Potret Lamaran Nadin Amizah dengan Konsep Unik, Bernuansa Klasik 80-an

18 hours ago 4

Jadi intinya...

  • Kebaya lamaran Nadin Amizah curi perhatian dengan nuansa klasik 80-an.
  • Nadin sering tampil dengan gaya vintage, feminin, dan sentuhan magis.
  • Inspirasi kebaya modern bisa didapatkan dari gaya Prisia Nasution.

Liputan6.com, Jakarta Nadin Amizah baru-baru ini membagikan momen bahagianya melalui unggahan di akun Instagramnya. Nadin tampak menampilkan wajah bahagia, usai melangsungkan prosesi lamaran yang penuh kehangatan, bersama sang kekasih yakni Faishal Tanjung. Salah satu yang mencuri perhatian warganet adalah konsep unik yang diangkat, yakni nuansa klasik yang kental seperti di tahun 1980-an di balutan busana keduanya.

Kesan lawas yang ditampilkan bukan sekadar gaya, tetapi hadir melalui pilihan busana, warna, dan latar dekorasi yang berpadu serasi. Dibalut dengan sentuhan floral dan estetika lembut, konsep lamaran ini seolah mengajak siapa saja yang melihatnya untuk larut dalam nostalgia. Mulai dari tampilan mereka berdua, tata rias, hingga dekorasi tempat, semuanya terancang apik dengan narasi visual yang utuh dan harmonis.

Nadin dan Faishal tampak sangat bahagia di momen ini, dan sekaligus menjadi pembuktian mimpi keduanya ke jenjang selanjutnya semakin dekat. Dalam kesempatan ini, Liputan6 mencoba mengangkat potret lamaran keduanya yang penuh kesan dan visual estetik. Simak selengkapnya, dirangkum Sabtu (28/6).

Pakai Kebaya Kutu Baru yang Klasik dan Elegan

Dalam sejumlah foto yang diunggah, Nadin terlihat anggun dengan mengenakan kebaya kutu baru berwarna keperakan lembut dengan detail bordir halus dan payet. Menariknya, visual outfit kebaya yang dipakai tidak menampilkan kesan mencolok, dan amat cocok dengan siluet Nadin yang proporsional. Model kebaya ini mencerminkan gaya klasik yang banyak dikenakan perempuan Indonesia pada era 70-an hingga 80-an untuk penampilan bersahaja mereka.

Warna keperakan yang dikenakan juga bukan pilihan sembarangan. Warna ini mampu memantulkan cahaya alami secara lembut, memberi kesan lembut pada riasan dan rambut merah tembaga khas Nadin. Perpaduan warna kulit dan kebaya yang senada menghadirkan tampilan yang tidak hanya estetik, tapi juga otentik.

Yang membuat kebaya ini semakin spesial adalah keberaniannya membawa elemen tradisional ke dalam suasana modern. Kebaya kutu baru sering dianggap kuno, namun Nadin berhasil membuktikan bahwa potongan ini justru abadi dan tak lekang oleh waktu ketika dikemas dengan pilihan warna dan bahan yang tepat.

Tampilkan Kesan 80-an Lewat Bawahan Batik Lilit Pastel yang Menambah Keanggunan

Sebagai pelengkap atasannya, Nadin mengenakan kain lilit batik bernuansa pastel dengan corak bunga yang lembut. Batik ini tampak selaras dengan tone kebaya, memberikan kesinambungan visual yang elegan dan feminin. Motif yang dipilih seolah membawa kita ke masa lalu, saat busana perempuan Indonesia kaya akan ornamen tetapi tetap terkesan ringan.

Penggunaan batik lilit sebagai bawahannya memberikan keleluasaan gerak, namun tetap menjaga struktur formal acara lamaran. Motif pastel floral yang dominan memberi impresi lembut, seolah menambah dimensi romantis di tiap langkahnya. Bahan kain yang jatuh juga mempertegas kesan anggun dan berkelas.

Selain menunjang estetika, kain batik ini juga menjadi representasi nilai budaya. Keputusan memakai batik lilit dengan motif klasik membuktikan bahwa gaya 80-an bisa tetap hidup dalam konteks modern, apalagi saat dipadukan dengan kebaya kutu baru yang senada.

Kental Nuansa Vintage dengan Outfit Lamaran dari Pasangannya Faishal Tanjung

Penampilan Faishal Tanjung juga tak kalah menarik perhatian. Ia mengenakan kemeja putih longgar dengan lengan puff dan kerah rendah, yang langsung mengingatkan pada gaya pria era 80-an. Kemeja tersebut dipadukan dengan celana panjang hitam formal dan dasi floral lembut, memperkuat estetika retro yang diusung pasangan ini.

Pilihan busana Faishal bukan hanya menyesuaikan dengan gaya Nadin, tapi juga memperlihatkan statement fashion yang unik. Ia tampil rapi namun tidak kaku, memberi sentuhan klasik dalam balutan yang tetap santai dan ekspresif. Paduan ini menciptakan harmoni yang menyenangkan dilihat dan menghidupkan nuansa romantis khas zaman dulu.

Kehadiran Faishal dalam balutan outfit tersebut seolah menjadi penyeimbang visual dari tampilan feminin Nadin. Mereka berdua tampil seperti pasangan dari masa lalu yang dipindahkan ke masa kini, memberikan kesan timeless yang menguatkan cerita visual dalam sesi foto lamaran mereka.

Outfit Keduanya Cocok dengan Latar Tempat Foto Lamaran

Latar tempat lamaran didesain sedemikian rupa untuk memperkuat kesan era 80-an. Terlihat dari elemen kayu dan kaca dari rumah vintage tempat acara berlangsung. Cahaya alami yang masuk dari jendela besar juga menambah suasana hangat dan intim. Gaya bangunan yang menjadi background biasanya identik dengan gaya hunian khas peninggalan kolonial.

Busana Nadin dan Faishal tampak sangat menyatu dengan latar yang dipilih. Alih-alih menggunakan backdrop modern, mereka justru memilih elemen-elemen klasik seperti lampu gantung kristal dan pot-pot bunga yang memberi kesan nostalgia. Seluruh elemen visual mendukung narasi bahwa ini bukan sekadar acara lamaran, tapi juga perayaan budaya dan estetika.

Pilihan lokasi dengan nuansa rumah tempo dulu ini menjadi wadah sempurna untuk mengekspresikan konsep yang mereka usung. Outfit yang dikenakan keduanya seakan menjadi bagian dari dekorasi, bukan sesuatu yang terpisah, menciptakan satu kesatuan cerita visual yang kuat dan mengesankan.

Outfit Nadin dan Faishal Seolah Mewakili Kebahagiaan Menuju Jenjang Berikutnya

Lebih dari sekadar estetika, busana yang dikenakan Nadin dan Faishal mencerminkan perasaan bahagia mereka dalam menghadapi masa depan bersama. Senyuman yang tulus dan ekspresi wajah penuh cinta menegaskan bahwa semua elemen ini tak hanya dibuat demi konten, melainkan sebagai cerminan perasaan yang tulus.

Outfit mereka menjadi simbol harmoni, di mana tradisi dan modernitas bertemu dalam suasana hangat. Nadin dengan riasan dan kebaya yang memancarkan aura romantis, dan Faishal dengan tampilan klasik yang bersahaja, menunjukkan kedewasaan dan kesiapan untuk memasuki babak baru kehidupan.

Keseluruhan konsep lamaran ini, termasuk busana dan tempat, menjadi satu narasi visual yang kuat tentang cinta yang penuh penghargaan terhadap akar budaya. Mereka tidak hanya tampil sebagai pasangan, tetapi juga sebagai representasi dari perjalanan panjang menuju kehidupan bersama yang lebih bermakna. Nadin pun menuliskan harapannya sebagai caption di unggahan tersebut.

"Langkah pertama dari milyaran langkah lain kedepannya." tulis Nadin, seperti dikutip Liputan6.

Pertanyaan dan Jawaban Seputar Topik

1. Siapa yang merancang kebaya lamaran Nadin Amizah?

Kebaya lamaran Nadin Amizah dirancang oleh seorang fashion designer Wiranti Kurnia.

2. Apa tema utama dari busana lamaran Nadin dan Faishal?

Tema utama busana mereka adalah nuansa klasik 80-an dengan sentuhan vintage, terlihat dari pilihan kebaya kutu baru dan kemeja lengan puff.

3. Di mana lokasi lamaran Nadin Amizah dan Faishal dilakukan?

Lamaran dilakukan di rumah bergaya vintage dengan dominasi jendela besar, tanaman pot, dan dekorasi bordir klasik.

4. Apa kesan yang ingin ditampilkan melalui lamaran ini?

Kesan yang ditampilkan adalah romantisme, kehangatan, dan penghormatan terhadap nilai tradisi, dikemas dalam gaya yang estetik dan otentik.

5. Mengapa busana mereka dianggap unik?

Karena berhasil menggabungkan elemen klasik Indonesia dengan nuansa era 80-an yang jarang diangkat dalam acara lamaran saat ini.

Foto Pilihan

Tim The Musicians menyapa penonton saat Vindes Bahkan Voli 2 di Mahaka Square, Jakarta, Sabtu (31/5/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |