Ouroboros Jadi Titik Teremosional Konser .Feast, Awan: Semua Pernah Leave Grup Kecuali Saya

3 days ago 10

Liputan6.com, Jakarta Konser tunggal .Feast bertajuk “Membangun & Menghancurkan” yang digelar di Jakarta International Velodrome pada Sabtu, 31 Mei 2025, menyisakan banyak momen eksplosif dan emosional. Namun dari semua lagu yang dibawakan, “Ouroboros” menjadi titik yang paling menyentuh hati, baik bagi penonton maupun para personel band sendiri.

“Ouroboros” dibawakan dengan aransemen yang penuh penghayatan, tanpa banyak visual megah. Penonton berdiri terdiam, larut dalam lirik dan suara yang terdengar seperti curahan hati terdalam. Di momen inilah Awan, bassist .Feast, menyampaikan pengakuan jujur yang membuat banyak orang terhenyak.

“Lagu ini menggambarkan masa-masa sulit kami. Hampir semua dari kami pernah left group, cuma gue doang yang enggak,” ujar Awan dari atas panggung, sebelum tersenyum. Ia menyebut bahwa dinamika internal .Feast tidak selalu mulus, dan ada masa di mana ketegangan membuat para anggota bahkan tak saling bicara.

Ucapan Awan, disambung oleh Baskara sang vokalis, dalam nada bercanda, ia juga menyinggung masa ketika Dicky sempat bolos manggung tanpa izin langsung. “Cuma email doang tuh izin manggung,” katanya, yang langsung disambut tawa dan sorakan penonton.

Hampir Menjadi Album Terakhir .Feast

“Ouroboros” sendiri adalah salah satu track dalam album Membangun & Menghancurkan yang banyak dianggap sebagai refleksi paling jujur dari band ini. Lagu tersebut tidak hanya merekam keretakan, tapi juga proses rekonstruksi hubungan di antara para personel.

Sebelumnya, dalam konferensi pers yang digelar sebelum konser dan dilansir dari artikel Liputan6.com sebelumnya, para personel mengakui bahwa album ini adalah titik balik setelah hampir bubarnya .Feast. “Ini merekam fase menghancurkan .Feast yang lama dan membangun yang baru,” ujar Adnan Satyanugraha, gitaris .Feast.

Lagu Paling Emosional Sepanjang Konser

Momen “Ouroboros” menjadi sangat kontras dengan dentuman keras yang hadir dalam lagu-lagu lain seperti “Politrik” dan “Gugatan Rakyat Semesta”. Di sinilah esensi konser Membangun & Menghancurkan terasa paling jelas menghantam dengan energi, tapi juga membuka luka dengan jujur.

Setelah lagu ini, konser berlanjut dengan “Tarian Penghancur Raya” yang diiringi tarian tradisional, lalu ditutup dengan rentetan lagu seperti “Menghancurkan”, “Langit Runtuh”, dan “Arteri” yang membangkitkan semangat kolektif massa penonton.

Album Reflektif Untuk .Feast

Konser ini bukan sekadar penampilan panggung, melainkan perjalanan emosional yang jujur dari band yang telah berdiri selama 13 tahun. Lewat “Ouroboros”, .Feast memperlihatkan sisi paling rapuh mereka, namun juga sisi paling manusiawi.

.Feast adalah band asal Indonesia yang dikenal lewat kritik sosialnya, tetapi kali ini mereka membawa narasi ke dalam diri sendiri. Konser ini membuktikan bahwa membangun dan menghancurkan bukan hanya tentang dunia luar tetapi juga tentang bagaimana bertahan dan tumbuh dari dalam.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |