Liputan6.com, Jakarta Horor sebenarnya bukan genre baru bagi aktris Yunita Siregar. Namun, keterlibatannya dalam Kitab Sijjin & Illiyyin karya sutradara Hadrah Daeng Ratu tetap terasa spesial. Pasalnya, di film itu ia jad bintang utama, sebagai Yuli.
Dulu, saat membintangi film Tumbal Kanjeng Iblis (2022), Yunita Siregar ditugasi memperkuat pilar drama. Kini dalam Kitab Sijjin & Illiyyin, ia bersinggungan langsung dengan mistis dan horor. Kali pertama baca naskahnya, Yunia Siregar lelah sendiri.
“Pas baca ceritanya, aku saja membacanya capai (dalam arti), ini nanti eksekusinya apakah mungkin dilakukan di lokasi. Setnya bagaimana? Tadinya sempat ragu karena belum pernah horor. Lebih ke meragukan diri sendiri, gue bisa enggak ya?” katanya.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkai 6 fakta Yunita Siregar menbintangi film Kitab Sijjin & Illiyyin berdasarkan wawancara eksklusif di kantor KLY Jakarta, baru-baru ini. Hari pertama syuting, langsung adegan menghadap dukun.
1. Serasa Enggak Dikasih Napas
Masih segar dalam ingatan kala kali pertama membaca naskah Kitab Sijjin & Illiyyin karya Lele Leila hingga tuntas, Yunita Siregar mengaku bingung lantaran sebagai pembaca ia serasa tak diberi waku untuk menarik napas walau sejenak.
“Kesan pertama bingung, kayak enggak dikasih napas. Habis kejadian ini lanjut ini. Keluarga Yuli bisa survive saja gue amaze. Setelah begitu banyak kejadian tragis masih bisa bertahan sih wow, kalau aku sih sudah stres total,” katanya.
2. Syuting 3 Minggu di Jakarta dan Puncak
Syuting Kitab Sijjin & Illiyyin sekitar 3 minggu di Jakarta dan Puncak, Bogor, Jawa Barat saat bulan Ramadan. Yunita Siregar menyebut suasana syuting bareng Djenar Maesa Ayu, Tarra Budiman, Dinda Kanyadewi, Sulthan Hamonangan, dan Kawai Labiba menyenangkan.
“Pas bulan puasa, kami syuting. Senang lo, walau scene-nya berat eh tiba-tiba sudah magrib. Buka puasa bareng, makanannya banyak banget. Pokoknya sebelum Lebaran kami selesai. Syutingnya di Jakarta dan Puncak,” Yunita Siregar berbagi cerita.
3. Hari Pertama Syuting, Ketemu Dukun
Setelahnya, Yunita Siregar mengenang momen hari pertama syuting. Adegannya, Yuli ketemu dukun untuk kirim santet. Dalam naskah, adegan krusial ini justru berada di tengah cerita. Karenanya, Yunita Siregar berdiskusi dengan Hadrah Daeng Ratu untuk menakar emosi Yuli.
“Vibes-nya dibangun dengan sangat kuat, di dalam ruangan (dukun) ada kambing, ayam segala macam. Ruangannya dibikin enggak nyaman. Hari pertama ada asap, kemenyan, sangat mendukung set mencekam. Pokoknya banyak istighfar saja,” ujar Yunita Siregar.
4. Yunita Dipocong
Menyinggung adegan paling susah, Yunita Siregar menyebut dua. Pertama, dalam konteks adegan tak terpulakan yakni saat membaca mantra sihir dan dikafani layaknya jenazah yang dipocong untuk dikebumikan. Mulanya, adegan ini tak ada di naskah draft pertama.
“Tadinya adegan itu enggak ada di draft satu. Setelah beberapa kali revisi, kok ada adegan ini? Kok ada adegan aku jadi pocong? Aku saja membayangkannya, aduh serasa dikasih lihat bahwa nantinya seperti itu, harus merasakan sekarang, itu memorable banget,” ucapnya.
5. Emosi Adu Akting dengan Kawai
Sementara adegan paling susah sekaligus intens yakni penggambaran ketika Sijjin dan Illiyin bertemu. Ada adegan dengan Kawai Labiba yang diambil pada hari-hari terakhir syuting. Hadrah Daeng Ratu sampai turun tangan.
“Adegan aku bertemu dia itu, sangat emosional dan berat. Bu Hadrah sampai ke set, memeluk dan menenangkan kami berdua sambil bilang: It’s oke, apa yang terjadi memang harus terjadi,” Yunita Siregar memaparkan.
6. Titik Abu-Abu
Kepada calon penonton, Yunita Siregar memperingatkan bahwa Yuli bukan tokoh antagonis. Ia berada di titik abu-abu. Saat membaca naskah, Yunita Siregar sampai memosisikan diri sebagai Yuli di kehidupan nyata. Menurutnya, seorang aktor harus punya empati.
“Karena begitu banyak ketidakadilan yang terjadi di hidupnya. Yuli tadinya sosok tulus, baik. Orang yang terus-terusan ditimpa hal-hal yang tidak baik lama-lama, kalau imannya tidak kuat akan ada pikiran untuk membalas,” Yunita Siregar mengakhiri.