Wawancara Ekslusif: CEO Yandex Search International Ungkap Rencana Besarnya di Indonesia

1 month ago 26

Liputan6.com, Jakarta - Yandex baru saja merilis Yandex Search dengan AI di Indonesia, sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan (AI) yang dirancang dengan konteks budaya dan bahasa lokal. Menariknya, kehadiran Yandex Search dengan AI ini digadang-gadang juga sebagai pesaing dominasi Google yang selama ini menguasai pasar pencarian internet di Indonesia.

CEO Yandex Search International, Alexander Popovskiy, secara khusus datang langsung ke Jakarta untuk memperkenalkan teknologi terbaru buatan perusahaannya.

Dalam wawancara Ekslusif bersama jurnalis Liputan6.com, Ratu Annisaa Suryasumirat, di JS Luwansa pada Selasa (16/9/2025), CEO Yandex Search International ini memaparkan strategi Yandex, tantangan di pasar Indonesia, hingga pandangannya mengenai masa depan AI.

Berikut kutipan wawancaranya:

Bisakah Anda ceritakan secara rinci tentang misi yang dibawa Yandex ke Indonesia?

Strategi Yandex memang berbeda dari banyak kompetitor global lainnya. Kami memang perusahaan multinasional, tetapi tujuan kami adalah mendirikan Yandex Indonesia sebagai perusahaan lokal benar-benar nasional, dan semoga suatu hari nanti akan benar-benar menjadi demikian.

Ia tidak akan dipandang sebagai cabang dari sebuah korporasi, melainkan benar-benar sebagai merek nasional Indonesia—dijalankan dan dikendalikan oleh orang Indonesia, para pengembang Indonesia, manajer produk Indonesia. Itu adalah impian saya.

Tingkat Literasi Digital Masyarakat Indonesia

<p>Alexander Popovskiy (CEO Yandex Search International) saat wawancara dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/9/2025). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)</p>

Jadi, bagaimana Anda menilai tingkat literasi digital masyarakat Indonesia saat ini?

Saya melihat perkembangannya sangat pesat. Sangat pesat. Kalau Anda ingat, mungkin agak sulit bagi Anda untuk mengingat, tapi bagi saya, dari sudut pandang usia, lebih mudah. Pertama kali saya ke Indonesia, saya rasa sekitar tahun 2005.

Dan sejak saat itu saya cukup sering ke Indonesia, mungkin setiap lima tahun sekali. Dan setiap kali saya datang, saya melihat perbedaan yang sangat besar.

Dalam 20 tahun terakhir, Indonesia telah membuat lompatan transformasi sebagai bangsa, sebagai masyarakat, tingkat adopsi internet, teknologi digital, sungguh luar biasa.

Indonesia mampu membangun perusahaan besarnya sendiri, perusahaan Indonesia, yang benar-benar berada di tingkat teratas dalam teknologi internet. Layanan pesan-antar makanan, transportasi online, taksi.

Indonesia benar-benar punya merek nasional besar. Ada banyak pengembang perangkat lunak. Pertanyaan-pertanyaan yang saya dapatkan di universitas, dalam pertemuan dengan mahasiswa, benar-benar menunjukkan tingkat literasi yang sangat tinggi, baik dari mahasiswa maupun para dosennya.

Jadi, itu sangat mengesankan.

Yandex Adalah Ekosistem

<p>Alexander Popovskiy (CEO Yandex Search International) saat wawancara dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/9/2025). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)</p>

Anda juga menyebut Yandex adalah perusahaan dengan banyak cabang layanan, seperti sebuah ekosistem. Jadi, seperti apa ekosistem Yandex? Mengingat Yandex juga menyediakan layanan musik, video, hingga pesan-antar makanan.

Ya, Yandex adalah— seperti yang Anda sebut— sebuah ekosistem.

Sebenarnya, kami adalah salah satu ekosistem digital paling maju di dunia karena kami menawarkan puluhan layanan berbeda, baik untuk pengguna maupun bisnis. Dari perspektif ini, kami cukup unik. Tapi bukan berarti semua layanan itu otomatis hadir di setiap pasar negara.

