Ahmad Dhani Jelaskan Duduk Perkara Polisikan Lita Gading: Semua Berawal dari Gosip dan Fitnah

Liputan6.com, Jakarta Perseteruan Ahmad Dhani dan psikolog Lita Gading bemuara ke Polda Metro Jaya Jakarta, pekan ini. Kamis (10/7/2025), suami Mulan Jameela menjelaskan duduk perkara melaporkan Lita Gading ke polisi.

Laporan Ahmad Dhani tercatat dengan nomor STTLP/B/ 4759/ VIl/2025/SPKT/ Polda Metro Jaya. Lita Gading diduga mengunggah konten menampilkan SA, anak Ahmad Dhani dari pernikahan dengan Mulan Jameela.

Kini, Lita Gading diduga melanggar Undang-Undang Perlindungan Anak serta Undang-undang Informasi dan Transaksi Eletronik (UU ITE). Ahmad Dhani menjelaskan, semua ini berawal dari gosip dan fitnah.

“Semua ini kan berawal dari gosip dan fitnah. Awalnya. Jadi kalau ditelusuri, kalau ditanya, sumbernya calon tersangkanya ini, kalau ditanya sumber beritanya dari mana dia? Jadi dia enggak bisa membuktikan tentang keabsahan berita itu,” katanya.

“Jadi si LG hanya mengambil sumber dari berita gosip dan fitnah,” Ahmad Dhani menduga. Sementara itu, Lita Gading telah menyampaikan pernyataan sikap merespons laporan polisi yang dibuat Ahmad Dhani.

Lita Gading menjelaskan, konten yang diduga menampilkan foto SA tidak bertujuan untuk merundung anak. Sebaliknya, melindungi SA sekaligus mengedukasi masyarakat terkait bahaya perundungan siber.

Meski demikian, penjelasan ini tampaknya tak bisa diterima pihak Ahmad Dhani. Kuasa hukum Ahmad Dhani, Aldwin Rahadian mewanti-wanti bahaya stigmatisasi terhadap anak yang dikaitkan dengan perilaku orang tua kandungnya.

“Jadi sudah jelas di video, dengan menampilkan foto dan nama anak, juga stigmatisasi terhadap perilaku orang tuanya, dikaitkan. Itu justru menjadi kontraproduktif terhadap klarifikasi edukasi. Berbalik jauh. Bukan edukasi,” urainya.

Patut disayangkan mengingat yang mengunggah konten SA punya latar pendidikan tinggi. Aldwin Rahadian mengingatkan publik bahwa perundungan siber menambah beban psikologi korban. Apalagi, korbannya anak di bawah umur.

“Tapi menurut saya, itu adalah pansos. Inilah yang kita wanti-wanti jangan sampai orang-orang atau oknum pansos dengan mengeksploitasi anak figur publik. Anak jadi korban. Dia terbebani psikologisnya, kasihan. Enggak boleh,” Aldwin Rahadian mengakhiri.