Roy Marten Bongkar 4 Dekade Pernikahan dengan Anna Maria: Cinta Tanpa Syarat

Liputan6.com, Jakarta Aktor Roy Marten berbagi kisah tentang perjalanan rumah tangganya dengan Anna Maria yang langgeng hingga saat ini. Sudah 40 tahun mereka telah membina pernikahan. 

Roy Marten mengungkapkan, kunci utama pernikahan bertahan selama ini adalah dukungan luar biasa dari sang istri. Ia mengakui dalam berbagai momen sulit dalam hidup, Anna Maria tetap setia mendampinginya tanpa banyak menuntut.

“Luar biasa, pendukung saya luar biasa. Justru saat saya jatuh, ketika saya bermasalah, dia luar biasa. Tidak pernah menggugat, tidak pernah menuntut hal-hal yang tidak mungkin saya kerjakan. Tapi malah mendoakan saya, luar biasa," ungkap Roy Marten saat dijumpai di Kawasan Jatiwaringin belum lama ini.

"Sudah langka, model ini udah nggak keluar lagi," Roy Marten menambahkan.

Menurut Roy, perjalanan cinta memiliki tingkatan yang ia kategorikan eros dan agape. Ia menjelaskan bahwa eros adalah cinta yang mengandung unsur nafsu, sementara agape adalah cinta tanpa syarat yang kini menjadi dasar hubungannya dengan sang istri. 

"Jadi ketika cinta itu ada unsur nafsunya, itu namanya eros. Agape itu cinta tanpa syarat. Kita sudah di tingkatan agape. Erosnya udah meredup, tinggal kita cinta agape. Cinta orang tua kepada anaknya, itu agape. Whatever sih, apapun saya mencintai kamu tanpa syarat," jelas Roy.

Menjaga energi cinta tetap tumbuh, menurut Roy, hal yang sangat penting dalam pernikahan. Ia menekankan bahwa suami istri harus terus merawat hubungan dengan perhatian dan kasih sayang, bahkan dalam hal-hal kecil seperti bergandengan tangan dan memberikan pujian. 

"Cinta itu sesuatu yang tumbuh. Kalau sesuatu tumbuh, dia harus dipelihara. Kalau tidak dipelihara, dia akan mati. Jadi jangan suami istri setelah menikah 10 tahun sudah nggak mau gandeng istrinya, tidak mau telepon. Ini nih harus, itu rahasianya. Pujilah istrimu sesering mungkin," urai Roy.

Anna Maria mengamini pernyataan sang suami. Baginya, emosi dalam hubungan adalah sesuatu yang wajar. Tapi yang terpenting adalah bagaimana mengendalikannya agar tetap harmonis. 

"Jadi emosi kita nggak apa-apa, semua terkendali. Dulu paling sedikit perdebatan, sekarang sudah (nggak)," ucap Anna Maria.