Liputan6.com, Jakarta Grup musik rock alternatif .Feast resmi membuka konser tunggal mereka bertajuk “Membangun & Menghancurkan” di Jakarta International Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Sabtu malam, 31 Mei 2025. Ribuan penonton langsung memadati venue begitu pintu dibuka sejak sore hari.
Konser dibuka dengan lagu “Membangun”, yang langsung disambut teriakan dan nyanyian massa penonton. Sorotan lampu dan visual panggung yang intens membuat atmosfer konser terasa dramatis sejak detik pertama.
Baskara Putra, vokalis .Feast, tampil penuh energi sejak awal lagu. Ia tak hanya bernyanyi, tapi juga membakar semangat penonton dengan sapaan dan ekspresi emosional yang kuat dari panggung utama. Sementara itu, para personel lainnya turut menciptakan suasana yang eksplosif melalui permainan musik yang presisi dan keras.
Para penonton yang sudah menunggu sejak sore hari tampak memadati area standing tanpa henti bergerak, bernyanyi, hingga melompat bersama irama. Banyak di antara mereka mengenakan kaus bertema “Membangun & Menghancurkan”, menambah kesan kolektif dan militansi khas penikmat musik .Feast.
Usai “Membangun”, lagu “Konsekuens” dimainkan dengan tempo yang konsisten, namun mood-nya meningkat jadi lebih membakar. Crowd semakin memanas, penuh teriakan dan nyanyian yang bergemuruh di seluruh penjuru venue. Nyaris tak ada jeda dari energi yang terus dilontarkan dari atas panggung.
Mengenang Tahun-Tahun Awal Penuh Perjuangan
Sebelum melanjutkan ke lagu berikutnya, Awan sang gitaris mengambil jeda untuk berbicara kepada penonton. Dalam sesi menit singkat, ia mengenang tahun-tahun awal .Feast yang penuh perjuangan. “Lima tahun pertama itu susah banget. Kita ngomongin isu sosial politik, dan dari situ kita justru ketemu kalian semua,” ucap Awan, mengenang awal mula terbentuknya ikatan antara band dan para penggemar.
Tak lama setelah sesi nostalgia itu, panggung kembali membara dengan dentuman lagu “Peradaban”, salah satu karya ikonil .Feast yang selalu ditunggu-tunggu. Lagu ini menjadi transisi sempurna antara semangat lama dan arah baru band ini menghubungkan tema-tema sosial politik yang dulu mendefinisikan mereka, dengan perjalanan personal dan eksistensi yang mereka bawakan malam ini lewat album Membangun & Menghancurkan.
Visual Panggung Jadi Sorotan
Visual panggung juga jadi sorotan tersendiri. Tata lampu disusun dengan intensitas tinggi, membentuk suasana yang sejalan dengan karakter musik .Feast. Setiap pergantian lagu diiringi permainan cahaya yang tajam, seolah menjadi narasi visual dari album Membangun & Menghancurkan itu sendiri.
Sejauh konser berjalan, belum ada orasi panjang dari Baskara. Namun ekspresi wajahnya, teriakan spontan di jeda lagu, serta gerak tubuhnya yang bebas di panggung, cukup merepresentasikan pesan emosional yang ingin disampaikan.
Album yang Lahir dari Kedalaman Pengalaman Pribadi Tiap Personel
Dilansir dari artikel sebelumnya, .Feast menyatakan bahwa album ini lahir dari kedalaman pengalaman pribadi tiap personel. Setelah satu dekade lebih dikenal lewat kritik sosial-politik, mereka kini menyoroti konflik internal dan rekaman perasaan yang lebih personal. “Kami tadinya selalu ngomongin isu sosial-politik. Tapi di album ini, kami justru ngomongin isu dalam diri sendiri,” ujar Awan saat konferensi pers.
Album ini juga menjadi penyelamat. Pasalnya, sempat ada momen .Feast hampir bubar. Namun proses pembuatan Membangun & Menghancurkan justru mendekatkan mereka. “Kita ketemu tiap hari, jadi malah lebih tahu satu sama lain,” ucap Baskara dalam kesempatan yang sama.
Tentang .Feast
.Feast adalah band rock alternatif asal Indonesia yang dikenal dengan lirik-lirik kritis dan narasi sosial yang kuat. Terdiri dari Baskara Putra (vokal), Adnan Satyanugraha (gitar), Dicky Renanda (gitar), dan Fadli Fikriawan (bass), mereka kini memasuki babak baru perjalanan musikal yang lebih reflektif dan dewasa.
Album Membangun & Menghancurkan telah mencapai lebih dari 10 juta pendengar. Tiap lagu dalam album ini ditulis berdasarkan pengalaman hidup pribadi para anggota, menjadikannya sebagai karya paling jujur sekaligus paling luas jangkauannya dalam sejarah .Feast.