Liputan6.com, Jakarta Pengepungan di Bukit Duri yang dirilis dengan judul internasional The Siege at Thorn High merilis serial video di balik layar yang memperlihatkan desainer produksi dan para kru membangun dunia dalam film karya Joko Anwar tersebut.
Kisah Pengepungan di Bukit Duri yang dibintangi Omara Esteghlal dan Morgan Oey berlatar pada Indonesia tahun 2027. Film ini memperlihatkan suasana kacau, ketika latar kota Jakarta mengalami kemunduran dalam banyak aspek.
Set sekolah SMA Bukit Duri, sebagai salah satu latar di film dibangun di atas bangunan bersejarah, Laswi Heritage di Bandung, Jawa Barat. Dalam cerita, SMA Bukit Duri awalnya adalah penjara. Tim artistik bekerja keras untuk memolesnya.
Joko Anwar menyebut tim artistik mendesain dua kali. Pertama, sebagai bekas penjara. Kedua, sebagai sekolah. Desainer produksi membangun sekitar 22 titik set sekolah dari ruang kelas, ruang kepala sekeolah, lorong, hingga ruang security.
Sekolah di Pengepungan di Bukit Duri
Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Senin (7/4/2025), Joko Anwar mengatakan, ini salah satu PR terbesar menjelang syuting Pengepungan di Bukit Duri. Kerja tim yang solid memungkinkan ini semua terjadi.
“Set sekolah di Pengepungan di Bukit Duri adalah sekolah yang dalam cerita tadinya berupa penjara, yang direnovasi dan dialihfungsikan sedemikian rupa sehingga bisa digunakan sebagai sekolah,” ujar Joko Anwar.
60 Hingga 70 Set Builder
“Total hari set-nya sendiri sekitar dua minggu lebih, dengan 60 hingga 70 set builder. Jadi masing-masing ruangan kami coba bangun ceritanya,” desainer produksi film Pengepungan di Bukit Duri, Dennis Sutanto, menambahkan.
Set lain menampilkan latar pecinan underground yang mengindikasikan kemunduran meski secara latar waktu terjadi di Indonesia masa depan. Banyak sampah berserakan, coretan di berbagai tempat umum, hingga dunia luar yang lebih berantakan.
Tak Jauh dari Indonesia Sekarang
Joko Anwar menyebut, tiap karakter tak digambarkan sebagai manusia jahat. Namun, mereka terjebak dalam ketidakberuntungan. Meski film bernuansa kelam dalam mengemas Indonesia di masa depan, ia ingin mengajak penonton merefleksi situasi Indonesia saat ini.
“Dunia di film ini tidak jauh dari Indonesia sekarang. Kami mengamplifikasi pesan tentang bagaimana seandainya trauma tidak diobati dan mengakibatkan bangsa kita berjalan ke arah yang lebih buruk dari sekarang,” Joko Anwar menyambung.
“Kami ingin bikin film yang bercerita bagaimana suatu bangsa bisa hancur karena tidak ada respek satu sama lain,” urainya. Pengepungan di Bukit Duri yang diproduksi Amazon MGM Studios dan Come and See Pictures akan tayang di bioskop Indonesia mulai 17 April 2025.