Liputan6.com, Jakarta Masih ingat Ipar Adalah Maut? Ya, film karya sineas Hanung Bramantyo itu mendulang 4,7 jutaan penonton tahun lalu dan sukses bikin mak-mak se-Indonesia gemas. Kini, Ipar Adalah Maut akan kembali dalam format serial alias series.
Kabar ini dikonfirmasi produser MD Pictures, Manoj Punjabi kepada awak media. Dalam serial Ipar Adalah Maut, Deva Mahenra masih memerankan Aris. Hanung Bramantyo pun masih duduk di kursi sutradara.
Namun, ada perubahan besar pada formasi pemain perempuan. Tatjana Saphira menjadi Anisa menggantikan Michelle Zudith. Karakter Rani yang dulu dibawakan Davina Karamoy kini dipercayakan kepada Nicole Parham.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini menghimpun 6 fakta serial Ipar Adalah Maut. Ini kali pertama MD Pictures menggarap intelectual property (IP) besar menjadi serial untuk tayang di platform streaming Netflix sekaligus MDTV.
Vino G. Bastian telah mencatatkan sejumlah pencapaian gemilang sepanjang kariernya di industri perfilman Indonesia. Keberhasilannya dalam membawakan beragam karakter ikonis dan membintangi berbagai film tidak lepas dari dukungan serta kolaborasi erat...
1. Naikkan Level Produksi Serial
Dalam konferensi pers yang digelar di MD Place, Jakarta Selatan, Rabu (1/10/2025), Manoj Punjabi menjanjikan apa yang belum tersaji di film akan dieksplorasi lewat serial Ipar Adalah Maut. Ceritanya lebih utuh dan mendekati versi di TikTok-nya.
“Draftnya lengkap di sini, ceritanya sampai 20 jam pun ada dan enggak mungkin di layar lebar diberikan. Ini adalah warna baru dari MD Pictures. Kami juga pertama kali IP besar diserialkan. Ini jadi tantangan, bagaimana menaikkan level produksi serial,” katanya.
2. Vibes-nya Sama dengan Layar Lebar
Hanung Bramantyo menyutradarai serial Ipar Adalah Maut bersama Sanjeev Ram Kishan yang dikenal lewat sinetron Tajwid Cinta, Hidayah Cinta, dan Tertawan Hati. Tantangan terbesar Hanung Bramantyo adalah mengatur “napas konflik” di tiap episode.
“Vibes yang masih sama dengan layar lebar. Penonton nanti yang merasakan. Tantangannya, layar lebar 2 jam, ini 20 jam menjaga ritme itu saya enggak bisa sendirian. Pak Manoj dan tim lebih jago soal itu. Jadi pintar-pintar kami mengatur napas,” ujar Hanung Bramantyo.
3. Rani Jahat? Tidak Juga.
Sorotan ditujukan kepada Nicole Parham sebagai Rani. Seperti diketahui, Rani dan Aris adalah musuh besar ibu-ibu se-Indonesia saat Ipar Adalah Maut mencetak box office di bioskop. Nicole Parham menyebut, tokoh Rani sangat kompleks dan tak sejahat itu.
“Dibilang jahat juga enggak, tapi terbawa situasi jadinya jahat. Tapi jahatnya yang enggak biasa. Di situ kompleksnya,” ulasnya. “Aku yang syuting juga bingung sendiri, kadang suka mengucap astagfirullahalazim untuk diri sendiri,” Nicole Parham menyambung.
4. Firasat Deva Untuk Aris
Dalam sesi konferensi pers, Deva Mahenra mengaku ini momen paling deg-degan. Saking deg-degan, ia sampai takut salah omong. Setelah berterima kasih pada Manoj Punjabi dan Hanung Bramantyo, Deva Mahenra mengenang sebuah firasat.
“Jadi waktu pertama kali ditawari, saya ada semacam firasat kayak, ‘Apakah Ipar lagi?’ gitu. Terus diyakinkan sama Pak Manoj ini bukan ipar tapi ipaaaaaaaaaaaar. Karena lebih panjang (ceritanya),” Deva Mahenra memaparkan.
5. Siap Jadi Musuh Ibu-Ibu Lagi
Setelah tahu ada perubahan pemeran untuk Anisa dan Rani, Deva Mahenra mengusulkan Aris juga ganti pemain. Namun, Manoj Punjabi punya pertimbangan lain mengapa Aris harus Deva Mahenra lagi. Selain faktor kecocokan jadwal, ini soal konsistensi.
“Ternyata konsistensi emosi (penonton) terhadap Aris itu butuh dijaga. Biarin aja terus begitu katanya. Jadi saya hadir kembali membuktikan bahwa saya siap untuk menjadi musuh ibu-ibu lagi,” bintang film Kisah Tanah Jawa membeberkan.
6. Bukan Sekadar Kisah Selingkuh
Tatjana Saphira menilai karakter Nisa sangat menarik untuk dieksplorasi. Pada dasarnya, Nisa perempuan kuat, tangguh, dan penuh cinta untuk suami, anak, hingga keluarga besar. Namun, ujian berat justru datang dari keluarga sendiri.
Berkaca pada kisah ini, Tatjana Saphira menyimpulkan, “Menurut aku, Ipar Adalah Maut lebih dari drama tentang perselingkuhan, ceritanya punya banyak nilai soal kemanusiaan, ikatan keluarga, komitmen, dan tentang kepercayaan.”