mengalami kondensasi, berubah menjadi tetesan air kecil atau kristal es.

Jika partikel-partikel ini berkumpul dalam jumlah yang cukup banyak, terbentuklah gumpalan awan yang bisa dilihat oleh manusia di Bumi.

Mengutip Popular Science, Kamis (12/6/2025), ilmuwan mengklasifikasikan awan menjadi sepuluh jenis utama berdasarkan bentuk dan ketinggiannya di langit.

Contohnya, awan kumulus (berasal dari bahasa Latin "heap" yang berarti tumpukan) tampak seperti gumpalan kapas. Sementara itu, awan stratus (berarti "lapisan") membentang seperti selimut, dan awan sirus (bahasa Latin untuk "rambut") terlihat seperti bulu-bulu halus.

Baca selengkapnya di sini 

2. Mengulik Teknologi Pesawat Air India Boeing 787-8 Dreamliner yang Jatuh saat Lepas Landas

Pesawat Air India tujuan Ahmedabad-London yang jatuh hari ini, Kamis (12/6/2025), menandai kecelakaan fatal pertama Boeing 787-8 Dreamliner sejak pesawat itu pertama kali diluncurkan secara komersial pada 2011.

Dengan 242 orang di dalamnya, pesawat Air India AI171 lepas landas dari Bandara Sardar Vallabhai Patel, Ahmedabad sekitar pukul 14.00 waktu setempat dan beberapa menit kemudian jatuh di kawasan pemukiman.

Sebelum kecelakaan, pilot mengeluarkan panggilan darurat "Mayday", yang tidak mendapat respons dari Pengendali Lalu Lintas Udara. Api berkobar dan asap tebal mengepul dari lokasi kejadian, membumbung tinggi hingga dapat dilihat dari jarak berkilo-kilo meter di seluruh kota.

Bicara soal profil pesawat, Boeing 787-8 adalah varian pertama dari keluarga 787 Dreamliner. Pesawat ini diluncurkan secara resmi pada 2004, dengan penerbangan perdananya pada 15 Desember 2009 dan mulai beroperasi secara komersial pada Oktober 2011 dengan maskapai asal Jepang, All Nippon Airways (ANA).

787-8 biasanya menampung antara 210 dan 248 penumpang dalam konfigurasi dua kelas dan menawarkan jangkauan sekitar 7.305 mil laut (13.530 kilometer). Pesawat ini memungkinkan maskapai penerbangan untuk mengoperasikan rute jarak pendek dan jarak jauh secara efisien.

Mengutip Financial Express, inovasi teknologi utama Boeing 787-8 Dreamliner adalah penggunaan material komposit secara ekstensif, yang membentuk sekitar 50% dari struktur utama, termasuk badan pesawat dan sayap.

Baca selengkapnya di sini 

3. Apple Tanam Fitur Live Translation di Messages, FaceTime, dan Call: Apa Fungsinya?

Apple memperkenalkan fitur Live Translation berbasis kecerdasan artifisial (AI) dalam acara tahunan Worldwide Developers Conference (WWDC) 2025.

Fitur terbaru ini akan tersedia di aplikasi Messages, FaceTime, dan bahkan Call--memungkinkan pengguna berkomunikasi secara real-time dalam berbagai bahasa tanpa hambatan.

Mengutip Engadget, Kamis (12/6/2025), dalam paparannya, CEO Apple Tim Cook menyebut fitur ini sebagai "langkah besar menuju dunia yang lebih terhubung."

Dengan memanfaatkan kekuatan chip Neural Engine terbaru dan model AI generatif, Apple menjanjikan terjemahan yang lebih akurat, alami, dan cepat dibandingkan solusi serupa yang ada di pasaran.

Fitur ini bekerja secara otomatis ketika pengguna menerima pesan dalam bahasa asing di Messages, teks akan langsung diterjemahkan ke bahasa yang dipilih pengguna.

Begitu juga saat melakukan panggilan FaceTime atau telepon, sistem akan mendeteksi bahasa lawan bicara dan memberikan terjemahan suara secara real-time dengan latency yang sangat rendah.

Baca selengkapnya di sini 

Infografis Rentetan Awan Panas dan Lava Pijar Gunung Merapi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |