Liputan6.com, Jakarta Kengerian yang masih mendera Palestina hingga kini, mengetuk hari nurani sekitar 300 pesohor dunia. Dilansir dari Deadline, Senin (2/6/2025), beberapa nama seperti Benedict Cumberbatch, Riz Ahmed, Dua Lipa dan Annie Lennox termasuk di antara para public figure tersebut, yang menandatangani surat terbuka untuk Perdana Menteri Inggris Keir Starmer.
Ada pula tanda tangan dari Tobias Menzies, Tilda Swinton, Toby Jones, Steve Coogan, Sadie Frost, Ruth Negga, Lily Cole hingga Mark Ruffalo.
Mereka menuntut Inggris mengakhiri “keterlibatan” negaranya dalam krisis kemanusiaan di Gaza. "Kami mendesak Anda untuk segera mengambil tindakan untuk mengakhiri keterlibatan Inggris dalam kengerian di Gaza,” begitu isi petikan surat tersebut.
Ditambahkan, “Saat ini, anak-anak di Gaza kelaparan sementara makanan dan obat-obatan hanya berjarak beberapa menit dari mereka, terblokir di perbatasan. Kata-kata saja tak akan cukup untuk memberi makan anak-anak Palestina – kami butuh tindakan. Setiap orang dari 2,1 juta penduduk Gaza berisiko kelaparan, saat Anda membaca ini."
Sebut Israel Terang-terangan
Surat terbuka tersebut berisi kemarahan, mengenai kondisi memilukan di Palestina yang terpampang jelas, tapi belum ada aksi nyata untuk menghentikannya.
Secara terang-terangan mereka juga menyinggung nama Pemerintah Israel sebagai pelaku kekejaman ini.
"Ibu, ayah, bayi, kakek nenek – seluruh masyarakat dibiarkan kelaparan di depan mata dunia. 290.000 anak berada di ambang kematian – dibiarkan kelaparan oleh pemerintah Israel selama lebih dari 70 hari."
Orang-orang yang menandatangani surat terbuka ini, juga menyerukan penangguhan semua penjualan senjata Inggris ke Israel dengan segera. Mereka juga menuntut dibukanya akses kemanusiaan bagi lembaga bantuan yang berpengalaman secepatnya, dan komitmen dari pemerintah Inggris untuk membantu mengadakan gencatan senjata.
Sejarah Akan Mencatat
Surat tersebut diinisiasi oleh Choose Love, sebuah LSM yang menyediakan bantuan darurat dan dukungan bagi pengungsi. “Kita butuh tindakan dari Keir Starmer sekarang,” kata salah satu pendiri dan CEO lembaga tersebut, Josie Naughton.
“Artinya, menghentikan semua penjualan senjata dan lisensi, memastikan bahwa organisasi kemanusiaan yang sah dapat menjangkau orang-orang di Gaza. Artinya adalah melakukan segala yang bisa dilakukan untuk mengakhiri kengerian ini," kata dia.
Ia melanjutkan, "Tindakan adalah sebuah pilihan, sama halnya dengan tidak bertindak. Sejarah akan mengingat apa yang kita lakukan saat ini. Kami memohon kepada Perdana Menteri untuk membuat pilihan yang tepat.”
Ditembak Saat Ambil Makanan
Sampai saat ini berita mengerikan tentang kondisi Gaza belum juga surut. Kanal Global Liputan6.com mewartakan bahwa sedikitnya 26 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 170 lainnya terluka pada Minggu (1/6/2025) saat mereka tengah dalam perjalanan menuju lokasi distribusi bantuan makanan di Jalur Gaza. Insiden memilukan ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang semakin memburuk di wilayah yang telah lama dilanda konflik.
Menurut keterangan sejumlah saksi mata, pasukan Israel diduga melepaskan tembakan ke arah kerumunan warga yang berjarak sekitar satu kilometer dari lokasi distribusi bantuan, yang dikelola oleh sebuah yayasan yang didukung Israel.
Militer Israel merespons dengan pernyataan singkat, menyatakan bahwa mereka “saat ini tidak mengetahui adanya korban luka akibat tembakan militer Israel di lokasi distribusi bantuan,” dan menyebut bahwa insiden ini masih dalam tahap penyelidikan, dikutip dari AP, Minggu.