Liputan6.com, Jakarta - Pertanyaan tentang perlu tidaknya menyimpan telur ayam di kulkas telah memicu perdebatan, bahkan sampai viral di Instagram dan TikTok.
Ada warganet yang berpendapat kalau telur tidak perlu dimasukkan ke kulkas, dan ada pula yang menilai bahwa hal itu justru bisa menyebabkan Salmonella.
Lantas, mana yang benar? Berikut penjelasan dari sisi ilmiah, dikutip dari Popular Science, Selasa (8/7/2025).
Saat seekor ayam betina bertelur, telur tersebut secara alami dilapisi pelindung yang disebut kutikula.
Lapisan tipis ini sebagian besar terdiri dari glikoprotein, bersama dengan sejumlah kecil karbohidrat dan lemak.
Fungsinya adalah sebagai garis pertahanan pertama telur ayam, membantu menghalangi bakteri menembus cangkangnya. Ketebalan kutikula dapat bervariasi tergantung pada usia dan jenis ayam.
Proses Pencucian Menghilangkan Kutikula
Pada tahun 1970-an, kekhawatiran tentang penyakit bawaan makanan mendorong produsen telur di Amerika Serikat (AS) untuk mengadopsi pencucian telur sebagai praktik standar.
Pendekatan ini kemudian diikuti Kanada, Jepang, serta negara-negara Skandinavia, namun tidak di sebagian besar Eropa.
"Mencuci telur sebelum digunakan dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi bakteri dari kotoran atau tanah yang menempel pada cangkang," ujar Bryan Quoc Le, PhD di bidang ilmu pangan dan penulis buku "150 Food Science Questions Answered," kepada Popular Science.
"Namun, mencuci telur memiliki konsekuensi: menghilangkan lapisan kutikula pelindung pada cangkangnya," ia menjelaskan.
Setelah kutikula hilang, telur menjadi rentan terhadap masuknya bakteri dan harus didinginkan untuk memperlambat pertumbuhan bakteri.
Amankah Menyimpan Telur yang Tidak Dicuci di Luar Kulkas?
"Secara teoritis, telur yang tidak dicuci dapat disimpan di suhu ruangan selama beberapa minggu tanpa terkontaminasi bakteri," kata Le.
Namun, ada satu hal yang perlu diperhatikan: kutikula terkadang bisa rusak, Le menjelaskan. Jika lapisan pelindung ini terganggu, bakteri seperti Salmonella dapat masuk.
Deana Jones, PhD di bidang ilmu unggas dan direktur pusat di US National Poultry Research Center, merekomendasikan untuk menyimpan telur di kulkas, terlepas dari apakah telur tersebut sudah dicuci atau belum.
"Salmonella dan patogen bawaan makanan lainnya tidak tumbuh dengan baik pada suhu di bawah 7°C (45°F)," katanya.
Menjaga telur tetap dingin secara drastis mengurangi risiko keamanan pangan.
Hal ini sesuai dengan panduan resmi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA), yang menyarankan konsumen untuk menyimpan telur dalam karton aslinya di lemari es yang bersih dengan suhu 4°C (40°F) atau lebih rendah.
Apa Suhu Dingin di Kulkas Mempengaruhi Kualitas Telur?
Beberapa orang khawatir, menyimpan telur di kulkas akan merusak kualitasnya. Namun, ilmu pengetahuan menunjukkan sebaliknya.
Jones dan rekan-rekannya melakukan penelitian tentang bagaimana kualitas telur bertahan seiring waktu dalam kondisi penyimpanan yang berbeda. Mereka menemukan bahwa pendinginan justru mempertahankan kualitas telur.
"Setelah 15 minggu penyimpanan dingin, telur yang didinginkan memiliki nilai kualitas kuning telur yang lebih baik daripada telur yang disimpan di suhu ruangan setelah kurang dari 24 jam penyimpanan."
Bagaimana dengan Telur yang Dimasak?
FDA menyarankan untuk mengonsumsi telur rebus matang (dengan atau tanpa kulit) dalam waktu 1 minggu setelah dimasak.
Sisa hidangan berbahan dasar telur harus didinginkan dan dimakan dalam waktu tiga hingga empat hari.
Simpan Telur dengan Aman
Jika kamu tinggal di AS, telur yang dibeli di supermarket kemungkinan besar sudah dicuci dan perlu disimpan di kulkas.
Jika kamu berada di negara di mana telur dijual tanpa dicuci, seperti sebagian besar Uni Eropa, telur dapat disimpan dengan aman di suhu ruangan selama beberapa minggu jika kutikulanya masih utuh.
Namun, lapisan pelindung ini dapat rusak tanpa kamu sadari. Oleh karena itu, ada risiko kerusakan saat menyimpan telur di luar kulkas, meskipun belum dicuci.