Liputan6.com, Jakarta - Rusia enggan ketergantungan terhadap aplikasi chatting asing seperti Telegram dan WhatsApp. Untuk mengatasinya, belum lama ini Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani undang-undang yang mengizinkan pengembangan aplikasi pesan yang didukung negara.
Aplikasi pesan yang akan dikembangkan ini juga nantinya akan terintegrasi dengan layanan pemerintah.
Mengutip Economic Times, Selasa (25/6/2025), Rusia telah lama mengembangkan upaya kedaulatan digital dengan mempromosikan layanan buatannya sendiri.
Dorongan pemerintah negara ini untuk membangun mengganti platform teknologi asing dengan platform besutannya menjadi lebih mendesak, karena beberapa perusahaan barat menaik diri dari pasar Rusia. Hal ini terjadi setelah invasi Rusia ke Ukraina sejak Februari 2022 lalu.
Pembuat aturan Rusia mengatakan, aplikasi buatan pemerintah akan memiliki fungsionalitas yang tidak dimiliki oleh Telegram atau WhatsApp.
Meski begitu, para kritikus mengatakan, fakta bahwa Rusia akan melakukan kontrol negara atas hal itu menimbulkan risiko terhadap privasi dan kebebasan pribadi.
Masyarakat Perlindungan Internet, yakni sebuah kelompok hak digital di Rusia yang diwakili Direktur Mikail Klimarev, mengatakan, ia berharap Rusia memperlambat kecepatan WhatsApp dan Telegram, untuk mendorong orang-orang beralih ke aplikasi baru.
Presiden Prabowo Subianto melenjutkan lawatannya ke luar negeri bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam pertemuan keduanya, Prabowo dan Putin membahas isu global yang salah satunya sepakat bela kedaulatan setiap negara.
Rusia Kembangkan Konsol Game Domestik
Tidak hanya mengembangkan layanan mirip Telegram dan WhatsApp, Rusia juga ambisius dalam hal gaming. Pada Januari lalu, Rusia dilaporkan berencana untuk mengembangkan konsol game besutannya sendiri. Informasi ini diungkapkan oleh Wakil Ketua Komite Kebijakan Informasi Duma Negara Anton Gorelkin.
Berdasarkan laporan TechSpot seperti dikutip dari Engadget, Sabtu (4/1/2025), Kementerian Perindustrian dan Perdagangan Rusia saat ini sedang mengembangkan konsol game domestik.
Kabarnya, konsol ini akan dilengkapi prosesor Elbrus dan sistem operasi Aurora atau Alt Linux, yang merupakan turunan dari sistem operasi Linux. Sementara Elbrus merupakan prosesor yang dikembangkan oleh Moscow Center of SPARC Technologies.
Sebagai informasi, Elbrus sendiri awalnya dirancang untuk kebutuhan pertahanan, infrastruktur, dan aplikasi penting lainnya. Kemungkinan, prosesor ini mungkin belum sebanding dengan produksi Intel, AMD, termasuk menyamai performa yang ditawarkan konsol PS5 atau Xbox.
Dukung Industri Game Domestik
Menurut Gorelkin, konsol ini tidak ditujukan untuk memainkan game-game yang ada saat ini, melainkan lebih mendukung produk video game domestik. Karenanya, ada kemungkinan konsol ini juga akan mendorong pengembangan developer game yang ada di Rusia.
Selain itu, ada pula konsol lain yang disebut Fog Play. Meski sama-sama sedang dikembangkan, konsol ini disebut akan lebih mendukung kebutuhan cloud gaming.
Rencana pengembangan konsol game ini disebut merupakan satu aspek dari rencana kemandirian teknologi oleh Rusia. Sejak invasi ke Ukraina dan sanski dari negara Barat, Rusia memang saat ini tengan mengalami isolasi dari negara lain, termasuk di bidang digital.