Liputan6.com, Jakarta Jujur saja, Norma: Antara Mertua dan Menantu memenuhi semua kriteria untuk menjadi box office dari segi konfigurasi pemain, tema, sumber asli yang sangat viral, hingga kualitas hasil akhirnya bikin emosi penonton jungkir balik.
Ia digadang-gadang menjadi yang terdepan dalam persaingan libur Lebaran. Bahkan, Tissa Biani pemeran Norma Risma berharap film ini bisa tembus 7 juta penonton. Yang terjadi di tangga box office sebaliknya.
Bersaing dengan Pabrik Gula, Qodrat 2, Jumbo, hingga Komang, film Norma: Antara Mertua dan Menantu jadi satu-satunya yang belum menembus 500 ribuan penonton. Setidaknya, itu yang terjadi saat review film ini disusun.
Padahal, masih segar dalam ingatan ketika Norma Risma jadi bintang tamu podcast Curhat Banhg Denny Sumargo, Desember 2022. Podcast sepanjang 1 jam dan 29 menit ini mendulang 28 jutaan views. Rekor di eranya.
Norma, Irfan dan Rina
Film Norma: Antara Mertua dan Menantu diusung dari kisah nyata Norma Risma. Dalam film, Norma Risma (Tissa Biani) menikah dengan Irfan (Yusuf Mahardika) yang bekerja di swalayan terkenal di Serang. Mereka tinggal di rumah Norma.
Di rumah itu, ada ibunda Norma, Rina (Wulan Guritno) yang sudah lama pisah ranjang dengan Abdul (Rukman Rosadi). Abdul merantau ke Jakarta. Mulanya, pernikahan ini baik-baik saja. Norma dan Irfan bahkan membuatkan warung mi ayam untuk Rina.
Rina mengelola warung dibantu kakak iparnya, Fitri (Nunung). Suatu hari, Irfan yang lagi ribut dengan Norma tidur di kursi ruang tamu. Di sana, ada Rina yang menolong dengan membalur minyak kayu putih dan memijat punggungnya.
Kontak fisik pertama ini membuat hati keduanya berdesir. Sejak itu, ada pertemuan-pertemuan rahasia di warung mi ayam hingga rumah. Serapi apapun bangkai dibungkus, bau busuknya akan tetap tercium. Fitri yang pertama mengendusnya.
Mengingatkan Pada Ipar Adalah Maut
Dramaturgi Norma: Antara Mertua dan Menantu mengingatkan kita pada Ipar Adalah Maut. Bisa jadi karena penulis naskahnya sama, Oka Aurora, yang juga menggarap megadrama Layangan Putus hingga Jangan Salahkan Aku Selingkuh.
Bahkan, editornya pun sama, Wawan I. Wibowo, yang meraih Piala Citra Penyunting Gambar Terbaik FFI 2024 berkat Ipar Adalah Maut. Alurnya terjaga lumayan rapi meski beberapa bagian adegan komedinya terasa komikal.
Misalnya di bagian ponsel kecemplung ember berisi air. Nunung dan Erick Ekstrada mengeksekusinya dengan jenaka, efektif memantik tawa penonton meski formulanya superklasik.
Perselingkuhan Dalam Masyarakat Kita
Kekuatan Norma: Antara Mertua dan Menantu adalah menempatkan isu perselingkuhan sebagai bagian dari society. Ini bisa menimpa siapa saja, terjadi kapan saja, di tempat yang tak terduga termasuk warung dan gudang.
Look para pelakunya pun dibuat begitu dekat dengan awam. Hot Mama Wulan Guritno pun tampak seperti mak-mak pada umumnya dengan warna kulit yang tak merata di wajah. Jadi, terasa believable dengan karakter menutup diri sejak menit awal.
Yusuf Mahardika diplot tidak tampak charming. Benar-benar mas-mas layaknya tetangga sebelah kita. Tidak dipresentasikan sebagai pria dengan level ganteng di awang-awang. Maka, saat perselingkuhan terjadi, ironinya terasa semerbak.
Tokoh Dengan Fondasi Kuat
Oka Aurora membangun para tokoh dengan fondasi lumayan kuat. Meminjam jargon acara berita kriminal tempo dulu, kejahatan terjadi bukan hanya karena niat para pelakunya tapi juga karena ada kesempatan.
Kalau boleh menambahkan satu aspek lagi, luka masa lalu yang belum selesai. Pelaku butuh obat. Sialnya, obat itu di tangan yang salah dan situasinya tidak pas. Rina bukan pelakor culas. Ia hanya tak bahagia. Tak punya pilihan. Sekalinya membuat pilihan, fatal.
Hal yang sama terjadi pada Irfan. Keduanya tampil total meski penata kamera berusaha mengakali agar tak terlalu eksplisit, tetap saja gambar-gambar dalam film ini bikin jantung penonton auto dag-dig-dug-der.
Bikin Pikiran Penonton Ke Mana-mana
Adegan keluar dari kamar mandi misalnya atau celana dalam tertinggal di ranjang jelas bikin pikiran penonton ke mana-mana. Ada banyak klimaks dalam rentetan konflik yang disajikan film ini. Penonton sebenarnya punya kesempatan buat marah-marah di bioskop.
Sayang, tak banyak penonton yang datang. Bisa jadi, karena tema perselingkuhan kurang pas dipasang di libur Lebaran yang identik dengan kumpul keluarga lintas generasi. Nonton film untuk Lebaran cenderung yang seru-seruan saja. Bukan untuk gemas dan ngedumel.
Ngakak, Kesal, Deg-degan, Mewek
Kisah viral seperti Norma Risma, Ipar Adalah Maut, atau KKN di Desa Penari sejatinya bisa mempromosikan dirinya sendiri. Viralitas adalah publikasi tak ternilai. Namun saat dialihwahanakan, mereka tetap butuh “dar-der-dor” yang bikin calon penonton menoleh lagi. Ingat lagi.
Mengingat, masyarakat kita gampang heboh tapi juga cenderung gampang lupa. Terlepas dari performanya di tangga box office, Norma: Antara Mertua dan Menantu paket lengkap yang menyajikan beragam sensasi: ngakak, gondok, deg-degan, sampai mewek.
Pemain: Tissa Biani, Wulan Guritno, Yusuf Mahardika, Nunung, Rukman Rosadi, Erick Estrada, Devi Permatasari
Produser: Dheeraj Kalwani
Suradara: Guntur Soeharjanto
Penulis: Oka Aurora
Produksi: Dee Company
Durasi: 134 menit