Liputan6.com, Jakarta Dunia mode Indonesia tak pernah kehabisan bakat dan ide besar. Yang terbaru, desainer Unilahwati melahirkan karya baru koleksi busana Maharani di ajang Indonesia Fashion Week atau IFW 2025 pada 30 Mei 2025.
Maharani berarti ratu atau wanita cantik. Koleksi busana ini mengusung tema “City Chapter” yang merefleksikan citra wanita mandiri, perpaduan ketegasan modern dan keanggunan. Ini tergambar jelas dari hasil akhir yang tersaji di catwalk.
Unilahwati bermain-main dengan siluet tegas tapi terasa feminin plus detail monogram sebagai identitas sekaligus kekuatan personal. Potongannya selaras dengan gaya hidup di kota besar modern. Berkelas juga penuh semangat.
Koleksi busana Maharani menampilkan dress panjang, shirt, dan skirt dengan siluet longgar nan dinamis. Unilahwati menggunakan warna ivory dan dark navy, berikut motif yang memberi kesan kuat sekaligus anggun.
Refleksi Wanita Masa Kini
Lewat wawancara tertulis bersama Showbiz Liputan6.com, Sabtu (31/5/2025), Unilahwati menjelaskan, tema “City Chapter” yang diusung lini busanyanya yakni Nobby, terispirasi cewek metropolitan yang feminin, elegan, dan independen.
“Koleksi ini merefleksikan bagaimana wanita masa kini menulis babak baru dalam hidupnya yakni mengejar impian, membangun karier, dan menjalani hidup dengan percaya diri tanpa kehilangan sentuhan feminitas,” kata Unilahwati.
Unilahwati mengabarkan, koleksi Maharani dari Nobby diperkenalkan ke publik seraya menjalin kolaborasi dengan lini sepatu dalam negeri Vivi Nici. Ia bangga karena kolaborasi ini menjadi salah satu sorotan dalam IFW 2025.
Visi Yang Sejalan
“Kolaborasi ini terjalin karena keduanya memiliki visi yang sejalan. Desain Vivi Nici elegan dan bagus. Saya menilai sangat selaras dengan karakter koleksi busana Maharani yang hadir di IFW tahun ini,” Unilahwati membeberkan.
Sementara itu, Fandi Andreanus perwakilan dari Vici Nici menjelaskan, kolaborasi antar-seniman dunia mode sangat menyenangkan. Ini bukan tanpa tantangan. Tantangan terbesar adalah mendesain sepatu yang elegan, nyaman, dan mendukung busana modest.
“Tantangannya menemukan keseimbangan yang halus antara estetika dan fungsi. Sepatu untuk busana modest biasanya tidak mencolok tapi tetap memancarkan keanggunan. Kenyamanan adalah kunci, apalagi untuk wanita aktif yang menjalani hari panjang,” urainya.
Siluet Yang Ramping
Berkaca pada pengalaman, kadang desain yang tampak memukau di atas kertas justru terasa kaku saat dipakai. Karenanya dalam merancang, Fandi Andreanus bereksperimen dengan material, struktur sol, hingga potongan.
“Intinya, bagaimana menyelaraskan siluet yang ramping, atau hak yang memberi postur tapi tidak menyiksa. Ini seperti merancang harmoni antara keindahan yang terlihat dan kenyamanan yang terasa,” Fandi Andreanus mengakhiri.