Jadi intinya...
- Daffa Wardhana ikut Sydney Marathon 2025 dan latihan 4-5 kali seminggu.
- Ia menekuni lari 2 tahun terakhir dan rasakan manfaatnya bagi tubuh.
- Daffa ikut kampanye 'Lari Untuk RMHC' bangun rumah singgah pasien anak.
Liputan6.com, Jakarta Aktor Daffa Wardhana akan melaju ke salah satu World Marathon Majors 2025, yakni Sydney Marathon 2025, di Australia, Agustus mendatang. Karenanya, ia mempersiapkan diri agar tampil prima saat menapaki trek di Benua Kanguru.
Daffa Wardhana dilatih Coach Andriyanto. Ia latihan lari empat sampai lima kali sepekan. Daffa Wardhana mengumpamakan tubuh pelari layaknya mesin yang harus dipanasi secara rutin. Latihannya pun beragam.
“Ya menunya ada banyak, dari easy run, recovery run, interval run, satu atau dua minggu baru ada lari jarak jauh. Programnya dibuat agar kita dalam lari tidak gampang bosan,” kata Daffa Wardhana kepada Showbiz Liputan6.com.
Dua tahun terakhir, bintang film Pemukiman Setan dan Menjelang Ajal jatuh hati pada olahraga lari. Daffa Wardhana berlatih serius sekaligus intens. Ia menjelaskan, latihan yang dijalani tak bisa dipukul rata dari aspek durasi.
Biasanya Terasa di Atas 28 Km
“Kalau interval run kurang lebih sejam, karena mainnya speed, cepat. Kalau long run itu bisa 3 jam. Makanya kalau bisa startnya mulai jam setengah 5 atau jam 5. Recovery run setengah jam, easy run kayak tadi sejam. Variatif,” Daffa Wardhana memaparkan.
Putra artis Marini Zumarnis menjelaskan, lari bukan untuk gaya-gayaan. Dua tahun menekuni lari, Daffa Wardhana merasakan segudang manfaat dari badan terasa lebih enteng, mood lebih nyaman, membentuk kebiasaan baik seperti bangun lebih pagi dan tidur lebih awal.
Perlahan tapi pasti, gaya hidup sehat pun terbentuk. Aktor kelahiran 28 November 1998 ini telah dua kali ikut lari maraton. Karenanya, Daffa Wardhana pasang kuda-kuda dan mengantisipasi titik kritis kala menempuh jarak lebih dari 42 km.
“Itu biasanya terasa di atas 28 km. Orang-orang bilang di km 30-an, karena becandaannya itu banyak hal mistis yang terjadi. Mistis dalam arti kita sudah enak lari sebelumnya, tapi di km 30 keram atau side stitch, badannya mulai drop,” urainya.
Semoga Badan Tidak "Penyok"
Daffa Wardhana mengenang nasihat salah satu teman yang mengatakan, pertandingan dalam lari maraton yang sesungguhnya “baru terjadi” pada 10 km terakhir atau kilometer 30 ke atas, baik melawan atlet lain atau menaklukkan diri sendiri.
“(Karenanya) saya juga latihan strength khusus buat pelari. Semoga badan saya dipersiapkan untuk tidak keram. Tidak penyoklah istilah kasarnya,” beri tahu Daffa Wardhana. Ia berlaga di Sydney Marathon 2025 lewat kampanye “Lari Untuk RMHC.”
Kampanye ini bertujuan mulia, membangun rumah singgah bagi pasien anak dan keluarganya. Selain Daffa Wardhana, mereka yang bergabung dalam “Lari Untuk RMHC” yakni Sheryl Sheinafia, Karin Zulkarnaen, Veby Senopati Silam, dan Noviati.
Dana yang dikumpulkan lewat kampanye “Lari Untuk RMHC” akan digunakan untuk mendukung pembangunan Rumah Singgah keempat Yayasan RMHC yang berlokasi di Kemanggisan, Jakarta Barat. Rumah tersebut akan dilengkapi 66 kamar.
Langkah Menuju Masa Depan
Dalam sesi konferensi pers yang digelar di Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025), Ketua Yayasan RMHC Indonesia, Caroline Djajadiningrat menjelaskan rumah singgah ini dirancang sebagai tempat tinggal sementara bagi keluarga pasien anak yang dirujuk ke tiga rumah sakit.
Ketiganya yakni Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita (RSJPD Harapan Kita), Rumah Sakit Anak Bunda Harapan Kita (RSAB Harapan Kita), dan Rumah Sakit Kanker Dharmais (RS Dharmais) Jakarta.
“Kami percaya bahwa tiap langkah yang diambil para pelari kami di World Marathon Majors adalah simbol langkah menuju masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia,” tutur Caroline Djajadiningrat.
“Melalui olahraga (dalam hal ini lari), kami ingin membagikan pesan tentang pentingnya kebersamaan, empati, dan dukungan bagi keluarga yang sedang menghadapi masa-masa sulit,” terangnya kepada awak media.