Jadi, itu tergantung pada situasi persaingan, pada tantangan belum terpecahkan di pasar tertentu. Karena kalau kita lihat, misalnya, di bidang transportasi taksi online, Indonesia sudah sangat maju.

Jadi, tidak ada nilai tambah jika kami masuk hanya untuk menciptakan kompetisi baru. Tapi untuk layanan pencarian internet—menjadi tulang punggung ekosistem Yandex—kami melihat ada peluang.

Pasar saat ini didominasi oleh satu pemain besar. Pengguna pada dasarnya tidak punya pilihan, karena vendor perangkatlah yang menentukan mesin pencari apa yang dipakai, bukan pengguna. Jadi, kami percaya ada ruang di sini bagi mesin pencari baru.

Selain itu, di pasar AI assistant, Indonesia masih dalam tahap awal. Belum ada asisten AI yang benar-benar lokal. Tidak ada semacam ChatGPT versi Indonesia.

Dan kami yakin di sinilah kami bisa memberi nilai tambah. Inilah yang akan kami coba lakukan di sini.

Strategi Yandex Manfaatkan AI untuk Pencarian

<p>Alexander Popovskiy (CEO Yandex Search International) saat wawancara dengan Liputan6.com di Jakarta, Selasa (16/9/2025). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)</p>

Jadi, terkait AI, apa strategi Yandex dalam memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan relevansi dan kecepatan hasil pencarian dibanding kompetitor global seperti Google atau Bing?

Kelemahan utama AI adalah adanya hallucination. Masalah ini hanya bisa diatasi dengan menggabungkan pencarian internet tradisional dengan teknologi LLM (Large Language Model).

Dan inilah yang kami lakukan di Yandex AI. Jadi, kami mendasarkan jawaban AI kami pada hasil yang kami peroleh dari internet. Tentu, beberapa di antaranya juga bisa diragukan, tetapi dengan pengalaman panjang sebagai mesin pencari, kami tahu cara membedakan fakta nyata dari informasi palsu.

Kami percaya dengan menggabungkan LLM dan mesin pencari, kami bisa memberikan hasil yang lebih komprehensif sekaligus lebih andal.

Jadi, tidak hanya lebih mudah dipahami, tetapi juga lebih dapat dipercaya karena berasal dari sumber yang nyata. Selain itu, kami berbeda dengan kompetitor kami yang tidak mengungkapkan sumber-sumber mereka.

Kami memberi kesempatan kepada pengguna untuk menelusuri topik lebih dalam. Jadi, jika mereka ingin tahu sumber jawaban kami, mereka tinggal klik dan bisa membaca sumber aslinya. Dari sudut pandang ini, kami juga lebih ramah terhadap media publikasi seperti Anda.

Dan juga karena kami memberikan traffic (kepada website sumber). Kami tidak sekadar mengunci traffic di dalam ekosistem kami.

Tantangan Yandex Soal Keakuratan Informasi dari AI

Jadi, apa tantangan yang dihadapi Yandex dalam memastikan keakuratan informasi yang dihasilkan AI saat ini?

Nah, dalam hal memastikan akurasi, seperti yang saya katakan, kami mendasarkan diri pada pengalaman bertahun-tahun di bisnis pencarian internet.

Masalah berita palsu dan halaman web dengan informasi menyesatkan bukanlah hal baru. 

Kami sudah lebih dari 25 tahun berpengalaman membedakan sumber terpercaya dari yang tidak, ditambah bantuan machine learning, LLM, dan masukan dari pengguna.

Karena Anda tahu, masalah dari sistem AI dan LLM biasa adalah semua data—bahkan jika berasal dari internet—hanya dimasukkan pada saat model itu dilatih, yang mungkin terjadi berbulan-bulan lalu. 

Jika Anda bertanya kepada model semacam itu—yang biasanya tidak terhubung dengan internet— tentang hasil pertandingan sepak bola kemarin, mereka akan tetap menjawab Anda.

