Gucci Mane Ungkap Perjuangan Lawan Skizofrenia: Sempat Berhalusinasi Saat Alami Psikosis Parah

Liputan6.com, Jakarta - Rapper dari Atlanta, Gucci Mane, memberitahukan kepada publik bahwa ia didiagnosis dengan skizofrenia dan gangguan bipolar. Pernyataan ini ia sampaikan dalam sebuah wawancara di acara radio The Breakfast Club pada 20 Oktober 2025, tepat setelah meluncurkan buku tentang hidupnya yang berjudul Episodes: The Diary of a Recovering Mad Man pada 14 Oktober 2025.

“Saya harus benar-benar bertanggung jawab atas diri saya dan menjaga kesehatan saya. Saya tidak ingin mengalami pengalaman itu lagi. Saya akan pergi ke terapis, bahkan jika harus mengonsumsi obat,” ungkapnya.

Menurut laporan dari E! News pada Rabu (22/10/2025), rapper tersebut mengalami episode berat pada tahun 2020 yang membuatnya mendengar suara-suara dan merasakan seakan dunia menentangnya.

Gucci, yang memiliki nama asli Radric Davis mengakui bahwa pengalaman tersebut mengubah cara pandangnya tentang hidup, keluarga, serta pentingnya kesehatan mental.

Dalam wawancara yang sama, Keyshia Ka’Oir menceritakan bagaimana ia harus mengambil tindakan yang sangat besar untuk membantu suaminya. “Saya menghubungi pengacaranya, menghubungi pengawalnya, dan kami merancang rencana untuk membawanya pergi ke rumah sakit,” katanya dikutip dari People, Kamis (23/10/2025).

Persentase menunjukkan kurang dari satu persen dari seluruh penduduk di Indonesia yang mengidap skizofrenia, dan penyakit kejiwaan ini dapat disembuhkan seperti penyakit lain pada umumnya.

Pada saat itu, Gucci dalam keadaan psikosis yang parah. Ia mulai melihat hal-hal yang tidak ada dan berusaha melarikan diri. “Ia melawan, kami menempatkannya di tengah mobil agar tidak bisa keluar. Itu benar-benar saat yang sangat menakutkan,” ungkapnya.

Setelah insiden itu, Keyshia mulai menerapkan sistem deteksi dini untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal sebelum serangan itu terjadi. “Saya menghapus semua aplikasinya, seperti Instagram, Twitter, semuanya. Jika saya melihat dia mulai diam, tidak makan, tidak tidur berarti itu adalah sinyalnya,” tambahnya.

Gucci mengungkapkan bahwa pengalaman mendengarkan suara dan melihat hal-hal yang tidak ada membuatnya benar-benar menyadari perlunya mendapatkan dukungan profesional. Setelah menjalani perawatan dan terapi, ia mulai memahami faktor-faktor yang dapat memperburuk keadaannya seperti stres, alkohol, dan penggunaan obat terlarang.

“Saya menyadari bahwa untuk mencapai kesembuhan, saya harus berusaha sendiri. Tidak ada orang lain yang dapat melakukannya untukku,” ungkapnya.

Ia juga menambahkan bahwa dorongan untuk sembuh berasal dari istrinya yang saat itu sedang mengandung anak pertama mereka. “Saya tidak ingin membesarkan keluarga dengan kesehatan mental yang buruk,” tambahnya.

Setelah bertahun-tahun berusaha, Gucci Mane sekarang berada di keadaan yang stabil. Ia dengan giat membagikan pandangannya kepada publik mengenai pentingnya kesadaran akan kesehatan mental. “Kamu harus berkomitmen untuk sembuh sendiri. Orang lain mungkin menginginkannya untukmu, tapi kamu harus menginginkannya lebih dalam daripada mereka,” ungkapnya.

Gucci juga berharap kisah hidupnya dapat memberikan inspirasi bagi orang lain yang menghadapi masalah sarupa. “Saya hanya tidak ingin orang lain menunggu sampai saatnya terlambat seperti saya,” tambahnya.

Saat ini, Gucci menjalani hidup dengan teratur seperti mengikuti sesi terapi, mempertahankan pola hidup sehat, dan menjauhi pemicu lama. Dengan dukungan penuh dari istri dan kedua buah hati mereka, Gucci Mane kini menjadi contoh bahwa di tengah ketenaran, terdapat perjuangan kemanusiaan yang nyata.