Liputan6.com, Jakarta Industri animasi Indonesia terus menunjukkan perkembangan positif, seiring munculnya karya-karya berkualitas yang mampu menarik perhatian publik. Salah satu contohnya adalah film Jumbo yang sukses mencuri perhatian penonton pada 2025.
Merespons geliat tersebut, lomba video animasi tingkat nasional resmi digelar, menyasar pelajar SMK dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Kompetisi ini merupakan kolaborasi antara salah satu media massa dengan Universitas Budi Luhur (UBL), dengan tujuan menggali potensi animator muda berbakat di Tanah Air.
Deputi Rektor Bidang Akademik UBL, Deni Mahdiana, mengungkapkan bahwa ide penyelenggaraan lomba ini lahir dari diskusi panjang antara UBL dan pihak media massa terkait, serta terinspirasi dari keberhasilan film Jumbo. Ia menekankan pentingnya menghadirkan nilai-nilai kebudiluhuran dalam setiap karya animasi yang dibuat peserta.
“Kami menyambut baik acara ini. Berkolaborasi dengan INDOPOSCO. Ini merupakan momen yang sangat penting,” ujar Deni saat membuka acara di bioskop XXI Gandaria City, Jakarta Selatan, Rabu (25/6/2025).
Pemimpin Redaksi media tersebut, Ali Rachman, menyoroti bahwa animasi lokal berpotensi bersaing dengan dominasi film-film horor di layar lebar Indonesia. Ia mencontohkan kesuksesan film Warkop DKI Kartun yang mampu menjangkau penonton lintas generasi.
“Segmentasi dari pada Warkop DKI, yang barangkali merasakan booming-nya Warkop DKI, sekarang sudah divideoanimasikan. Untuk itulah, kami bekerja sama dengan UBL mencoba menggali kemampuan animasi siswa SMK untuk dilombakan,” ucap Ali.
Kemajuan Teknologi yang Berperan Besar dalam Mendorong Inovasi
Wakil Pemimpin Redaksi media tersebut, Folber Siallagan, menambahkan bahwa kemajuan teknologi berperan besar dalam mendorong inovasi di industri animasi, sekaligus memperkuat fungsi media massa dalam menyebarkan informasi. Lomba ini mengusung tema “Prepare For the Future” sebagai dorongan bagi generasi muda untuk membangun masa depan melalui dunia animasi.
“Jadi, ini adalah sebuah pemikiran dasar dari INDOPOSCO dengan UBL bahwa animasi itu bisa menjadi masa depan siapa saja yang menggelutinya, asal dia serius, bersemangat, bekerja sama dengan tim. Maka impian ini bisa menjadi masa depan buat adik-adik semua,” ujar Folber dalam sesi talk show usai pembukaan lomba.
Salah satu pembicara, Riyandi Reiga, animator 3D yang turut terlibat dalam produksi film Jumbo, berharap kompetisi ini dapat melahirkan kreator-kreator baru yang menghasilkan karya animasi berkualitas dan mencerminkan identitas bangsa.
“Animasi Indonesia tidak kalah saing. Industri animasi sedang melaju. Jangan takut untuk bermimpi. Banyak animator Indonesia bekerja di luar negeri,” katanya.
Pendaftaran Telah Dibuka
Riyandi juga menjadi salah satu juri dalam lomba ini. Ia menjelaskan bahwa video animasi yang dikirimkan berdurasi 30 detik hingga 1 menit. Pendaftaran telah dibuka dan pengumpulan karya dijadwalkan mulai 30 Juni hingga 18 Juli 2025.
“Saya berharap kalian berkompetisi dengan sebaik-baiknya di event ini. Karena event ini sangat jarang, jadi kalian harus optimalkan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya menerapkan 12 prinsip animasi, menyajikan alur cerita yang kuat, serta membangun karakter yang mudah diterima penonton.
“Mencari feedback yang terbaik sebelum (dikirimkan) kepada kami,” tambah Riyandi.
Mengangkat Cerita yang Dekat dengan Kehidupan Sehari-hari
Sementara itu, Suroso, asesor dari Asosiasi Industri Konten dan Animasi Indonesia (AINAKI), mengingatkan para peserta untuk mengangkat cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Kisah-kisah inspiratif, menurutnya, lebih mudah diterima dan menyentuh penonton.
“Kalau cerita keren itu apa? Cerita yang dekat dengan kita, jangan omongin orang. Jadi ceritakan tentang yang kamu alami. Kalau digerakkan (dalam animasi), pasti oke,” jelas Suroso.
Turut hadir dalam acara tersebut, Arief Ruslan, Staf Khusus Penelitian Fakultas Komunikasi dan Desain Kreatif Universitas Budi Luhur, yang ikut menyemangati peserta dalam mengembangkan potensi dan kreatifitas mereka melalui animasi.