Tapi, mereka tidak punya informasi itu, jadi mereka akan mengarang (hallucination). Mereka akan membayangkan jawabannya. Membayangkan timnya, hasilnya, dan seterusnya (hallucination).

Pengalaman CEO Yandex Search International di Masa Awal Sistem AI

Saya ingat di masa-masa awal sistem AI, saya menguji salah satunya. Saya bertanya nama para Tsar Rusia. AI itu memberi saya lima nama.

Lalu saya bilang, coba sebutkan lagi yang lain. AI itu lalu memberi lima nama lagi. 

Saya bilang, coba sebut lagi. AI itu terus memberi lima nama lagi, lima nama lagi, hingga akhirnya ada 25 nama Tsar berbeda yang disebutnya. 

Padahal, (faktanya) hanya ada sekitar 12 Tsar (dalam sejarah Rusia).

Begitulah cara kerjanya, karena pada dasarnya AI hanya mencoba memprediksi kata berikutnya berdasarkan kata yang dilatih sebelumnya.

Yandex AI berbeda. Kami mendasarkan jawaban kami pada informasi dari internet, sehingga kami bisa memberikan hasil pertandingan sepak bola kemarin, juga data faktual yang benar dari masa lalu.

Perkembangan AI di Mesin Pencari

Apa pandangan Anda tentang arah perkembangan AI di mesin pencari, lima tahun ke depan, dan bagaimana Yandex mengantisipasi tantangan etika seperti bias algoritma atau penyebaran informasi yang keliru?

Ya, saya pikir hal yang penting adalah menghadirkan interface yang lebih relevan dengan internet, khususnya bagi generasi muda. Karena jika Anda lihat, orang-orang yang baru mulai menggunakan HP—seperti usia 7 tahun, 12 tahun, remaja—mereka sangat jauh dari internet tradisional. Mereka tidak memahami konsep URL, konsep .com, HTTP, dan sebagainya.

Mereka punya (atau tahunya) TikTok. Mereka swipe konten, mereka saling mengobrol. Jadi inilah kenapa berbicara dengan AI terasa sangat alami bagi mereka. Tetapi hal ini juga membatasi peluang mereka, karena internet begitu luas, ada begitu banyak data, begitu banyak situs yang bisa menyelesaikan banyak hal, begitu banyak aplikasi.

Jadi, kami melihat masa depan akan berada pada titik konvergensi antara kebiasaan generasi muda dengan data mereka, dengan pencapaian internet selama bertahun-tahun sejarahnya.

Browser Tradisional akan Tergantikan Peramban Hybrid dan Chat AI

Kami percaya browser tradisional akan digantikan oleh semacam hybrid antara browser dan chat AI, sehingga lebih nyaman bagi generasi muda.

Jadi Anda tidak hanya bisa mengetik permintaan pencarian atau URL, tetapi Anda bisa menanyakan pertanyaan sehari-hari sesuka Anda.

Kemudian Anda mendapatkan jawaban yang lebih kaya. Tidak hanya jawaban teks, tetapi juga data faktual.

Misalnya, cara memasak nasi goreng dengan gambar, atau cari tempat makan nasi goreng buat malam ini dengan peta dan petunjuknya, dan Anda juga bisa bertanya lebih lanjut.

Misalnya, tolong buatkan rute ke tempat ini, tetapi bukan hanya rute terpendek, melainkan rute yang melewati pantai supaya bisa menikmati pemandangan di perjalanan. Hal-hal semacam itu.

Dan saya pikir konvergensi antara mesin pencari tradisional, browser, situs web, dan AI adalah masa depan yang akan dinikmati banyak orang. Tidak hanya generasi muda, tapi juga kita semua.

Cara Yandex Bersaing di Pasar Indonesia

Anda sudah beberapa kali bertemu dengan menteri, dan sudah ada beberapa kerja sama yang berjalan dengan sejumlah institusi. Tantangan signifikan apa yang dihadapi Yandex untuk meningkatkan upaya bersaing di pasar Indonesia?

Tantangan utama Yandex di Indonesia adalah membuka kembali persaingan, mengembalikan pilihan kepada konsumen. Karena saat ini, seperti yang saya katakan, ketika Anda membuka ponsel baru, Google sudah terpasang secara bawaan.

Baik di Android, karena mereka mengendalikan Android, maupun di iOS, karena mereka memiliki perjanjian global. Jadi, beberapa korporasi di Amerika sudah saling sepakat bahwa Anda harus menggunakan Google. Itulah realitasnya.

Dan kita perlu membuka persaingan. Ini bukan sesuatu yang unik atau belum pernah dilakukan. Banyak negara telah mengambil langkah ke arah itu.

Di Uni Eropa, di Rusia, di India, sudah ada regulasi mengenai akses yang setara terhadap platform digital. Regulasi itu sangat sederhana, yang disebut choice screen. Ketika pertama kali Anda mencoba mencari sesuatu di perangkat, Anda akan ditanya mesin pencari mana yang ingin Anda gunakan.

Belum Ada Regulasi Akses Setara di Platform Digital

Itulah satu-satunya hal yang kami advokasikan, dan inilah tantangan utama kami di Indonesia. Karena tidak ada orang yang benar-benar akan masuk ke pengaturan perangkat. Tidak ada yang akan begitu mencintai Yandex atau Bing atau alternatif lain hingga rela melakukan tujuh kali klik, empat kali scroll, dan segala kerumitannya.

Kami butuh pertanyaan yang benar-benar sederhana dan langsung. Dan mungkin bukan hanya untuk mesin pencari. Saat ini mesin pencari memang penting, tapi ke depan akan ada sistem AI dan seterusnya.

Jadi, sangat penting untuk membuka persaingan, menghapus bias bawaan akibat pre-installation. Dan Indonesia sebenarnya sudah mulai mengambil langkah awal dalam hal ini. Karena dengan adanya amandemen terbaru terhadap UU Informasi di Indonesia, akses yang setara terhadap platform digital sudah dinyatakan.

Sekarang yang dibutuhkan hanyalah aturan lebih rinci, mungkin di level sekunder, yang menjelaskan langkah apa saja yang harus dilakukan para pemain agar praktiknya benar-benar bisa mengembalikan pilihan kepada pengguna. Kekurangan pilihan inilah tantangan utama kami.

Inovasi Yandex Ketimbang Pesaing

Jadi, bagaimana Yandex melihat kondisi pasar browser di Indonesia saat ini? Inovasi apa yang ditawarkan Yandex untuk membedakan dirinya dari para pesaingnya? 

Seperti yang saya katakan, hari ini kami sedang mengambil langkah pertama yang sangat penting dalam transformasi dari browser internet tradisional menjadi asisten pencari berbasis AI. Ini baru langkah awal.

Mari kita lihat bagaimana hasilnya nanti. Namun, ini sudah memberikan banyak manfaat. Tim pemasaran kami menghitung, Anda bisa menghemat hingga seminggu waktu browsing dengan Yandex, dibandingkan dengan browser tradisional.

Tapi ini baru langkah awal yang penting. Dan seperti saya katakan, ini sudah memberikan banyak keuntungan. Karena jika Anda benar-benar melakukan penelitian ilmiah, atau sekadar mempelajari suatu topik di sekolah atau universitas, ini sudah membuat perbedaan besar.

Daripada menghabiskan waktu menjelajahi berbagai situs, atau bertanya ke ChatGPT dengan risiko mendapat jawaban ngarang (hallucination), Anda bisa menggunakan Yandex dan mendapatkan jawaban yang komprehensif.

Yandex akan melakukan pencarian itu sendiri. Itu sudah menjadi lompatan besar. Tapi tentu saja langkah-langkah baru akan menyusul, seperti biasanya. Namun saya rasa apa yang kami lakukan hari ini sudah sangat penting.

Seberapa Penting AI dalam Kehidupan Saat Ini?

Menurut Yandex, seberapa penting AI dalam kehidupan saat ini?

AI semakin lama jadi semakin tidak tergantikan. Kalau Anda bayangkan kurva perkembangan teknologi apa pun, bentuknya seperti huruf U.

Dimulai dari para early adopters, mereka yang siap mencoba segala hal baru, tidak peduli seberapa sulit digunakan, seberapa mahal, atau belum andal. Selalu ada orang-orang seperti itu.

Lalu early adopters biasanya diikuti oleh early majority, orang-orang yang terbuka terhadap inovasi, tetapi hanya mau menggunakan hal-hal yang benar-benar membawa manfaat.

Dan sekarang kita berada di ambang antara early adopters dan early majority dalam hal AI. Jadi, teknologinya masih belum dipakai terlalu sering oleh semua orang. Data statistik faktualnya kurang lebih sama di seluruh dunia.

Namun early majority sudah mulai mencoba sesekali, sehari sekali, dan seterusnya. Jadi kami percaya teknologi ini akan segera menjadi hal yang benar-benar masif, pasar massal. Mungkin hanya dalam hitungan beberapa tahun.

Keberagaman di Teknologi Sudah Hilang

Jadi, AI akan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari kita dengan sangat cepat. Sudah hampir sampai ke titik itu. Karenanya sangat penting untuk menjaga keberagaman dan adanya persaingan.

Soalnya terus terang, di ranah internet kita sudah kehilangan keberagaman. Sebagian besar negara hanya dikuasai satu pemain besar, dan itu bukan karena keunggulan teknologinya.

Itu terjadi karena dominasi di pasar lain yang terkait. Katakanlah Google. Mereka menguasai Android, dan di semua perangkat Android mereka memasang aplikasi Google, Google Search.

Dan bagi banyak orang tidak ada alternatif. Bahkan mereka tidak membayangkan bisa saja ada mesin pencari alternatif. Akhirnya mereka menjadi gatekeeper on the gateway to the internet. Dan itu berbahaya.

Lebih Nyaman Ngobrol dengan Asisten AI

Hal ini masih bisa dijalankan di internet karena pencarian internet masih menelusuri situs-situs nyata. Jadi, Anda bisa membatasi peringkat suatu situs lebih rendah atau lebih tinggi.

Masih ada banyak peluang. But still there are Internet sites behind Internet search. With AI it's even more dangerous.

Karena Anda hanya perlu bertanya ke asisten AI, Anda dapat jawaban, dan selesai. Jadi jika Anda tidak punya pilihan asisten AI, tidak ada pilihan praktis, Anda kehilangan banyak peluang. Dan kecil kemungkinan para pemain global itu akan benar-benar memperhatikan budaya lokal, kebiasaan lokal.

Bayangkan remaja saat ini—saya tidak tahu seberapa sering di Indonesia—tetapi di banyak negara lain mereka menggunakan ChatGPT sebagai konsultan kehidupan sehari-hari. Misalnya bagaimana cara berkomunikasi dengan teman sekelas, bagaimana berkomunikasi dengan orang tua, dan sebagainya.

Dan yang mereka dapat adalah nasihat. Tetapi (Yandex AI) milik kami terhubung dengan nilai dan kebiasaan budaya Indonesia.

Pesan CEO Yandex Search International untuk Generasi Muda di Indonesia

Apa pesan Anda untuk generasi muda di seluruh dunia, khususnya di Indonesia?

Cobalah semua hal baru. Cobalah Yandex Search dengan AI, pastinya. Dan bersiaplah menghadapi masa depan. Tanpa teknologi ini, kehidupan generasi baru hampir mustahil.

Ini adalah “udara” baru, saya akan bilang begitu. Tidak punya akses ke AI akan sama saja seperti tidak punya akses ke air atau udara. 

Jadi, Anda perlu mencobanya secepat mungkin, agar lebih siap. Itulah harapan saya.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |