Liputan6.com, Jakarta Lagu “Get Back” dari The Beatles menyimpan kisah panjang yang menarik sekaligus sarat makna. Awalnya, lagu ini ditulis oleh Paul McCartney sebagai komentar satir terhadap isu imigrasi yang sedang panas di Inggris pada akhir 1960-an. Dalam versi awalnya, terdapat lirik yang berbunyi “I dig no Pakistanis” yang menegaskan makna lagu ini menyinggung sentimen anti-imigran. Namun, Paul McCartney memutuskan untuk membuat lirik yang lebih halus dan universal agar tidak menyinggung pihak mana pun.
Sebenarnya, lagu ini ditujukan untuk menjadi judul album sekaligus film dokumenter tentang proses kreatif The Beatles di studio. Setelah vakum dari panggung sejak 1966, keempat personel The Beatles kembali bersemangat untuk tampil setelah membuat video promo “Hey Jude” di depan penonton pada September 1968. Konsep awal proyek ini adalah mengembalikan mereka ke akar musik awal, yakni bermain secara live tanpa rekayasa studio.
“Get Back” menjadi lagu yang paling mendekati semangat tersebut. Diproduseri George Martin, lagu ini dirilis pada April 1969 sebagai single lanjutan dari “Hey Jude.” Lagu ini pun sukses besar, hingga merajai sejumlah tangga lagu di berbagai negara.
Namun, perjalanan album yang diberi judul lagu ini terkendala. Engineer bernama Glyn Johns awalnya diminta untuk merangkai album dari rekaman sesi latihan yang lebih terdengar mentah. Saat film dokumenter Let It Be diedit dari rekaman sesi studio dan penampilan rooftop, album ini sempat terbengkalai. Dalam kurun waktu itu, The Beatles justru merekam album Abbey Road, merilisnya, lalu bubar.
Phil Spector, yang pernah memproduseri lagu solo John Lennon, “Instant Karma,” kemudian diundang untuk menata ulang album ini, yang akhirnya diberi judul Let It Be. Spector menambahkan orkestra dengan teknik “Wall of Sound,” membuat album yang awalnya direncanakan mentah justru terdengar lebih megah. Album ini akhirnya dirilis pada 8 Mei 1970, setelah The Beatles resmi bubar.
Penampilan ikonik
Penampilan ikonik “Get Back” di atap kantor Apple Records pada 30 Januari 1969 menjadi momen klimaks dalam film dokumenter mereka. Mereka tahu bahwa polisi akan segera membubarkan aksi tersebut, namun band ini merahasiakan rencana tersebut.
Hasilnya, mereka berhasil memainkan “Get Back” tiga kali sebelum dihentikan polisi. Momen ini sukses menjadi penutup film yang berkesan. Bahkan, audio dan canda tawa mereka di rooftop digunakan untuk menambah nuansa live dalam beberapa versi rekaman “Get Back.”
Dalam versi single, lagu ini berdurasi 3:11 dan memiliki ending palsu di menit 2:34 sebelum Paul McCartney kembali bernyanyi dengan gaya spoken verse: “Get back Loretta, your mummy’s waiting for you, wearing her high-heeled shoes and her low-neck sweater, get back home, Loretta.”
Sementara itu, versi album sedikit lebih pendek (3:09) dan diawali dengan potongan sesi latihan, di mana John Lennon meledek lirik pertama Paul McCartney dengan: “Sweet Loretta fat she thought she was a cleaner, but she was a frying pan.”
Keterlibatan Pihak Lain di Lagu
Di akhir versi album, terdengar suara tepuk tangan, lalu Paul McCartney berkata, “Thanks Mo,” merujuk pada Maureen, istri Ringo Starr, yang bertepuk tangan. John Lennon menimpali, “I’d like to say thank you on behalf of the group and ourselves, and I hope we’ve passed the audition.” Bagian ini diambil dari penampilan rooftop.
Billy Preston turut memperkaya lagu ini dengan permainan piano elektriknya. Ia menjadi satu-satunya musisi tamu yang mendapat kredit di single The Beatles, yakni “The Beatles with Billy Preston.”
Preston sendiri datang atas ajakan George Harrison, yang sempat meninggalkan sesi rekaman pada 10 Januari 1969 akibat ketegangan antarpersonel. Preston hadir pada 22 Januari dan membantu mencairkan suasana.
Paul McCartney pernah berkata dalam sebuah rilis pers: “Kami duduk di studio dan membuatnya begitu saja… kami langsung menulis lirik di tempat itu… setelah selesai, kami rekam di Apple Studios dan menjadikannya sebuah lagu untuk bergoyang.”
Sementara itu, John Lennon menyebut "Get Back" adalah semacam versi baru dari lagu mereka sebelumnya, "Lady Madonna". Ia juga pernah merasa Paul menyindir Yoko Ono saat menyanyikan baris “get back to where you once belonged.”
Inspirasi Judul Get Back
Inspirasi judul “Get Back” sendiri diambil Paul dari lagu George Harrison yang berjudul “Sour Milk Sea,” khususnya baris “get back to where you should be,” yang kemudian diubah menjadi “get back to where you once belonged.”
Ada pula spekulasi bahwa tokoh “JoJo” dalam lagu ini merujuk pada Joseph Melville See Jr., mantan suami Linda McCartney yang berasal dari Tucson, Arizona. Namun, Paul membantahnya, menyebut JoJo hanyalah karakter fiksi.
Preston pernah bercerita bahwa solo pianonya di lagu ini benar-benar spontan. Saat latihan, ia tidak menyangka akan diminta untuk mengambil solo, tetapi saat rekaman mereka menyuruhnya, “Take a solo!” dan ia pun langsung melakukannya.
Versi rooftop yang paling terkenal kini banyak beredar dalam bentuk bootleg, termasuk momen saat McCartney bercanda meledek polisi yang membubarkan mereka: “You been out too long, Loretta! You’ve been playing on the roofs again! That’s no good! You know your mommy doesn’t like that! Oh, she’s getting angry… she’ll have you arrested! Get back!”
Versi editan rooftop ini kemudian dirilis dalam Anthology 3 pada 1996.
Di-cover oleh Banyak Artis
“Get Back” telah di-cover oleh banyak artis, mulai dari The Bee Gees, Elton John, hingga Rod Stewart. Pada 2003, Paul McCartney dan Ringo Starr mengizinkan Apple Records untuk merilis ulang album ini tanpa sentuhan Phil Spector dengan judul Let It Be… Naked, sesuai dengan konsep awal yang lebih mentah.
Pada tahun 2005, Paul McCartney bahkan membawakan “Get Back” di acara halftime Super Bowl, setelah kontroversi “Nipplegate” Janet Jackson tahun sebelumnya. Penampilan ini dipilih agar tidak menimbulkan kegaduhan baru.
Fakta menarik lainnya, supermodel Twiggy ternyata berperan meyakinkan Paul McCartney bahwa “Get Back” layak menjadi single.
“Aku memainkannya untuk Twiggy, dan dia langsung histeris, katanya: ‘Ini keren banget, ini harus jadi single!’,” kenang McCartney dalam sebuah wawancara online. “Itu membantu. Kadang penting melihat sesuatu dari perspektif orang lain.”
Lagu “Get Back” memang lebih dari sekadar tembang rock biasa. Ini menjadi potret sejarah band terbesar di dunia yang mencoba “kembali” ke akar mereka, meskipun pada akhirnya justru menjadi penutup perjalanan The Beatles.