Liputan6.com, Jakarta Penyanyi Olivia Rodrigo baru-baru ini menyampaikan rasa pilunya atas situasi yang terjadi di Palestina. Ungkapan ini ia sampaikan melalui unggahan di Instagram Story miliknya pada Minggu (13/7/2025). Dalam unggahan pertama, ia menulis kalimat panjang untuk mencurahkan perasaannya, yang sebenarnya sulit diungkap dengan kata-kata.
"Tak ada kata yang dapat menggambarkan kesedihan yang kurasakan, saat menyaksikan kehancuran yang menimpa orang-orang tak berdosa di Palestina," tulisnya.
"Para ibu, ayah, dan anak-anak di Gaza kelaparan, dehidrasi, dan tidak mendapatkan akses sarana medis dasar dan bantuan kemanusiaan," kata sang pelantun "Happier."
Olivia Rodrigo menegaskan bahwa peristiwa yang dihadapi warga Palestina tak bisa dibiarkan. "Tidak ada anak di Israel, Palestina, atau di mana pun di dunia ini yang pantas menderita, seperti yang kita lihat dialami anak-anak ini," kata dia.
Olivia Rodrigo Sampaikan Ajakan Donasi untuk Palestina
Olivia Rodrigo juga mengingatkan agar warga dunia tak lupa, atau pasrah saja menerima nasib warga Palestina. "Menyerah mengenai mereka berarti menyerah pada kemanusiaan kita bersama," tulis Rodrigo dalam unggahannya.
Karena itu, ia mengajak warganet untuk berdonasi ke Palestina, lewat Unicef. Wanita 22 tahun itu tak cuma mengajak orang berdonasi, tapi juga melakukannya sendiri.
"Aku telah berdonasi kepada @unicef untuk membantu para korban situasi mengerikan ini dan mendorong kalian untuk melakukan hal serupa jika kalian mampu," kata dia.
Pada unggahan lain, Olivia juga membagikan video Rafaah di jalur Gaza, yang dibombardir serangan Israel.
Israel Sudah Berencana Bangun Permukiman Baru
Perkembangan terkini, diwartakan kanal Global Liputan6.com, Israel berencana membangun sedikitnya 2.339 unit permukiman baru di berbagai wilayah Tepi Barat yang diduduki. Informasi ini disampaikan oleh Al Jazeera dengan mengutip pernyataan Kantor Nasional untuk Pertahanan Tanah dan Perlawanan Permukiman yang berada di bawah Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Rincian rencana tersebut menunjukkan pembangunan terbesar akan berlangsung di Qalqilya, dengan sekitar 1.352 unit permukiman baru. Sementara itu, 430 unit direncanakan berdiri di timur laut Ramallah dan barat laut Yerusalem Timur, wilayah yang juga berstatus diduduki.
Kota Betlehem akan menjadi lokasi bagi 407 unit permukiman baru, sedangkan di barat Ramallah akan dibangun sekitar 150 unit, dikutip dari laman Middle East Eye, Minggu (13/7/2025).
Dikhawatirkan Mempersempit Ruang Hidup Warga Palestina
Tidak hanya itu, rencana ini juga mencakup pembangunan sebuah kawasan yang disebut “Taman Nasional Samaria” di Sebastia, sebuah kota Palestina yang terletak di utara Nablus.
Proyek ini dikhawatirkan akan semakin mempersempit ruang hidup warga Palestina serta memperkuat kehadiran permukiman Israel di kawasan tersebut.
Pengumuman ini datang tidak lama setelah Mahkamah Internasional (ICJ) pada Juli 2024 memutuskan bahwa seluruh permukiman Israel di Tepi Barat dinyatakan ilegal menurut hukum internasional. Putusan ICJ menegaskan kembali status wilayah pendudukan dan menyerukan agar aktivitas pembangunan permukiman dihentikan.