CEO Intel Umumkan PHK Karyawan, Ubah Fokus ke Chip AI?

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Pembesut chipset asal Amerika Serikat, Intel, membuat pengumuman penting. Melalui CEO Intel yang baru, Lip-Bu Tan, Intel mengonfirmasi akan adanya PHK karyawan alias Pemutusan Hubungan Kerja.

Berdasarkan laporan dari Bloomberg, Intel bersiap untuk memberhentikan setidaknya 20 persen dari tenaga kerjanya saat ini.

Mengutip Fast Company, Minggu (27/4/2025), Intel disebut memiliki 108.900 karyawan pada akhir 2024. Dengan rencana PHK karyawan sebesar 20 persen, itu setara dengan 22.000 karyawan yang akan diberhentikan.

Jika angka tersebut akurat, ini akan lebih besar ketimbang gelombang PHK massal terakhir Intel pada Agustus 2024. Saat itu jabatan CEO masih dipegang oleh Pat Gelsinger. Ia saat itu memberhentikan sekitar 15.000 karyawan Intel.

Kini, CEO Intel yang baru, Lip-Bu Tan, mengonfirmasi bahwa PHK karyawan terbaru ini melalui email ke karyawan, sejak 24 April kemarin. Selanjutnya, informasi ini juga dipublikasikan Intel di situs webnya.

Melalui email tersebut, Tan mengemukakan keinginannya agar Intel kembali jadi perusahaan yang berfokus pada rekayasa. Dengan begitu, Intel bisa bersaing lebih baik di pasar chip dan mulai berinovasi lagi.

Namun, fokus perusahaan ke bidang rekayasa membuat Intel perlu menemukan cara untuk memangkas biaya dan pengeluaran. Tan mengungkap, sebagian dari pengurangan biaya tersebut berasal dari PHK karyawan.

Belum Konfirmasi Jumlah Tenaga Kerja Intel yang di-PHK

Email itu menggunakan kata-kata "Meratakan Organisasi" pada bagian judul yang selanjutnya dikirim ke karyawan.

"Saya sangat percaya pada filosofi bahwa pemimpin terbaik dapat menyelesaikan pekerjaan sebanyak mungkin dengan jumlah orang yang paling sedikit," kata Tan dalam penggalan emailnya.

Oleh karenanya, Tan mengungkap, demi memfokuskan kembali perusahaan di bidang engineering dan teknis, Intel perlu menghilangkan kompleksitas organisasi dan birokrasi yang tidak perlu.

"Untuk tujuan ini, tak ada cara lain selain fakta bahwa perubahan penting ini akan mengurangi jumlah tenaga kerja perusahaan," ucapnya lagi melalui email.

Meski begitu, dalam email memang Tan tidak menyebutkan besar tenaga yang akan dikurangi maupun jumlah orang yang akan kehilangan pekerjaan.

Oleh karenanya, belum bisa dipastikan apakah jumlah karyawan yang akan dikurangi mencapai 20 persen dari total pegawai saat ini sebagaimana yang diinformasikan Bloomberg adalah informasi yang tepat.

Ketika dikonfirmasi, PHK Intel akan terjadi pada kuartal 2 2025 ini. Tan juga menyebutkan, perusahaan akan bergerak secepat mungkin dengan PHK selama beberapa bulan ke depan.

Nilai Saham hingga Laba Intel Anjlok

Pengumuman PHK itu dilakukan sebelum adanya laporan hasil kinerja kuartal 1 2025. Mengutip Fast Company, Minggu (27/4/2025), saham perusahaan dengan kode INTC itu turun signifikan dalam perdagangan.

Sumber yang sama mencatat, saham INTC turun sekitar 6,7 persen. Harganya menjadi sedikit di atas USD 20 per lembar sahamnya.

Padahal sebelumnya nilai saham Intel sempat naik 4,3 persen dan ditutup dengan nilai USD 21,49 per lembar saham, sehari sebelum Intel mengungkapkan kinerja kuartal pertama 2025-nya, pada 25 April lalu.

Menyoal PHK, biasanya investor melihatnya sebagai hal terbaik untuk perusahaan. Pasalnya ketika perusahaan memberhentikan karyawan, perusahaan bisa menghemat banyak uang.

Apalagi, lebih sedikit karyawan berarti lebih sedikit biaya yang dikeluarkan. Meski begitu, saham INTC tetap turun setelah laporan hasil kinerja Q1 diumumkan dan perusahaan mengonfirmasi adanya PHK karyawan.

Sekadar informasi, selain nilai saham yang anjlok, pendapatannya pada kuartal pertama adalah USD 12,7 miliar yang berarti stagnan dari tahun ke tahun.

Intel juga melaporkan mengalami kerugian sebesar 19 sen per saham. Namun, angka-angka ini tidak terlalu mengganggu investor, seperti perkiraan kuartalan Intel untuk Q2.

Sia-siakan Ledakan AI?

Menurut sebagian pihak, penurunan laba dan laporan kinerja ini merupakan imbas dari Intel yang kurang sigap memanfaatkan ledakan AI di tahun-tahun awal dekade ini. Akibatnya, kecerdasan buatan lebih banyak ditenagai oleh chip Nvidia ketimbang Intel.

Oleh karena itu, kini sang CEO Lip Bu Tan berharap Intel bisa menjadi raksasa chip AI, namun arahan perusahaan menunjukkan hal itu mungkin tak akan terjadi dalam semalam atau kuartal berikutnya.

Hingga kemarin, Intel merupakan salah satu dari sedikit perusahaan teknologi AS yang sahamnya naik sepanjang tahun.

Foto Pilihan

Para karyawan menyambut pelanggan yang memasuki toko mereka yang menjual Apple iPhone 16 di Jakarta pada 11 April 2025. (BAY ISMOYO/AFP)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |