Liputan6.com, Jakarta Sejumlah dokter bedah asal Indonesia saat ini tengah mengikuti pelatihan mendalam di India melalui program ISCP Fellowship, sebuah inisiatif yang dirancang untuk memperkuat kompetensi dalam bidang proktologi.
Itu merupakan cabang ilmu bedah yang berfokus pada diagnosis dan penanganan penyakit di area anus dan rektum, seperti hemoroid (wasir), fistula ani, fisura ani, abses anorektal, striktur anus, hingga prolaps rektum.
Program ini tidak hanya mengajarkan teknik bedah mutakhir, tetapi juga mengusung pendekatan menyeluruh dari hulu ke hilir.
“Dalam program ini, kami mendapatkan pelatihan menyeluruh mulai dari proses screening pasien, teknik pemeriksaan yang tepat, persiapan pra-operasi, pelaksanaan tindakan bedah, hingga perawatan pasca operasi proktologi. Jadi bukan hanya operasi yang diperdalam,” ujar dr. Tony Sukentro, SpB, FICS, FISCP, salah satu peserta pelatihan.
Teknologi Proktologi Modern
Program ISCP Fellowship memperkenalkan para peserta pada berbagai teknik dan teknologi modern dalam penanganan kasus-kasus proktologi, antara lain: Laser Surgery, Stapler Hemorrhoidectomy, HAL-RAR (Hemorrhoidal Artery Ligation - Recto Anal Repair), Well C Procedure, Radiofrekuensi & Ultrasonik, VAAFT (Video Assisted Anal Fistula Treatment); dan Teknik LIFT, VILAPS, hingga SILAC.
Dengan pelatihan ini, para dokter diharapkan dapat menyerap dan mengadaptasi teknologi tersebut di Indonesia, sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan keamanan tindakan medis dalam bidang proktologi.
Harapan untuk Pengembangan di Tanah Air
Ketua Chapter Bedah Umum Kolegium Indonesia, dr. Harmin Sarana, SpB, MM, FISCP, menyambut baik keberadaan program ini dan berharap pelatihan serupa bisa dikembangkan di dalam negeri.
“Kami sangat berharap program seperti ini dapat ditindaklanjuti dan dikembangkan lebih lanjut di Indonesia, guna memperkaya kemampuan para dokter bedah dalam menangani kasus-kasus proktologi yang semakin kompleks,” tuturnya.
Berbagi Ilmu untuk Kemajuan Bersama
Usai menyelesaikan program ini, para lulusan Fellowship Coloproctology akan membagikan pengetahuan dan pengalaman mereka melalui pelatihan dan seminar bagi para sejawat di Indonesia.
Langkah ini diharapkan bisa mendorong perkembangan ilmu proktologi secara kolektif, bukan hanya individual, demi peningkatan mutu layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
Dengan partisipasi aktif dalam program internasional ini, Indonesia menegaskan kesiapannya untuk memasuki era baru dalam penanganan penyakit proktologi yang lebih modern, aman, dan berstandar global.