Pesta Literasi Indonesia 2025 Bertema Cerita Khatulistiwa Sapa Jayapura, Rayakan Kisah Bumi Cenderawasih

3 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta Bekerja sama dengan Papuansspeak dan Torang Baca, Pesta Literasi Indonesia 2025 mengajak masyarakat di Jayapura dan sekitarnya berpesta bersama para narasumber dengan rekam jejak gemilang.

Inilah salah satu catatan menarik dari dunia seni Tanah Air pada bulan September 2025. Pesta Literasi Indonesia 2025 menyapa Jayapura, tepatnya di Isasai Cafe, Danau Sentani, Sabtu, 20 September 2025, dengan tema “Cerita Khatulistiwa.”

Narasumber Pesta Literasi Indonesia 2025 di Jayapura yakni Gody Usnaat, Darmawati Majid, dan Jashinta Huby. Pencinta literasi diajak merayakan kisah-kisah dari Bumi Cenderawasih seraya mendengar pengalaman yang membentuk Indonesia hari ini.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Selasa (30/9/2025), Pesta Literasi Indonesia 2025 di Jayapura tahun ini menggali peran penting bahasa dalam akses membaca, terutama di Papua.

Membangun literasi sejak dini sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Yuk, kenali alternatif seru selain buku untuk mendukung literasi di era digital. Simak selengkapnya di Fimela PodTalks!

Tak Hanya Soal Baca Teks

Di Papua, banyak masyarakat lebih dekat dengan bahasa ibu dibanding bahasa Indonesia. Literasi tak hanya soal bisa baca teks, tetapi juga bagaimana bahasa yang dipakai terasa akrab, relevan, sekaligus mencerminkan identitas pembaca.

Lantas seperti apa rekam jejak narasumber yang tampil dalam Pesta Literasi Indonsia 2025 di Jayapura? Berikut ulasan singkatnya. Gody Usnaat adalah nama pena Gaudiffridus Sone Usnaat. Ia penyair dan guru agama Katolik di Keuskupan Jayapura, Paroki St. Bonifasius, Ubrub.

Gody Usnaat Dan Darmawati Majid

Pada 2021, Gody Usnaat masuk daftar Emerging Writer Ubud Writers and Readers Festival. Buku puisinya antara lain Mama Menganyam Noken, Bertemu Belalang, dan Hari Minggu Bersamamu. Ia salah satu kontributor kumpulan puisi Sekelebatan Memori Patah Hati.

Sementara Darmawati Majid terpilih sebagai salah satu Emerging Writer dalam Ubud Writers and Readers Festival 2018. Buku kumpulan cerpennya yang berjudul Ketika Saatnya dan Kisah-Kisah Lainnya diterbitkan Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) pada April 2019.

Tentang Jashinta Huby

Cerpennya yang berjudul “Legacy” diterbitkan dalam antologi cerpen se-Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin berjudul Harvest Moon untuk Kampanye Perubahan Iklim yang digagas Agam International dan Institute for Climate and Sustainable Cities.

Terakhir, Jashinta Huby adalah anggota komunitas Papuansspeak dan mahasiswa kedokteran yang mengisi waktu luang dengan menulis puisi serta refleksi atas berbagai masalah di Tanah Papua. Ia aktif di platform papuansspeak.org dan memiliki blog huwihe.blogspot.com.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |