Liputan6.com, Jakarta Grup musik rock alternatif .Feast menggelar konferensi pers menjelang konser tunggal mereka bertajuk Membangun & Menghancurkan yang digelar Sabtu (31/5/2025) di Jakarta International Velodrome.
Dalam konferensi tersebut, keempat personel .Feast berbagi cerita soal proses kreatif album terbaru mereka yang kini telah mencetak lebih dari 10 juta pendengar.
Album Membangun & Menghancurkan menjadi titik balik emosional bagi .Feast. Bukan sekadar proyek musik, album ini menjadi semacam catatan perjalanan pribadi para personel. “Lagu-lagu di album ini berdasarkan pengalaman hidup masing-masing,” ungkap Baskara Putra, vokalis .Feast.
Setiap anggota memiliki keterikatan dengan lagu tertentu. Adnan mengaitkan dirinya dengan lagu "Nina", Dicky dengan "Arteri", Awan dengan "Langit Runtuh", Baskara dengan "O, Tuan", dan CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu, yang ikut terlibat dalam produksi konser, memilih "Tarot" sebagai favoritnya.
Menariknya, Awan mengatakan bahwa meski album ini terdengar sangat personal, justru respons pendengar menjadi makin luas. “Selama 5–6 tahun kami ngomongin isu sosial politik, kayak berita tapi bermusik. Di album ini kami justru ngomongin isi diri sendiri. Tapi ternyata malah makin relate ke banyak orang,” ujar Awan.
Lahir di Tengah Ketegangan Internal
Album ini juga lahir di tengah ketegangan internal. Adnan mengungkap bahwa .Feast sempat hampir bubar. “Ini semacam proses menghancurkan .Feast yang lama dan membangun yang baru,” tuturnya.
Justru karena tantangan tersebut, mereka kini merasa lebih solid dari sebelumnya. Proses penulisan dan produksi berlangsung lebih terbuka dan penuh keterlibatan emosional.
“Kita jadi lebih rembukan dalam album ini, bukan berarti album sebelumnya enggak rembukan, cuma proses penulisannya di album ini kita lakukan bareng-bareng, beda dari album sebelumnya. Kita juga ketemu tiap hari, jadi lebih tahu satu sama lain,” ungkap Baskara.
Selain menjadi wadah ekspresi personal, album Membangun & Menghancurkan juga menjadi refleksi perjalanan satu dekade .Feast di dunia musik. Konser yang akan digelar malam ini diyakini menjadi simbol transisi dari masa lalu menuju versi baru mereka yang lebih matang baik secara musikal maupun emosional.
Sempat Meragukan Potensi Konser
Kepala Antara Suara, Andri Verraning Ayu, mengakui bahwa baik itu dirinya maupun pihak .Feast, sempat meragukan potensi konser ini bisa diminati banyak orang. “Awalnya saya dan .Feast ragu, apakah konser ini bisa ramai akan penonton, apakah yang datang akan sebanyak itu,” ungkap Bu Ayu dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Namun keraguan itu perlahan ditepis lewat langkah strategis yang dilakukan tim produksi dan .Feast. Mereka sempat membuka survei atau registrasi awal sebelum pengumuman resmi konser demi mengukur minat publik. Hasilnya mengejutkan, lebih dari 30.000 orang dari berbagai daerah di Indonesia bahkan dari Malaysia ikut serta menyatakan minat untuk hadir.
Antusiasme tersebut menjadi sinyal kuat bahwa album Membangun & Menghancurkan benar-benar telah menjangkau audiens yang luas, lintas kota, dan lintas latar belakang. Tiket konser pun ludes jauh sebelum hari H, membuktikan bahwa .Feast tidak hanya hidup di platform streaming, tapi juga nyata di panggung konser.
Mengenal .Feast
.Feast merupakan band rock alternatif yang diikenal luas lewat lagu-lagu seperti “Peradaban”, “Berita Kehilangan”, hingga “Tarian Penghancur Raya”. .Feast beranggotakan Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli Fikriawan (bass).
Album Membangun & Menghancurkan menandai babak baru dalam karier .Feast. Setelah hampir satu dekade berkarya dan sempat berada di ambang perpecahan, album ini menjadi bentuk rekonstruksi identitas musikal mereka lebih personal, lebih reflektif, namun tetap menggugah.
Lewat album ini, .Feast tidak hanya membangun musik yang baru, tapi juga menghancurkan batas-batas lama yang pernah mereka bentuk sendiri.