Tiongkok Tuding NSA Amerika Serikat Lakukan Serangan Siber Canggih

7 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian Tiongkok tepatnya kepolisian Kota Harbin di timur laut Tiongkok menuding Agensi Keamanan Nasional atau NSA Amerika Serikat meluncurkan serangan siber canggih sepanjang gelaran Asian Winter Games, Februari lalu.

Mereka menuding, NSA meluncurkan serangan siber yang menargetkan pada sejumlah industri penting bagi Tiongkok.

"NSA AS melancarkan serangan siber terhadap industri-industri penting mulai dari dari bidang energi, transportasi, konservasi air, komunikasi, hingga institusi riset pertahanan nasional di provinsi Heilongjiang," kata pihak biro keamanan kota Harbin, dalam laporan Xinhua.

Serangan ini memiliki intensi untuk menyabotasi infrastruktur kritis di Tiongkok dan menyebabkan kekacauan, hingga pencurian informasi rahasia.

Mengutip Reuters, Rabu (16/4/2025), setelah dilakukan penyelidikan, pihak kepolisian menyebut, ada tiga agen NSA yang diduga terkait dengan aksi peretasan ini.

Tidak hanya agen NSA, University of California dan Virginia Tech juga dituding telah terlibat dalam serangan.

Ketiga agen NSA yang disebut-sebut melakukan aksi peretasan teridentifikasi atas nama Katheryn A Wilso, Robert J Snelling, dan Stephen W. Johnson.

Ketiganya bahkan diketahui melakukan serangan siber berulang kali terhadap infrastruktur penting terkait telekomunikasi dan informasi Tiongkok.

Agen-agen NSA ini juga disebut ambil bagian dalam serangan siber pada Huawei dan perusahaan-perusahaan Tiongkok lainnya.

Dua Kampus AS Ikut Terlibat Serangan Siber?

Meski begitu, tidak ada informasi lengkap tentang bagaimana dua universitas Amerika Serikat itu terlibat dalam serangan siber yang dimaksud.

Sejauh ini, pihak Kedutaan Besar AS di Tiongkok belum memberikan komentar akan hal ini.

Menanggapi hal ini, Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengonfirmasi serangan siber yang terjadi dan menyebut, pemerintahnya mulai ambil langkah tegas.

"Kami mendesak Amerika Serikat untuk bertanggung jawab terkait masalah serangan siber dan menghentikan upaya provokasi dan serangan terhadap Tiongkok," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian.

Adapun tudingan akan serangan siber ini muncul seiring dengan hubungan dagang dua negara yang kini tengah memanas dan cenderung ke arah perang dagang. Bahkan, sebagai imbasnya, pemerintah Tiongkok mengeluarkan travel warning bagi turis asal negaranya yang hendak bepergian ke Amerika Serikat.

Masih karena terimbas perang dagang, film-film Amerika Serikat yang diimpor ke Tiongkok juga ditangguhkan penayangannya.

Kejadian Berlangsung Saat Asian Winter Games 2025

Sementara itu, Xinhua juga melaporkan, operasi NSA ini dilakukan sepanjang berlangsungnya Olimpiade Musim Dingin. NSA diduga mengaktifkan backdoor spesifik yang sudah terpasang di sistem operasi Microsoft Windows pada perangkat tertentu di Heilongjiang.

Untuk menutupi jejaknya, NSA membeli IP address di berbagai negara secara anonim. Mereka pun menyewa sejumlah besar server jaringan termasuk di Eropa dan Asia.

NSA bermaksud memakai serangan siber itu untuk mencuri data pribadi para atlet yang berpartisipasi di Olimpiade Musim Dingin lalu. Serangan siber tersebut mencapai puncaknya sejak pertandingan hoki es pertama di tanggal 3 Februari lalu.

"Serangan tersebut menargetkan sistem informasi seperti sistem pendaftaran Asian Winter Games dan menyimpan informasi sensitif tentang identitas personal para atlet yang berlaga," kata Xinhua dalam laporannya.

Aksi Tiongkok-AS Saling Tuding Lakukan Peretasan

Terlepas dari serangan yang diduga dilakukan tiga agen NSA, AS memang kerap menuding adanya peretas yang dibiayai oleh Tiongkok. AS menuding para hacker Tiongkok melancarkan serangan terhadap infrastruktur penting dan badan-badan pemerintahannya.

Tak hanya itu, baru bulan lalu, Amerika Serikat juga mengumumkan dakwaan terhadap sejumlah hacker Tiongkok yang diduga menarget Badan Intelijen Pertahanan AS, Departemen Perdagangan, dan Kementerian Luar Negeri Taiwan, Korea Selatan, India, dan Indonesia.

Semua tuduhan serius itu dibantah oleh pemerintah Tiongkok. Hal serupa dilakukan oleh Tiongkok: menuding AS lakukan sejumlah serangan siber.

Misalnya, pada Desember lalu, Tiongkok mengatakan, pihaknya menemukan adanya dua serangan siber AS terhadap perusahaan teknologi mereka untuk mencuri rahasia dagang sejak Mei 2023. Namun saat itu, Tiongkok tidak menyebutkan badan mana yang terlibat dalam serangan ini.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |