Dari iPhone 11 Menuju CEO Haloka Group: Cerita Inspiratif Stephanie Regina Bangun Bisnis Digital

6 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Haloka Group saat ini telah menjadi salah satu agensi kreatif yang cukup dikenal di berbagai industri, khususnya di lini F&B. Namun, siapa sangka bisnis ini berawal dari hal sederhana dan cukup unik, yaitu iPhone 11.

Hal ini diungkap oleh Stephanie Regina, CEO sekaligus founder Haloka Group (Haloka Talks dan Haloka Creativ). "Produk Apple pertama saya adalah hadiah dari mantan pacar kini menjadi suami," kenangnya sambil tersenyum.

Bermodalkan iPhone 11, ia memulai perjalanannya bisnisnya dengan membuat konten tentang branding di berbagai platform media sosial, seperti TikTok dan Instagram.

Meski kontennya sederhana, dan direkam langsung dari rumah, hasilnya luar biasa. Melalui video-video kreasinya, founder Haloka Group ini sukses menarik perhatian klien, mendapatkan brand deal, dan membangun tim pertama untuk bisnisnya.

Pandemi COVID-19 menjadi titik balik dalam perjalanan Stephanie. Ia mengadakan webinar untuk membantu teman-temannya memulai bisnis online, semangat berbagi akhirnya mendorong lahirnya platform bertujuan mendemokratisasi ilmu marketing bagi mereka yang bukan marketer.

Seiring berjalannya waktu, semangat dan keinginan terus berkembang membawanya mendirikan Haloka Group, sebuah konsultan branding dengan lebih dari 40 orang anggota tim.

Dengan pengalamannya di salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) ternama, Stephanie memahami pentingnya emotional branding.

"Brand kuat bukan hanya soal profit, tetapi purpose untuk membangun ikatan emosional dengan audiens," katanya. Visi ini kemudian diterjemahkan ke dalam setiap proyek yang ditangani Haloka, dari branding startup hingga perusahaan multinasional.

Berbekal pengalaman tersebut, Stephanie ingin Haloka Gruop dapat fokus membuat brand menemukan dan menyampaikan pesan otentik dan relevan dengan audiens.

Teknologi Apple Jadi Tulang Punggung Operasional

<p>Bisnis Kecil Kini Bisa Sekelas Korporat, Begini Cara Apple Bikin UKM Makin Tumbuh dan Produktif. (Liputan6.com/ Yuslianson)</p>

Selain prinsip brand purpose, adopsi teknologi menjadi langkah strategis yang diambil Haloka Group untuk memperkuat operasional mereka. Stephanie mengatakan, perusahaannya memanfaatkan ekosistem Apple secara maksimal untuk mendukung kolaborasi dan proses kreatif.

Dari MacBook hingga iPhone, seluruh anggota kita menggunakan perangkat Apple sehingga sinkronisasi data dan kolaborasi berlangsung cepat dan efisien.

Dia menjelaskan, "kalau misalnya di Haloka sendiri, MacBook dan ekosistem Apple itu sangat membantu proses kreatif dan kolaborasi tim sehari-hari."

"Kita kerap pakai Freeform App untuk bantu brainstorming lebih enak, dan kalau misalnya sudah jadi hasilnya bisa langsung dibuat ke format PDF, dan kirim via AirDrop atau di-upload ke iCloud," katanya.

AirDrop dan iCloud Permudah Proses Kerja

<p>Stephanie Regina, Founder Haloka Group. (Liputan6.com/ Yuslianson)</p>

Di tengah rutinitas padat, Stephanie mengandalkan sejumlah fitur penting dari Apple, seperti AirDrop dan iCloud agar pekerjaan sehari-hari lancar.

"AirDrop itu sangat membantu karena ini kayak daerahnya di ekosistem ya. Dari handphone, habis production, habis foto-foto, bikin video untuk klien, langsung dikirim ke MacBook, langsung offer lagi ke iMac-nya designer, langsung diedit, kalau udah jadi dibalikin lagi ke iPhone untuk approval ke klien," jelasnya.

Sedangkan untuk iCloud, karena terintegrasi dengan baik di semua perangkat Apple, seluruh file dan data bisa dengan mudah disimpan dan diakses kapan saja. "Dari dulu sampai sekarang, pakai iCloud 2TB. Semua file, data, dokumen itu bisa terdokumentasi dengan baik," tambahnya.

Fitur Apple Ini Dukung Efisiensi Kerja dan Penghematan Sumber Daya

<p>Ekosistem Apple, mulai dari iPhone, iPad, dan Mac dukung UKM. (Liputan6.com/ Yuslianson)</p>

Selain mempermudah kolaborasi, founder Haloka Gruop ini juga menyoroti bagaimana ekosistem Apple mendukung efisiensi kerja dan penghematan sumber daya.

Salah satunya adalah daya tahan baterai dari MacBook dengan chip M4, membuatnya bisa bekerja sepanjang hari tanpa perlu khawatir kehabisan daya.

"MacBook-nya M4 ini bener-bener tahan lama banget baterainya. Kalau aku cuma pakai untuk meeting atau decking sederhana, itu bisa bener-bener seharian full tanpa nge-charge," ungkapnya.

Dengan semua fitur tersebut, Stephanie berhasil menjalankan bisnisnya dengan lebih efisien dan produktif, sekaligus menjaga kualitas kerja tim yang tetap tinggi meski menghadapi tantangan besar.

Foto Pilihan

Para karyawan menyambut pelanggan yang memasuki toko mereka yang menjual Apple iPhone 16 di Jakarta pada 11 April 2025. (BAY ISMOYO/AFP)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |