Liputan6.com, Jakarta Canva down pada Senin siang (20/10/2025) kemarin menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com. Banyak pengguna tidak bisa login atau membuka platform.
Berita lain yang juga menjadi sorotan dari adanya AI mesum di platform Meta. Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.
1. Canva Down Secara Global Siang Ini 20 Oktober, Ribuan Pengguna Keluhkan Tidak Bisa Login
Canva down atau sedang mengalami gangguan pada Senin siang (20/10/2025). Banyak pengguna melaporkan tidak bisa login atau membuka platform, baik situs web maupun aplikasi.
Pantuan Tekno Liputan6.com menunjukkan, Canva error sekitar pukul 14.22 WIB. Saat diakses, muncul pesan "503 - Server error. That means something isn't working on our end."
Menurut situs Downdetector, lebih dari 779 laporan masuk terkait gangguan Canva dalam kurun waktu satu jam terakhir. Sekitar 45 persen pengguna mengeluh tidak bisa terkoneksi dengan server.
Sementara itu, 32 persen menyebutkan mereka tidak bisa membuka situs web di peramban, dan 23 persen mengeluhkan tidak bisa membuka aplikasi di perangkat mobile.
Gangguan ini tidak hanya dialami di Indonesia. Pengguna layanan desain populer di berbagai negara ini juga mengeluhkan kejadian serupa di media sosial.
2. Dikritik Soal AI Mesum, Meta Berikan Kontrol Akun Anak ke Orang Tua
Meta mengumumkan keberpihakannya pada orang tua untuk memantau akun anak remaja yang sering berinteraksi dengan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).
Mengutip Reuters, Senin (20/10/2025), langkah proaktif ini terjadi karena sebelumnya raksasa media sosial tersebut telah melaporkan kasus perilaku mesum dari AI buatan Meta dalam beberapa interaksi dengan anak remaja.
Pada Agustus 2025, Reuters melaporkan kebijakan dan aturan Meta yang mengizinkan terjadinya percakapan provokatif antara ‘chatbot’ buatan mereka dengan anak di bawah umur.
Melihat permasalahan yang terjadi, pemerintah Amerika Serikat (AS) langsung melakukan pengawasan atas potensi dampak negatif dari chatbot.
Merespons laporan dan tanggapan dari media maupun lembaga pemerintah, Meta akhirnya setuju untuk mengambil langkah proaktif dalam memberikan akses pemantauan orang tua terhadap akun media sosial anak remaja.
3. China Tuduh AS Lakukan Serangan Siber, Usik Pertahanan hingga Keuangan Negara
Di tengah meningkatnya ketegangan politik antara dua negara--China dan Amerika Serikat (AS), Kementerian Keamanan Negara China menuding Badan Keamanan Nasional (NSA) AS sebagai dalang di balik serangan siber yang berlangsung antara tahun 2023 dan 2024.
Seperti yang pertama kali dilaporkan oleh Reuters, dikutip Senin (20/10/2025), lembaga China tersebut melalui unggahan di platform WeChat menyebut bahwa NSA telah menargetkan National Time Service Center milik negara.
Pusat ini merupakan bagian dari Akademi Ilmu Pengetahuan China yang bertugas menghasilkan, memelihara, dan menyalurkan standar waktu nasional, yang sangat krusial bagi sektor-sektor penting di seluruh negeri, termasuk komunikasi, pertahanan, dan keuangan.
Kementerian Keamanan Negara menyatakan bahwa operasi tersebut menggunakan sekitar 42 jenis "senjata serangan siber khusus" untuk menyusup ke National Time Service Center.
Serangan ini disebut berpotensi memicu gangguan pada komunikasi jaringan, sistem keuangan, dan pasokan listrik negara.