Liputan6.com, Jakarta - Kisah Vishwash Kumar Ramesh sebagai satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan Air India dengan nomor penerbangan 171 telah menarik perhatian dunia.
Dikutip dari The Telegraph, Jumat (13/6/2025), ada beberapa faktor yang diyakini berkontribusi pada selamatnya Vishwash dalam penerbangan pesawat Boeing 787-8 Dreamliner tersebut.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah lokasi Vishwash duduk yang berada di nomor 11A dalam penerbangan Air India tersebut.
Menurut Prof Edwin Galea, Direktur Fire Safety Engineering Group di University of Greenwich, lokasi yang dekat dengan pintu darurat menjadi krusial.
"Kursi 11A adalah salah satu kursi paling dekat dengan pintu darurat nomor dua. Penumpang bisa saja menyentuh pintu itu langsung dari kursinya," tuturnya dalam kasus kecelakaan Air India ini.
Lebih lanjut, ia mengatakan, dalam situasi darurat, jarak ke pintu keluar menjadi hal penting. Dalam studinya yang dilakukan pada 2006, penumpang dalam lima baris dari pintu keluar memiliki peluang lebih tinggi untuk selamat.
Faktor Teknis
Selain itu, 11A disebut berada di atas wing box, yakni area sayap yang menyatu dengan badan pesawat. Bagian ini, secara struktural disebut sebagai bagian paling kuat.
"Ini area dengan struktur paling kokoh di seluruh badan pesawat," tutur Prof Galea menjelaskan.
Pendapat ini juga diperkuat Ketua Keselamatan Lloyd’s Register di University of York Prof. John McDermid.
Menurutnya, duduk di atas sayap menawarkan perlindungan struktural lebih tinggi saat terjadi benturan keras.
Selain itu, posisi awak kabin yang berhadapan langsung dengan 11A juga diperkirakan menjadi faktor tambahan dalam proses evakuasi.
Alasannya, awak kabin biasanya dilengkapi dengan sabuk pengaman harness penuh, serta dilatih untuk membuka pintu darurat serta mengevakuasi seluruh pesawat dalam waktu 90 detik.
Kendati demikian, belum dapat dipastikan apakah pintu darurat berhasil dibuka oleh awak kabin atau Vishwash sendiri.
Namun, ada kemungkinan struktur pesawat rusak di titik itu, sehingga menciptakan celah yang membuatnya bisa keluar dengan cepat.
Keberuntungan
Di sisi lain, meski beberapa ahli menyebut ada beberapa faktor teknis yang membuatnya selamat, faktor keberuntungan disebut tetap memainkan peranan besar dalam kasus Vishwash.
Alasannya, kecelakaan tersebut secara teknis termasuk kategori non-survivable crash, kecelakaan dengan tidak adanya kemungkinan korban selamat.
Hal itu didasarkan pada kondisi kecelakaan yang jatuh di area padat penduduk. Lalu, ada kerusakan parah di badan pesawat serta muncul kobaran api besar setelahnya.
"Mengapa dia selamat, sementara orang yang duduk di sebelahnya--11B, 11C, bahkan 12A--tidak?. Ia juga tidak sampai terluka parah dan mampu menyelamatkan diri. Itu sungguh luar biasa" tutur Prof. Galea memungkaskan.