Jadi intinya...
- JGTC ke-48 diapresiasi karena konsistensi dan dampak sosial-ekonomi kreatif.
- Festival ini memberikan dampak sosial, termasuk honor petugas dan wadah seniman lokal.
- Pemerintah mendukung JGTC sebagai contoh festival yang berkontribusi pada ekonomi kreatif.
Liputan6.com, Jakarta - Konferensi pers Jazz Goes to Campus ke-48 dihelat pada 20 September 2025 lalu di Sarinah, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri oleh beberapa tamu undangan spesial dari project officer hingga Direktur Musik Ekonomi Kreatif.
Dalam acara ini, Dr. Mohammad Amin, M. Sn,Ma selaku Direktur Musik Ekonomi Kreatif hadir mewakili Teuku Riefky Harsya selaku Menteri Ekonomi Kreatif Indonesia.
Tak hanya memberi sambutan, Dr. Mohammad Amin juga mengapresiasi konsistensi acara Jazz Goes to Campus ke-48 secara langsung serta memberi dukungan penuh terhadap keberlangsungan festival jazz ini.
Baginya Jazz Goes to Campus ke-48 bukan hanya festival jazz biasa tetapi juga festival yang memberikan dampak bagi lingkungan sekitar salah satunya untuk sosial dan untuk ekonomi kreatif Indonesia.
Behind The Stage LPS Presents The 46th Jazz Goes to Campus
Dampak Sosial
Jazz Goes to Campus ke-48 bukan sekadar festival jazz biasa melainkan sebuah festival jazz yang bisa memberikan dampak sosial kepada lingkungan sekitar. Tak hanya memberikan penampilan yang terbaik, JGTC ke-48 juga memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan membentuk beberapa tenant untuk berjualan hingga memberikan honor yang layak pada petugas di Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang bertugas selama acara berlangsung.
“Mereka juga membentuk berapa tenant di sekitar tempat itu. Yang ada input di dalam dunia. Terus kemudian, yang satu selain yang menarik sekali menurut saya adalah, sampai honor satpam. Bener kan? Sampai honor satpam,” kata Dr. Mohammad Amin, M. Sn,Ma dalam acara press conference JGTC ke-48.
Tak hanya itu, festival ini juga memberikan dampak positif bagi para seniman lokal terutama musisi muda yang ingin menampilkan karya terbaik yang mereka sudah buat sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa Jazz Goes to Campus ke-48 bisa berdampak bagi lingkungan sekitar baik dari kalangan musisi hingga masyarakat sekitar.
Menjadi Bagian dari Ekonomi Kreatif
Tidak hanya berdampak bagi sosial, Jazz Goes to Campus ke-48 secara tidak langsung juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi kreatif, tidak hanya di Jakarta tetapi juga secara nasional. Tenant yang ada dalam JGTC ke-48 akan berdampak menjadi crowd atau kerumunan yang pada akhirnya diharapkan akan berubah menjadi sebuah komunitas lokal.
“Menurut saya sih ini yang perlu kita kembangkan. Ekonomi kreatif yang perlu dikembangkan adalah ekonomi kreatif yang berkeadilan,” ungkap Direktur Musik Ekonomi Kreatif.
Kontribusi JGTC ke-48 tidak untuk finansial semata tetapi juga menjadi tempat baru bagi masyarakat yang ingin memiliki usaha melalui tenant yang tersedia dalam acara festival ini. Secara tidak langsung JGTC ke-48 juga ikut serta membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ingin berjualan pada tenant yang ada.
Apresiasi dan Dukungan dari Pemerintah
Dalam acara press conference JGTC ke-48 ini, Direktur Musik Ekonomi Kreatif menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh panitia yang sudah bekerja keras untuk menyiapkan seluruh rangkaian acara Jazz Goes to Campus. Tak hanya itu ia juga menyampaikan bahwa pemerintah memberikan kemudahan bagi panitia untuk menyelenggarakan festival Jazz Goes to Campus ke-48.
Baginya Dr. Mohammad Amin Jazz Goes to Campus ke-48 menjadi salah satu acara yang layak menjadi contoh untuk ke depannya. “JGTC sudah menunjukkan perhitungannya ke arah sana. Inilah yang membuatnya layak jadi contoh bagi universitas lain,” ujarnya. Apresiasi dan dukungan ini bukan hanya sekedar kata, tetapi juga upaya agar dunia musik terutama jazz di Indonesia bisa tetap ada.