Liputan6.com, Jakarta Gelaran musik Java Jazz Festival 2025 yang telah sukses dilangsungkan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, selama 3 hari pada 30-31 Mei dan 1 Juni, menyisakan beberapa momen yang menarik untuk dibahas kembali. Salah satunya adalah penampilan unit Nguber Drummer yang terdiri dari Yandi Andaputra, Bagoes Kresnawan, Bowie Champa, dan Rio Alief di Wonderful Indonesia Stage.
Istimewanya, penampilan debut Nguber Drummer di Java Jazz Festival ini, mereka langsung mengajak kolaborasi Adam Deitch, penabuh drum grup musik asal Amerika Serikat, Lettuce. Aksi para personel Nguber Drummer pun langsung mendapatkan sorotan dari para penonton hingga musisi lain yang hadir hari itu.
Performa para personel unit Nguber Drummer yang berawal dari komunitas ini, menyisakan kisah menarik di balik layar persiapannya. Menariknya, para personel mengaku tak ada latihan rutin, selain latihan dan workshop di awal jauh-jauh hari sebelum tampil. Pengalaman pertama mereka ini tentunya menimbulkan kesan mendalam.
"Alhamdulillah ini pengalaman pertama untuk Nguber Drummer karena kami baru kali ini jmenggunakan full concept perform. Biasanya kan perform diselingi chit-chat dengan penonton. Karena waktu cuma satu jam, jadi baru kali ini kami menggunakan treatment itu, dan pertama kalinya membawakan lagu-lagu origuinal dari kami dan Rio Alief," ujar Yandi Andaputra.
"Dan baru pertama kali perdana, premier, main di sebuah festival internasional," timpal Bowie Champa, kepada Showbiz Liputan6.com, di sela-sela hari ketiga event BNI Java Jazz Festival 2025, Minggu (1/6/2025), dikutip Senin (2/6/2025).
Keseruan Penonton di Tengah Penampilan
Tampil perdana, rupanya para personel tak menyangka mereka bisa mendapatkan sambutan yang sangat luar biasa. Para personel Nguber Drummer pun yakin animo penonton yang besar itu dikarenakan konsep mereka yang terbilang unik, yakni dengan menjadikan instrumen drum sebagai sorotan utama.
"Seru banget, ternyata penontonnya ngumpul banget, karena mungkin menurut mereka menarik kami setup dua drum di depan. Biasanya di depan vokal, gitar, bass, kami tukar, mereka di belakang, drum di depan, dua set. Eyecatching buat penonton, dan penonton juga kaget karena ini karya dari para drummer," ujar Yandi mengungkapkan.
"Ini waktunya menunjukkan pada orang-orang siapa bos dari band! Bosnya drummer!" seru Bowie menimpali.
Cuma Sekali Latihan
Tampil dalam format empat drummer dan satu perkusi, para personel Nguber Drummer pun mengaku mengimbangi kestabilan tempo dan permainan dengan latihan, karena menurut mereka, kesulitan datang pada saat sedang mengatur porsi.
Namun begitu, tak ada latihan rutin dan khusus, terlebih latihan terakhir jelang Java Jazz digelar, meskipun semuanya sudah diatur oleh Yandi dan pemain bass yang tampil bersama mereka.
"Enggak ada latihan terakhir, memang cuma sekali. Itu yang luar biasa dari Java Jazz ini, karena kami memakai player-player kelas A, dan Alhamdulillah mereka mau membantu Nguber Drummer, dan penonton ternyata senang," ungkap Bowie.
Awal Mula Kolaborasi dengan Adam Deitch
Bisa tampil dengan salah satu penabuh drum dari grup ternama, yakni Adam Deitch drummer band Lettuce, proses yang dijalani tidaklah singkat dan mudah. Ada beberapa tahapan yang harus mereka tempuh sebelum akhirnya bisa beraksi di panggung bareng Adam Deitch.
"Jadi 2016 aku memang sudah kenal sama dia di New Orleans (Amerika Serikat), kemudian difasilitasi oleh Java Jazz, program director yang bernama Elfa Zulham bilang, 'Mau kolaborasi sama siapa?' 'Sama Adam Deitch' 'Ya sudah, dibantu ya dari pihak manajemen Java Jazz, karena ini sifatnya collabs jamming,'" ungkap Bowie.
"Yang susah kan manajemennya. Manajemen Java Jazz bantu ke manajemen Lettuce. Terus manajemennya sudah lampu hijau, kami kontakan, terjadilah tadi," cerita Bowie.
Mengenai alasan menggandeng Adam Deitch, rupanya para personel punya alasan tersendiri. "Karena di antara banyak drummer internasional yang hari ini tampil, dia salah satu yang banyak meng-influence drummer Indonesia," ungkap Bagoes Kresnawan.
"Di kalangan drummer dia memang terkenal dengan musik dan gaya permainannya, terus ternyata hari ini dia juga terbuka untuk jamming sama kita, jadi ya sudah terjadilah," sambungnya.
Tampil Spontan
Menariknya, sebelum Nguber Drummer tampil bersama Adam Deitch, tak ada latihan sama sekali yang melibatkan kedua belah pihak.
"Dia enggak ada latihan, cuma ngasih lagu saja," ungkap Bagoes.
"Justru tadi Adam Deitch itu langsung on the spot. Lagu yang kami bawakan "Get Back" The Beatles, tapi aransemennya spontan. Memang spesialisasi Nguber Drummer begitu, kami selalu spontanitas tapi terkonsep." Bowie.
Mengenai alasan dipilihnya "Get Back" sebagai lagu di penampilan kolaborasi ini, Bowie menyampaikan, "Karena kami ingin yang semua orang tahu, kan The Beatles sangat-sangat catchy lagunya. Kami merombak ulang habis aransemennya. Lebih lama karena ada tiga sesi solo drum."
Rencana ke Depan
Mengenai rencana ke depan, Nguber Drummer akan berkunjung ke Malaysia untuk memberikan edukasi dan klinik drum di kalangan komunitas drummer di Indonesia. Yandi dan Bowie rencananya akan membawakan materi seputar teknis dan karier.
Menurut Bowie, kunjungan ke Malaysia nanti sekaligus mengembalikan marwah Indonesia di masa lalu ketika Malaysia belajar dari Indonesia pada era 1960-an hingga 1970-an. "Di ruang drum alhamdulillah kami dipercaya untuk mengajar mereka," ungkap Bowie antusias.
Selain di Malysia, Nguber Drummer juga akan berkunjung ke Bojonegoro, Banten, untuk tampil berkolaborasi dengan para pelaku kesenian tradisional dari alat musik bambu yang hampir punah, Oklik.
Selain itu para personel Nguber Drummer juga sedang membuat program yang masih membutuhkan sponsor, yakni program mengarsipkan warisan tabuhan nusantara lantaran tiap daerah di Indonesia memiliki ciri perkusi seperti gamelan, angkung, gendang dan sebagainya.