Liputan6.com, Jakarta - Langkah bisnis LG Electronics di Indonesia kian mantap dengan meresmikan pusat riset dan pengembangan (R&D Center) di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
Untuk diketahui, fasilitas ini menjadi R&D subsidiary pertama LG di luar Korea Selatan, menandai kepercayaan besar perusahaan terhadap kemampuan talenta digital Indonesia.
Corporate Marketing LG Electronics Indonesia, Dedi Triono, menjelaskan bahwa kehadiran pusat R&D Cibitung adalah bagian dari strategi jangka panjang perusahaan untuk memperkuat inovasi produk lokal.
"Kami ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan teknologi masa depan LG, terutama di bidang kecerdasan buatan (AI), Internet of Things (IoT), dan perangkat rumah pintar," ujar Dedi dalam acara media roundtable, Senin (20/10/2025) di Jakarta.
Ia menambahkan, pusat R&D tersebut tidak hanya fokus pada pengembangan hardware, tetapi juga software, termasuk fitur webOS dan riset AI. Ke depan, pengembangan juga akan berfokus pada fungsi-fungsi lokalisasi (localized) yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.
Sebagai contoh, Dedi menyebutkan bahwa saat ini smart TV LG sudah mendukung fitur voice command menggunakan Bahasa Indonesia, bahkan Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda.
"Pengguna tidak perlu melulu pakai bahasa yang resmi banget saat memanfaatkan fitur voice command. Bahasa sehari-hari juga bisa," katanya.
Di sisi lain, perusahaan mengakui adanya tantangan, terutama terkait skeptisisme publik terhadap fungsi AI yang dianggap mengganggu jika tidak disesuaikan dengan pengguna.
"Makanya kami berusaha agar fungsi AI ini tetap menyesuaikan dengan preferensi pengguna, bagaimana bisa memberikan kenyamanan dalam memakai produk-produk kami. Jadi, tidak membingungkan atau menyulitkan," Dedi memungkaskan.
Alasan LG Getol Ekspansi Pabrik dan Gaet Talenta Lokal di Indonesia
Di tengah kecenderungan perusahaan teknologi global yang menahan atau mengalihkan investasi ke luar negeri akibat ketidakpastian ekonomi global, LG Electronics Indonesia (LGEIN) mengambil langkah kontras.
Alih-alih mencari negara yang dianggap lebih 'ramah' investasi, LG justru memutuskan menambah modal dengan mengekspansi pabrik Air Conditioner (AC) di Cibitung, Jawa Barat, yang sudah mulai beroperasi.
Pabrik LG terbaru ini menempati area seluas 32 ribu m2, dengan total nilai investasi awal sebesar Rp 374 miliar. Perusahaan bahkan berencana meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat pada tahun mendatang.
Keputusan ini menegaskan pandangan LG bahwa Indonesia bukan hanya pasar potensial dengan populasi besar, tetapi juga memiliki prospek pertumbuhan yang menjanjikan di kawasan Asia Tenggara.
"Kami juga tidak cuma membuka fasilitas produksi untuk produk elektronik konsumen, tetapi juga menambahkan pusat Riset dan Pengembangan (R&D)," ujar Presiden LG Electronics Indonesia, Ha Sang-chul, saat sedia media roundtable, Senin (20/10/2025) di Jakarta.
Lebih lanjut, Ha menjelaskan komitmen perusahaan untuk terus merekrut talenta local di Indonesia.
"Kami terus merekrut talenta lokal Indonesia untuk mengembangkan produk, bukan hanya untuk pasar domestik, tetapi juga untuk pasar global," imbuhnya.
Langkah strategis LG ini menjadi pembeda signifikan dibanding sejumlah kompetitor yang masih menempatkan basis produksinya di negara lain di Asia Tenggara.
Dengan mengintegrasikan produksi dan pengembangan di dalam negeri, LG tidak hanya memperkuat rantai pasokan regional tetapi juga berpotensi meningkatkan daya saing melalui inovasi yang dikembangkan langsung di Indonesia.
"Kami melihat bahwa Indonesia memiliki potensi besar. Itulah sebabnya LG akan terus melanjutkan dan memperluas investasi di Indonesia," Ha menegaskan.
Potensi Indonesia dalam Riset dan Pengembangan
Kehadiran pusat R&D LG di Indonesia, tepatnya di Cibitung, diharapkan mampu menciptakan lebih banyak peluang bagi profesional muda lokal di bidang teknik, desain produk, dan teknologi digital.
Perusahaan menargetkan agar inovasi yang lahir dari fasilitas ini dapat berkontribusi signifikan terhadap produk LG di pasar global di masa mendatang.
Melalui strategi investasi yang berfokus pada produksi dan pengembangan teknologi ini, LG Electronics menegaskan bahwa posisi Indonesia telah bergeser dari sekadar pasar penjualan menjadi mitra penting di ranah global.
Marketing & Relation Director LG Electronics Indonesia, Jay Jang, menekankan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam riset dan pengembangan.
"Adanya R&D subsidiary di sini, itu menjadi suatu bukti bahwa Indonesia mampu untuk menerapkan hal tersebut. Tidak mungkin kami membangun sebuah R&D subsidiary di sini, kalau tidak ada potensi dan kualitas. Di mata kami, Indonesia itu sangat penting," ucap Jay Jang.
Untuk diketahui, fasilitas ini menjadi R&D subsidiary pertama LG di luar Korea Selatan. R&D ini berfokus pada pengembangan smart TV berbasis webOS dan AI yang disesuaikan dengan karakteristik pengguna lokal.