Pakar Kripto Soroti WorldCoin: Menjanjikan tapi Rawan Masalah Privasi

8 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - WorldCoin tengah menjadi sorotan usai Kementrian Komdigi (Komunikasi dan Digital) membekukan sementara operasionalnya di Indonesia. 

Langkah ini diambil setelah adanya laporan masyarakat terkait aktivitas mencurigakan yang melibatkan platform WorldCoin.

Sebagai informasi, WorldCoin menggunakan perangkat berbentuk bola bernama Orb untuk memindai iris mata pengguna. 

Hasil pemindaian ini dikonversi menjadi kode unik terenkripsi yang kemudian digunakan untuk menciptakan identitas digital global bernama WorldID.

Menurut Co-Founder CryptoWatch Christopher Tahir, hal yang ditawarkan WorldCoin memang terlihat menjanjikan, tapi metode yang dipakai memang perlu menjadi perhatian. 

“WorldCoin terlihat menjanjikan dalam konteks menyediakan satu identitas untuk sedunia. Namun, teknologi pemindaian iris ini tentu menimbulkan kekhawatiran.” ujar Christopher pada saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Senin (5/5/2025). 

Christopher juga menyoroti isu keamanan data pengguna yang bisa saja terbocorkan.

"Data bisa saja terbocorkan. Yang menjadi pertanyaan adalah seberapa aman data kita disimpan? Apakah keanoniman data dapat terjaga? Ini yang masih menjadi misteri," lanjutnya.

Terkait model distribusi token, menurut Christopher, sistem yang diterapkan WorldCoin memang terlihat berkelanjutan dari sisi perusahaan. Namun, ia mempertanyakan nilai tukar data pribadi pengguna dengan imbalan token semata.

"Model distribusinya saat ini terlihat sustainable dari sisi mereka. Tapi, untuk yang mendapat tokennya, apakah wajar 'harga beli' data kita hanya dibayar dengan token tersebut?', ujarnya.

Kendati demikian, ia menilai WorldCoin tetap menarik perhatian banyak orang karena imbalan token yang diberikan dianggap memiliki nilai oleh sebagian pengguna.

Pemindaian Iris WorldCoin Tuai Kritik, Pengamat: Jangan Asal Beri Data

Sementara menurut Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi, penggunaan aset kripto juga perlu diwaspadai karena pergerakannya sangat fluktuatif.

"Penggunaan aset kripto memang perlu diwaspadai karena pergerakannya sangat fluktuatif, bisa naik tajam, tapi juga bisa turun drastis," ujar Heru. 

Heru Sutadi juga menambahkan di Indonesia, aset kripto kerap dijadikan modus penipuan baru berkedok digital, yang telah menyebabkan kerugian masyarakat hingga ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

Selain itu, Heru juga menegaskan bahwa data biometrik termasuk data pribadi yang sangat dilindungi oleh Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP).

Heru Sutadi pun mengingatkan agar masyarakat tidak sembarangan membagikan data biometrik ke pihak yang belum jelas keamanannya. Menurutnya, prinsip zero trust penting untuk diterapkan dalam era digital saat ini. 

Apa Itu WorldCoin? Proyek Digital Bos OpenAI yang Kini Dibekukan Izinnya di Indonesia

WorldCoin kini tengah menjadi sorotan publik. Alasannya, Kementerian Komdigi (Komunikasi dan Digital) mengumumkan telah membekukan sementara platform tersebut di Indonesia. 

Pembekuan itu dilakukan karena ada laporan masyarakat mengenai aktivitas mencurigakan yang melibatkan perusahaan tersebut.

Bagi yang masih asing dengan WorldCoin, sosok di baliknya ternyata orang yang cukup familiar saat ini, yaitu bos OpenAI Sam Altman. 

Sam Altman bersama Alex Blania dan Max Novendstern mengumumkan proyek WorldCoin pada 2023. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan sistem identitas digital global dan mata uang kripto universal.Lantas, apa itu Worldcoin?

WorldCoin memakai perangkat berbentuk bola yang disebut Orb untuk memindai iris mata pengguna dan menghasilkan kode unik terenskripsi. Data tersebut kemudian digunakan untuk menciptakan identitas digital unik yakni WorldID.

Dikutip dari Tech Target, Senin (5/5/2025), kode unik itu kemudian disimpan blockchain terdesentralisasi Worldcoin. Worldcoin mengklaim data biometrik dienkripsi dan dianonimkan, sehingga tidak dapat dilacak kembali ke identitas pengguna.

Selain itu, dengan teknologi yang dikembangkan ini, mereka dapat membedakan manusia dari bot atau akun palsu, sehingga layanan ini digadang-gadang bisa menjadi verifikasi identitas global. 

World menyebut identitas ini nantinya dapat mencegah aksi penipuan dan meningkatkan keamanan transaksi online. Namun, keamanan WorldID ini sendiri masih menjadi perdebatan, terutama soal penyimpanan biometriknya. 

Selain itu, WorldCoin disebut hadir membawa pendekatan yang berbeda dari para pendahulunya seperti Bitcoin dan Ethereum. Sebab, mereka menawarkan token tanpa tanpa memerlukan investasi dana di muka.

Jadi, proyek ini mendistribusikan token kepada individu di seluruh dunia, tanpa memandang status ekonomi atau negara asal. Hal ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi langsung dalam sistem keuangan digital masa depan.

Foto Pilihan

Para karyawan menyambut pelanggan yang memasuki toko mereka yang menjual Apple iPhone 16 di Jakarta pada 11 April 2025. (BAY ISMOYO/AFP)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |