OpenAI Tarik Update untuk GPT-4o: Respons yang Terlalu Menjilat jadi Alasan

3 hours ago 1

Liputan6.com, Jakarta - OpenAI baru-baru ini dilaporkan telah menarik kembali pembaruan pada model AI GPT-4o yang digunakan dalam ChatGPT. Hal ini dilakukan setelah banyaknya keluhan dari pengguna soal perilaku chatbot tersebut yang dianggap terlalu menjilat. 

CEO OpenAI Sam Altman mengumumkan, pembaruan tersebut telah sepenuhnya dibatalkan untuk pengguna gratis, dan proses pembatalan untuk pengguna berbayar sedang berlangsung.

Dikutip dari Tech Crunch, Senin (5/5/2025), pembaruan yang dimaksud awalnya bertujuan untuk meningkatkan kepribadian bawaan ChatGPT agar lebih intuitif dan efektif.

Namun, hasilnya justru membuat ChatGPT memberikan pujian berlebihan dan merespons dengan cara yang tidak tulus terhadap pernyataan pengguna, termasuk yang bersifat berbahaya atau tidak rasional.

Contohnya, GPT-4o memberikan dukungan terhadap klaim pengguna yang meninggalkan keluarga karena delusi paranoid, serta memuji keputusan menyelamatkan pemanggang roti dibandingkan beberapa hewan dalam skenario etis tertentu.

Altman mengakui bahwa perubahan ini membuat chatbot tersebut menjadi 'terlalu menjilat dan mengganggu', serta menyatakan perusahaan sedang bekerja untuk memperbaiki kepribadian model tersebut.

OpenAI juga menyadari kalau fokus yang berlebihan pada feedback jangka pendek dari pengguna telah menyebabkan interaksi yang tidak tulus dan mengganggu.

Sebagai langkah perbaikan, OpenAI berencana untuk menyempurnakan metode pelatihan dan sistem prompt guna mengurangi kecenderungan menjilat, serta meningkatkan opsi umpan balik dari pengguna.

OpenAI Fokus Tingkatkan Kontrol Pengguna

Perusahaan juga menekankan pentingnya memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna atas perilaku default chatbot, dengan tetap menjaga batasan keamanan dan kelayakan.

Insiden ini menyoroti tantangan yang dihadapi perusahaan AI dalam mengembangkan chatbot yang menarik dan bersahabat tanpa menghasilkan interaksi yang tidak alami atau mengganggu.

OpenAI berkomitmen untuk terus menyempurnakan model mereka dengan meningkatkan keterlibatan pengguna. Langkah yang disebut sangat penting dalam mempromosikan layanan premium dan bersaing di pasar AI generatif yang semakin ramai.

Sam Altman: 'Terima Kasih' dan 'Tolong' di ChatGPT Rugikan OpenAI Puluhan Juta Dolar!

Di sisi lain, CEO OpenAI, Sam Altman, belum lama ini mengungkap hal mengejutkan dan sangat menggelitik. Ia mengaku, perusahaannya "merugi" secara finansial gara-gara pengguna ChatGPT terlalu sopan saat berinteraksi dengan chatbot AI.

Pernyataan ini disampaikan Sam Altman saat menjawab pertanyaan pengguna di X (sebelumnya Twitter) soal berapa besar biaya listrik terpakai hanya karena pengguna ChatGPT mengatakan "tolong" dan "terima kasih" ke dalam prompt mereka.

"Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik. Anda tidak pernah tahu," jawab CEO OpenAI itu dalam cuitannya, sebagaimana dikutip Senin (21/4/2025).

Mengucapkan "terima kasih" dan "tolong" kepada chatbot AI memang menjadi hal unik di mana manusia berinteraksi dengan kecerdasan buatan (AI) dalam sehari-hari.

Meski chatbot seperti ChatGPT tidak memiliki emosi atau rasa tersinggung, banyak pengguna tetap memilih menyapa atau menutup percakapan dengan kata-kata sopan.

Fenomena ini semakin lumrah terjadi, seiring dengan semakin dalam dan sering dipakai pengguna dalam kehidupan sehari-hari.

Sebuah survei TechRadar pada akhir 2024 mengungkap, 67 persen pengguna AI di Amerika Serikat mengaku bersikap sopan saat pakai chatbot--baik ChatGPT, Copilot, atau Gemini.

Dari jumlah itu, 55 persen mengatakan mereka bertindak sopan karena merasa itu hal benar, sementara 12 persen lainnya mengaku melakukannya untuk "menenangkan AI" jika suatu hari kecerdasan buatan melakukan pemberontakan melawan manusia.

Buat Sistem AI Bekerja Lebih Lama

Meskipun terdengar sepele, kata-kata tambahan seperti "terima kasih" atau "tolong" sebenarnya membuat sistem AI bekerja lebih lama dan lebih kompleks. Artinya, daya listrik yang dikonsumsi pun semakin meningkat.

Berdasarkan beberapa laporan, pusat data digunakan untuk menjalankan LLM (Large Language Model) seperti ChatGPT sekarang mengonsumsi sekitar 2 persen dari total energi global.

Angka ini diprediksi terus meningkat dengan seiring meningkatnya pemakaian chatbot AI secara masif di dunia. 

Foto Pilihan

Para karyawan menyambut pelanggan yang memasuki toko mereka yang menjual Apple iPhone 16 di Jakarta pada 11 April 2025. (BAY ISMOYO/AFP)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |