Jadi intinya...
- Warung Ayah Ojak berkonsep Betawi kental, menyajikan menu rumahan khas Betawi.
- Ayu Ting Ting mendukung usaha ayahnya agar tetap aktif dan bermanfaat.
- Desain warung memadukan nuansa Betawi tradisional dengan sentuhan modern menarik.
Liputan6.com, Jakarta Warung makan milik ayah Ojak, ayah dari penyanyi dangdut Ayu Ting Ting, kini jadi sorotan karena nuansa Betawi yang begitu kental. Konsepnya sederhana tapi penuh makna, karena ayah Ojak memang berdarah Betawi dan ingin melestarikan cita rasa kampung halamannya. Menu yang dihadirkan pun tidak jauh-jauh dari makanan rumahan khas Betawi seperti pecak, oncom, sayur asem, hingga mendoan.
Keberadaan warung ini juga tidak lepas dari peran Ayu Ting Ting yang mendukung penuh usaha sang ayah. Ia membantu agar ayah Ojak bisa tetap aktif, tidak bosan di rumah, sekaligus punya aktivitas bermanfaat.
Bahkan, di lantai dua warung juga disediakan kamar untuk beristirahat ayah Ojak dan istrinya jika merasa lelah. Konsep ini membuat warung bukan hanya tempat makan, tapi juga rumah kedua yang nyaman.
Tampak Depan Warung
Dari depan, warung Ayah Ayu Ting Ting langsung mencuri perhatian dengan pintu kayu bercat hijau dan kuning terang. Warna cerah ini memberi kesan khas rumah Betawi tempo dulu yang meriah dan ramah.
Jendela model krepyak atau jalusi menambah kesan klasik yang jarang ditemui di warung modern. Sentuhan modern justru muncul dari lampu gantung geometris yang menyeimbangkan suasana tradisional. Keseluruhannya membuat tampilan depan terasa welcoming dan penuh energi positif.
Nuansa Betawi benar-benar dipertahankan dari tampilan fasadnya. Warna kontras hijau dan kuning mengingatkan pada rumah-rumah lama Betawi yang penuh keceriaan.
Jendela krepyak memberi sirkulasi udara alami sekaligus estetika tradisional. Lampu gantung modern tidak merusak kesan lawas, malah memberi aksen kontemporer yang segar. Inilah kombinasi tradisional dan modern yang membuat warung tampak hidup.
Area Lesehan
Begitu masuk, area lesehan langsung mencuri perhatian dengan tembok hijau toska yang cerah. Ornamen kuning di dinding memberi kontras menarik, sehingga ruangan terasa penuh warna.
Ada sekat pagar kayu motif segitiga yang sederhana namun menambah aksen klasik. Pengunjung bisa duduk di kursi lantai berupa bantal sandaran warna-warni yang menghadirkan suasana santai. Tirai merah putih serta tanaman hias melengkapi kesan meriah dan agak pop.
Area lesehan ini seakan didesain untuk membuat suasana lebih akrab. Pilihan cat toska dengan kombinasi kuning memberi semangat dan kehangatan khas rumah makan tradisional.
Bantal sandaran merah, biru, hingga cokelat membuat tempat ini nyaman bagi keluarga maupun anak muda. Tirai merah putih menegaskan nuansa nasionalis yang berbaur dengan identitas Betawi. Tanaman hias sederhana menambahkan nuansa segar yang alami.
Ruang Makan Utama
Ruang makan utama terasa hangat dengan dominasi material kayu. Lantai, meja, hingga kursi semuanya berbahan kayu cokelat, memberi kesan alami. Warna dinding krem lembut menambah atmosfer yang nyaman untuk bersantap.
Lampion merah putih bergaya oriental digantung, memperkaya dekorasi ruangan. Jendela besar tetap mempertahankan nuansa rumah Betawi klasik.
Setiap detail ruangan seolah mengajak pengunjung bernostalgia. Perpaduan kayu cokelat dan krem lembut menimbulkan kesan hangat yang menenangkan. Lampion merah putih menjadi titik visual unik yang berbeda dari ruangan lesehan.
Ventilasi besar memberi cahaya alami sekaligus sirkulasi udara yang baik. Ruang ini sangat pas untuk rombongan besar yang ingin makan dengan tenang.
Detail Interior Warung
Jika diperhatikan lebih dekat, lampion berpadu dengan lampu gantung bermotif ukiran sederhana. Dinding krem polos dihiasi poster kecil yang mempermanis tanpa berlebihan. Meja kayu panjang dipadukan dengan kursi plastik hitam yang praktis dan fungsional.
Ada kipas tempel di dinding yang menunjukkan kesederhanaan tanpa fasilitas AC. Semua detail ini menegaskan bahwa warung tetap mengutamakan kenyamanan tanpa meninggalkan akar tradisional.
Kesederhanaan inilah yang justru membuat warung Ayah Ojak terasa otentik. Tidak ada elemen mewah, namun setiap detail fungsional dan sesuai kebutuhan. Poster kecil memberi sedikit aksen agar dinding tidak monoton.
Kursi plastik hitam menunjukkan bahwa warung tetap merakyat dan mudah diakses semua kalangan. Kipas dinding membuat suasana tetap sejuk meski tanpa pendingin modern.
View dari Lantai Atas
Dari lantai atas, suasana ruang tengah tampak lebih luas berkat plafon tinggi atau void. Pencahayaan alami masuk dari jendela besar di bagian atas, membuat ruangan terang sepanjang hari.
Tata meja sederhana terdiri dari meja panjang untuk rombongan dan meja kecil untuk keluarga. Di sisi kanan dekat pintu masuk, ada kasir dengan desain simpel dan fungsional. Semua unsur terlihat harmonis tanpa kehilangan identitas warung.
Lantai atas ini juga menjadi spot favorit karena sirkulasi udara terasa lebih lega. Void dan pencahayaan alami menciptakan kesan lapang, tidak sumpek.
Tata meja yang fleksibel cocok untuk berbagai keperluan, dari makan keluarga hingga acara kecil. Kasir ditempatkan strategis sehingga mudah dijangkau pengunjung. Kehadiran lantai atas juga memperlihatkan pemanfaatan ruang yang maksimal.
Area Dapur Terbuka
Dapur terbuka didominasi warna hijau toska khas warung tradisional. Peralatan sederhana seperti rice cooker, microwave, hingga kulkas kaca tersedia untuk menunjang operasional.
Konter kayu yang simpel berfungsi sebagai tempat menata piring dan mangkok. Suasana dapur terasa seperti rumah, hangat dan tidak kaku. Semua terlihat rapi meski tetap sederhana.
Dapur ini menjadi bukti bahwa kepraktisan lebih diutamakan. Warna hijau toska memberi kesan ceria sekaligus menyatu dengan tema keseluruhan warung. Konter kayu kecil penuh dengan peralatan dasar, tapi tertata rapi.
Kehangatan dapur rumahan membuat pengunjung merasa dekat dengan tuan rumah. Tidak ada kesan mewah, tapi justru inilah daya tariknya.
Area Makan dengan Mural Betawi
Di salah satu sudut ruangan, dinding dipenuhi mural besar bergambar ikon Betawi. Ada ondel-ondel, becak, hingga suasana Jakarta lama yang tergambar penuh warna. Kehadiran mural ini langsung menegaskan identitas Betawi pada warung.
Meja kayu sederhana dengan perlengkapan makan standar melengkapi suasana. Semua terasa lebih hidup dan instagramable dibanding ruangan krem polos.
Mural ini juga menjadi spot favorit pengunjung untuk berfoto. Ikon-ikon Betawi yang dituangkan dalam seni mural menghadirkan kebanggaan budaya lokal.
Meja sederhana tidak mengurangi daya tarik, malah membuat mural semakin menonjol. Dengan tambahan properti makan seperti botol saus dan tisu, suasana tetap natural. Warung terasa lebih berkarakter berkat elemen seni ini.
Area Dapur dari Sudut Berbeda
Dari sudut lain, dapur terbuka memperlihatkan proses plating makanan yang menarik. Warna hijau toska tetap mendominasi, konsisten dengan tema sebelumnya. Konter kayu dipenuhi piring hijau yang menambah kesan sederhana namun serasi.
Aksen tanaman sintetis di tirai memberi kesan segar yang natural. Dapur ini jadi bukti perpaduan antara fungsionalitas dan estetika sederhana.
Tampilan dapur dari sudut berbeda memperlihatkan detail yang sering luput. Hijau toska tetap menjadi benang merah visual yang menyatukan keseluruhan desain.
Piring hijau yang digunakan membuat plating terlihat harmonis. Tanaman sintetis menambah elemen dekoratif agar ruangan tidak kaku. Inilah wujud warung yang sederhana tapi penuh perhatian pada detail kecil.
Pertanyaan seputar Topik
Warung makan Ayah Ayu Ting Ting ada di mana?
Berlokasi di Depok, Jawa Barat, dekat rumah keluarga Ayu Ting Ting.
Apa menu andalan di warung Ayah Ojak?
Menu khas Betawi seperti pecak, oncom, sayur asem, dan mendoan.
Apa alasan Ayah Ojak membuka warung?
Agar tetap sibuk dan tidak bosan di rumah.
Apakah warung ini punya fasilitas khusus?
Ya, ada kamar istirahat di lantai dua untuk Ayah Ojak dan istrinya.
Bagaimana nuansa interior warung Ayah Ojak
Kental dengan tema Betawi, berpadu elemen sederhana dan modern.