Liputan6.com, Jakarta Sebuah tembang lawas berjudul "What A Wonderful World" yang dinyanyikan mendiang Louis Armstrong memang terdengar seperti balada nostalgia dari era 1940-an, lengkap dengan aransemen orkestra dan vokal serak khas Louis Armstrong. Namun faktanya, lagu ini direkam pada tahun 1967, di tengah masa kejayaan lagu-lagu pop seperti "Daydream Believer" dari he Monkees dan "Light My Fire" dari The Doors.
Lagu ini ditulis oleh Bob Thiele, seorang produser di ABC Records yang kental dengan dunia jazz, dan George Weiss, penulis lagu yang turut menciptakan versi hit "The Lion Sleeps Tonight." Mereka menciptakan lagu ini untuk Louis Armstrong, yang kala itu berusia 66 tahun dan berada di penghujung kariernya. Ia kemudian meninggal dunia pada 1971 karena gagal jantung.
Mengenai makna lagu "What A Wonderful World", liriknya menekankan keindahan dunia di sekitar kita: pepohonan hijau, langit biru, senyum manusia, hingga tangisan bayi yang kelak tumbuh dewasa. Bagi Armstrong, lirik itu sangat dekat dengan kehidupan pribadinya.
Louis Armstrong dan istrinya, Lucille, telah lama tinggal di Corona, Queens, New York. "Aku melihat tiga generasi tumbuh di blok itu," katanya melansir berbagai sumber. "Itulah mengapa aku bisa bernyanyi, 'I hear babies cry, I watch them grow, they'll learn much more than I'll never know.'"
Louis Armstrong memang dikenal menghadirkan kebahagiaan dalam setiap alunan terompetnya. "Aku hanya memikirkan semua hari bahagia dan kenangan indahku, lalu not-not itu keluar," ungkapnya.
Lagu yang Hampir Gagal Dipromosikan
Menariknya, saat pertama dirilis di Amerika, lagu ini justru kurang mendapat perhatian. Larry Newton, kepala ABC Records, ternyata membenci lagunya. Ia lebih menginginkan lagu dengan tempo cepat seperti "Hello, Dolly!" yang sebelumnya sukses dibawakan Armstrong.
Konon, Larry Newton bahkan sempat berusaha menghentikan rekaman. Akibatnya, "What A Wonderful World" hanya menempati posisi #116 di tangga lagu Amerika.
Namun, di Inggris, lagu ini justru mendapat sambutan luar biasa. Dirilis oleh HMV, lagu ini menjadi hit besar dan mencapai posisi #1 pada April 1968, menjadikannya singel terlaris di Inggris pada tahun itu.
Armstrong pun menjadi artis tertua yang menduduki puncak tangga lagu Inggris, sebuah rekor yang baru dipecahkan pada 2009 oleh Tom Jones.
Lagu yang Terus Hidup
Meskipun di Amerika Serikat pada awalnya "What a Wonderful World" sempat tenggelam, lagu ini bangkit kembali setelah digunakan dalam film Good Morning, Vietnam (1987), yang memperkenalkan generasi baru pada suara Armstrong. Lagu ini kemudian kembali menanjak di tangga lagu Amerika, mencapai posisi #32.
Seiring waktu, "What A Wonderful World" makin sering di-cover oleh musisi lintas genre. Joey Ramone, misalnya, memasukkannya dalam album Don't Worry About Me (2002), sebagai refleksi optimisme bahkan di tengah menghadapi kematian.
Katie Melua dan mendiang Eva Cassidy juga membawa lagu ini kembali ke puncak tangga lagu Inggris pada 2007 dalam versi duet yang diedarkan secara eksklusif di Tesco.
Tak hanya itu, Kenny G sempat membuat duet posthumous dengan Armstrong pada 1999, meski sempat menuai kritik keras dari para puritan jazz. Versi medley lagu ini juga populer lewat aransemen Israel Kamakawiwo’ole yang memadukannya dengan lagu "Over The Rainbow."
Lebih dari Sekadar Lagu
Meskipun kini menjadi salah satu lagu paling ikonik Armstrong, "What A Wonderful World" sejatinya tidak mewakili keseluruhan kariernya yang sarat dengan kontribusi penting di dunia jazz.
Namun, lagu ini berhasil memperkenalkan Armstrong ke pendengar di luar komunitas jazz dan memperkuat warisannya sebagai musisi legendaris.
Sebagai penutup, "What A Wonderful World" bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga pengingat akan keindahan sederhana yang sering terlupakan dalam hiruk-pikuk dunia.
Lewat suaranya yang tulus, Louis Armstrong berhasil mengajak pendengar untuk kembali mengagumi dunia ini secara apa adanya.