Peringatan Hari Komedi Perdana, Linda Gumelar hingga Habib Jafar Raih Penghargaan

2 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - Puncak peringatan Hari Komedi perdana akhirnya digelar di Jakarta pada 27 September 2025. Mengusung tema Komedi Pemersatu Bangsa, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon menyampaikan bahwa penetapannya menandai tonggak penting dalam sejarah seni pertunjukan dan kebudayaan di Indonesia.

"Semoga penetapan Hari Komedi ini menjadi penyemangat bagi kita semua untuk terus memajukan komedi sebagai bagian dari pembangunan peradaban bangsa," ujar Menbud dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu (28/9/2025).

Sebagai bagian dari perayaan, Persatuan Seniman Komedi Indonesia (PASKI) memberikan penghargaan kepada Linda Gumelar dan Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru sebagai tokoh peduli komedi. PASKI juga memberikan ‘Penghargaan Komedikator’ kepada pendakwah Habib Jafar Husein atas keahliannya dalam penyampaian pesan, ide, dan gagasan menggunakan komedi agar lebih mudah diterima oleh para penonton.

Ketua Umum PASKI, Jarwo Kwat, mengapresiasi Kementerian Kebudayaan yang menghadirkan perayaan Hari Komedi. "Acara ini diselenggarakan atas kerja sama PaSKI dan StandUpIndo dengan dukungan Kementerian Kebudayaan RI, Ciks Channel, serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih atas dukungannya," kata Jarwo.

Harapan untuk Dunia Komedi Indonesia

Sementara itu, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra berharap bahwa Hari Komedi dapat mengembalikan kejayaan komedi. Ia juga ingin para komedian semakin terlihat dan diapresiasi di seluruh Indonesia lewat perayaan tersebut

"Kami berharap dengan penetapan ini, dunia komedi semakin berkembang, semakin dikenal, dan para pelawak semakin banyak tampil di berbagai kesempatan," imbuhnya.

Sederet nama komedian dan komika papan atas turut meramaikan acara, mulai dari Abdel Achrian dan Ummi Quary; Ketua Umum PASKI, Jarwo Kuat; Pembina PASKI, Agum Gumelar dan Tarzan; Komedian senior, Aziz “Doa Ibu”; Daus Mini; Ohim; beserta keluarga dari maestro lawak Indonesia, Bing Selamat.

Terdapat juga penampilan dari juara Stand Up Comedy Indonesia 2014, David Nurbianto serta pertunjukan Komedi Total dari PASKI dan StandUpIndo, seperti Parto Patrio, Komeng, Denny Chandra, Derry 4 Sekawan, Asri Welas, Arif Didu, Opie Kumis, Tati Cuek, Mimin Eva, Kang Maman, serta TeamLo, grup band asal Solo yang menggabungkan musik dan lawak.

Inspirasi Hari Komedi

Sebelumnya, Menbud Fadli Zon mengumumkan 27 September sebagai Hari Komedi Nasional. Penetapan itu diumumkan Fadli Zon saat menghadiri Anugerah Komedi Indonesia (ANUKOM) ke-5.

"Penetapan ini bertepatan dengan hari lahir seorang tokoh komedi Indonesia yang luar biasa, multi talenta, seorang maestro Bing Slamet, yaitu pada tanggal 27 September," ujar Fadli Zon melalui keterangannya di Jakarta, Kamis, 11 September 2025.

Penetapan Hari Komedi Nasional, menurut Fadli, merupakan aspirasi yang telah lama diperjuangkan para seniman komedi, khususnya PaSKI, serta berbagai organisasi seni lainnya. Aspirasi ini pada akhirnya diwujudkan melalui keputusan resmi Kementerian Kebudayaan.

"Inisiatif ini merupakan aspirasi sejak lama dari para seniman komedi, yang secara aklamasi mengusulkan agar 27 September ditetapkan sebagai Hari Komedi Indonesia. Kita berharap momentum ini menjadi penanda sekaligus apresiasi terhadap sosok Bing Slamet," katanya.

Mengapa Bing Slamet?

Fadli Zon menjelaskan bahwa sosok Bing Slamet yang dikenal bukan hanya sebagai komedian tetapi juga penyanyi, musisi, dan aktor film dengan berbagai karya hebat, telah menjadi simbol inspirasi bagi generasi seniman komedi Indonesia.

"Dulu dikenal lewat grup Kuartet Jaya. Dirinya juga seorang penyanyi dan musisi di Eka Sapta. Namanya pun turut harum di dunia perfilman dengan belasan hingga puluhan film yang dibintangi," kata dia. "Bing Slamet terus memberi inspirasi bagi generasi seniman komedi Indonesia," imbuhnya.

Bing Slamet, atau Ahmad Syech Albar, lahir di Cilegon, Banten pada 27 September 1927. Ia berkarya dari era 1950-an hingga 1970-an. Kehadirannya telah membentuk lanskap seni pertunjukan nasional.

Dedikasinya terhadap seni begitu mendalam. Meskipun orangtuanya sempat berharap ia menempuh jalur profesional lain seperti dokter atau insinyur, Bing Slamet memilih mengabdikan diri sepenuhnya pada dunia hiburan, mengukir jejak tak terhapuskan melalui berbagai medium. Ia meninggal dunia pada 17 Desember 1974 di Jakarta karena penyakit liver.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |