Liputan6.com, Jakarta Di antara deretan lagu pop alternatif yang mencuri perhatian dunia pada awal 1990-an, “Linger” dari The Cranberries muncul sebagai salah satu karya paling berkesan—bukan hanya karena keindahan melodinya, tetapi juga karena kisah personal yang membentuk kedalaman makna lagu ini.
Lagu ini menjadi titik awal kolaborasi musikal antara gitaris Noel Hogan dan vokalis utama Dolores O’Riordan (mendiang). Awalnya, Hogan menciptakan komposisi musik ini ketika band asal Irlandia tersebut masih memiliki vokalis lama, Niall Quinn.
Namun semuanya berubah ketika Dolores O’Riordan hadir dalam sesi audisi. Ia membawa lirik baru yang kemudian mengubah total makna lagu, menjadi sebuah kisah patah hati yang begitu personal: tentang seorang tentara yang pernah mencuri hatinya dan kemudian pergi begitu saja.
“Linger” lahir sebagai hasil perasaan patah hati dan kekaguman akan cinta pertama. Dolores O’Riordan menyebut lagu ini sebagai "a love song", tapi juga mencerminkan cara ia bereaksi terhadap rasa jatuh cinta yang membutakan.
Mengekspresikan Dilema Seorang Perempuan
Dalam liriknya, Dolores mengekspresikan dilema seorang perempuan yang tahu dirinya disakiti dan ditinggalkan, namun tetap terjebak dalam harapan karena kenangan yang terus ‘linger’—membekas dan tak kunjung hilang.
“The way I reacted to infatuation,” kata Dolores saat menggambarkan inspirasi lagu tersebut dalam wawancara bersama Songfacts.
Dari demo di studio sederhana manajer mereka di Limerick, Irlandia, The Cranberries menyertakan “Linger” dalam demo awal yang disebarkan ke toko-toko musik lokal.
Lagu ini tidak masuk ke EP perdana mereka Uncertain (1991), karena disimpan untuk momen yang lebih besar. Keputusan itu terbukti tepat ketika lagu ini masuk ke album debut Everybody Else Is Doing It, So Why Can’t We? dan menjadi single kedua setelah “Dreams”.
Popularitasnya di Amerika dan ke Jalur Internasional
Namun popularitas sesungguhnya datang dari Amerika. The Cranberries membuka tur band The The di musim panas 1993, dan tak lama kemudian, “Linger” meledak di radio dan MTV.
Lagu ini menjadi alternatif menyegarkan di tengah dominasi grunge dan hip-hop kala itu. Ketika dirilis ulang di Inggris dan AS, lagu ini menembus tangga lagu—mencapai posisi #8 di Billboard Hot 100 dan #14 di UK Singles Chart.
Kesuksesan “Linger” membawa band ini ke jalur internasional, namun bagi Dolores, lagu ini juga menyimpan banyak makna pribadi. Ia pernah tampil membawakan lagu ini dalam film Click (2006) bersama Adam Sandler.
Momen ini menjadi spesial, karena saat itu O’Riordan sedang dalam masa pemulihan pasca-kelelahan fisik dan mental akibat tekanan popularitas yang ia rasakan sejak usia muda. Penampilannya di film itu juga memantik niatnya kembali bermusik.
Video klip lagu ini terinspirasi dari film Alphaville karya sutradara legendaris Prancis Jean-Luc Godard. Sebuah bagian dalam video bahkan menampilkan film bisu dengan penari eksotik era 1950-an, Blaze Starr, sebagai simbol nuansa surealis.
Bertahan sebagai Lagu yang Relevan dan Menyentuh
Bertahun-tahun setelah kesuksesan awalnya, “Linger” tetap bertahan sebagai lagu yang relevan dan menyentuh. Bahkan pada 2015, Dolores dan Noel Hogan sempat tampil kembali membawakan lagu ini dalam acara The Bachelorette di Dublin—penampilan pertama mereka bersama sejak 2012.
Momen tersebut menjadi simbol kebangkitan singkat sebelum tur reuni mereka yang terpaksa dihentikan pada 2017. Setahun kemudian, dunia musik kehilangan Dolores O’Riordan untuk selamanya, pada 15 Januari 2018.
Namun warisan “Linger” terus hidup. Versi akustik dan orkestra lagu ini direkam ulang dalam album Something Else (2017), dengan kolaborasi bersama Irish Chamber Orchestra. Lagu ini membuktikan kualitasnya yang mampu diaransemen ulang dalam berbagai format tanpa kehilangan esensi emosionalnya.
Versi Cover yang Menuai Pujian
Bahkan pada 2024, duo indie-pop asal Sydney, Royel Otis, merilis versi cover “Linger” yang menuai pujian. Dibawakan secara live di studio SiriusXM New York, versi ini memperkenalkan kembali lagu tersebut pada generasi baru dan sempat masuk ke berbagai tangga lagu internasional.
Meski lahir dari luka pribadi, “Linger” justru menemukan kekuatannya dari kejujuran dan kepolosan dalam merayakan cinta pertama.
Lagu ini bukan sekadar nostalgia 90-an, tapi potret abadi tentang bagaimana perasaan bisa tinggal begitu lama—bersemayam di antara memori, musik, dan makna yang terus hidup dalam hati para pendengarnya.