Liputan6.com, Jakarta Lima tahun silam, di tengah lockdown pandemi Covid-19, Park Hae Joon memantik kemarahan kaum hawa sedunia. Ini semua gara-gara aktingnya sebagai Lee Tae Oh dalam drakor sukses The World of the Married.
Bagaimana tidak, di drama Korea ini ia diceritakan berselingkuh dari istrinya (diperankan Kim Hee Ae), dengan seorang wanita muda yang dimainkan aktris Han So Hee. Tepat lima tahun kemudian, ia comeback dengan peran suami yang berbeda 180 derajat dengan Lee Tae Oh di drakor When Life Gives You Tangerines.
Dalam drakor Netflix ini ia menghidupkan karakter Yang Gwan Sik versi paruh baya hingga tua. Sejak muda hingga pengujung usia, Gwan Sik digambarkan adalah sosok pekerja keras untuk keluarganya.
Highlight drakor ini, adalah kesetiaannya yang tak pernah goyah kepada sang istri, Ae Sun (Moon So Ri). Dalam wawancara dengan media baru-baru ini, Park Hae Joon membeberkan sejumlah cerita menarik dari balik layar When Life Gives You Tangerines.
Berikut enam di antaranya.
1. Suami Red Flag vs Green Flag
Dilansir dari The Korea Times, Park Hae Joon mengaku akting sebagai Lee Tae Oh dan Yang Gwan Sik punya sensasi jauh berbeda.
"Memainkan karakter tak tahu malu yang berselingkuh memantik rasa semanga dan katarsis karena membuatku bisa melakukan sesuatu yang tak kulakukan dalam kehidupan nyata,” kata dia.
Ia melanjutkan, “Namun, memainkan Gwan Sik lebih menantang karena terus-menerus membuatku merenungkan diri sendiri dan menarik hubungan dengan kehidupanku sendiri.”
2. Meneladani Gwan Sik
Memerankan Gwan Sik yang begitu berdedikasi pada keluarganya, membuat Park Hae Joon memikirkan apa dirinya pantas memerankan karakter seperti ini.
"Setelah syuting, aku pulang ke rumah dan memandang istriku, lalu aku bertekad untuk memperlakukannya dengan lebih baik. Peran ini menjadi titik balik bagiku dalam kehidupan nyata, menginspirasiku untuk berubah dan tumbuh bersama karakter tersebut," ia menjelaskan.
3. Komentar Istri
Park Hae Joon mengaku selama produksi drakor ini, ia kerap membatin, soal apakah ada suami seperti Gwan Sik. Namun menurut istrinya sendiri, Park Hae Joon punya kemiripan dengan karakter yang ia perankan.
"Istriku begitu mengikuti drakor ini dan ia bilang padaku, 'Kamu punya banyak sisi seperti ini.' Mungkin aku memang suami seperti itu bagi istriku. Aku pelit kepada orang lain. Aku agak pelit untuk orang di luar anggota keluarga," kata dia, diwartakan Chosun Biz.
Lantas, menurutnya sendiri, seberapa mirip dirinya dengan Gwan Sik? "Kayaknya, aku 50 persen mirip Gwan Sik," jawabnya.
4. Park Hae Joon: Kuasa IU Bukan Manusia
Salah satu bintang drakor ini, IU, dikenal kerap memberikan hadiah kepada para senior yang bekerja sama dengannya. Kali ini, ia mengundang Park Hae Joon dalam konsernya.
Menyaksikan IU sebagai megabintang K-Pop beraksi di panggung, rupanya membuat Park Hae Joon syok.
"Aku tersadar bahwa orang yang kulihat tidur di pojokan itu tak sama dengan orang yang membuat Olympic Gymnasium penuh dan bernyanyi selama empat jam. Sungguh menakjubkan dan luar biasa melihatnya. Kurasa dia bukan manusia."
5. Susutkan Bobot Badan
Salah satu tantangan terberat yang dihadapi Park Hae Joon dalam drakor ini, adalah menampilkan Gwan Sik tua yang sakit-sakitan. Bahkan ia mesti berusaha keras menurunkan berat badan hingga 7-8 kilogram dalam waktu singkat, agar menampilkan adegan ini dengan meyakinkan.
"Aku mempersiapkan diri untuk adegan-adegan ini selama dua minggu. Dalam pekan pertama, aku minum 3 liter air setiap hari, lalu menguranginya menjadi 500 mililiter per hari selama sepekan berikutnya. Aku juga berendam setengah badan dan latihan kardio untuk mengeluarkan berat air dari tubuhku," kata dia.
Pada H-1 dan hari syuting ia bahkan tidak minum air sama sekali.
6. Syuting Sat-Set
Semua usaha ekstrem ini tentu memberikan dampak negatif pada tubuh Park Hae Joon. "(Ini) membuatku benar-benar kehabisan tenaga. Tak ada tenaga dalam mataku," kata dia.
Melakukan hal ini dalam jangka panjang tentu membahayakan. Alhasil diambil satu jalan keluar.
"Karena ada tiga adegan rumah sakit yang harus direkam, aku meminta pada sutradara agar semuanya syuting dalam satu hari, dan begitulah cara kami melakukannya."