Liputan6.com, Jakarta Dunia sempat berduka saat salah satu musisi berbakat dunia, David Bowie, dikabarkan meninggal dunia pada 10 Januari 2016 silam. Tanggal meninggalnya penyanyi kelahiran 8 Januari 1947 itu hanya berselang dua hari setelah perilisan album terakhirnya, Blackstar, pada hari ulang tahunnya yang ke-69. Momen tersebut membuat publik riuh membahas pelantun "Space Oddity" itu.
Pada saat kabar duka itu muncul, David Bowie meninggalkan beberapa orang anak. Salah satunya adalah Alexandria Zahra Jones yang akrab disapa Lexi Jones. Menariknya, setelah dewasa, Lexi Jones berkarier sebagai penyanyi seolah mengikuti jejak mendiang ayahnya. Bahkan, ia sudah meluncurkan debut albumnya.
Tak lama setelah album perdananya rilis, Lexi Jones sempat membuat puisi berisi curahan hati mengenai orang-orang yang membanding-bandingkannya dengan sang ayah. “Mereka membandingkanku dengan pencapaiannya / Seolah aku harus menggapai cahayanya / Tapi aku di sini bukan untuk mengejar apa yang sudah dilakukan / Dengan mencintai apa yang kulakukan, aku merasa telah menang,” tulisnya pada salah satu bait puisi yang ia unggah di media sosial.
Mengutip berbagai sumber, semasa hidupnya, David Bowie dikenal sebagai salah satu tokoh paling penting dalam sejarah musik glam rock. Bowie dianggap sebagai pionir sekaligus musisi paling berpengaruh dalam genre ini. Tak hanya musiknya yang inspiratif, penampilan serta gaya busananya yang nyentrik dan unik di atas panggung maupun video musik, membuat banyak pihak menjadikannya sebagai panutan.
Pemilik nama asli David Robert Jones ini lahir dan besar di Inggris. Sejak kecil, ia telah menunjukkan minat yang besar terhadap dunia musik dan seni dengan belajar bermain sejumlah alat musik. Pengaruhnya dalam bermusik datang dari saudara tirinya, Terry Burns, yang memperkenalkan sejumlah genre etnik serta jazz.
Di masa kecilnya juga, David Bowie mengalami cedera pada mata akibat berkelahi dengan temannya. Dampaknya, pupil matanya membesar secara permanen, hingga setelah dewasa terdapat perbedaan pada warna matanya. Namun, justru hal inilah yang pada akhirnya menjadi ciri khas visual seorang David Bowie.
Karier David Bowie
Setelah mantap dengan hasrat bermusiknya, David Bowie pun memulai karier musik profesionalnya pada 1963. Namun, ia baru mencetak kesuksesan pada 1969 dengan lagu "Space Oddity". Lagu yang sempat ingin dibuang ini, justru menjadi pintu gerbangnya dalam mendapatkan atensi publik secara global.
Namun begitu, puncak popularitasnya datang pada awal 1970-an saat ia menciptakan alter ego flamboyan bernama Ziggy Stardust. Lewat album The Rise and Fall of Ziggy Stardust and the Spiders from Mars (1972) dan singel "Starman", David Bowie sukses menjadi simbol gerakan glam rock yang unik, provokatif, sekaligus artistik.
Tak sekadar berhenti di satu karakter, David Bowie terus melakukan transformasi secara musikal sekaligus visual. Pada tahun 1975, ia merilis "Young Americans" dengan gaya yang ia sebut "plastic soul". Lagu ini membawa nuansa R&B dan funk ke dalam musiknya. Lalu, "Fame" yang ada dalam album ini menjadi hit pertamanya di Amerika Serikat.
David Bowie kembali mengejutkan publik pada tahun-tahun berikutnya, dengan arah barunya dalam bermusik. Bersama Brian Eno, Bowie sempat merilis tiga album yang kemudian dikenal sebagai Berlin Trilogy, yakni: Low (1977), “Heroes” (1977), dan Lodger (1979). Ketiga album tersebut menjadi tonggak penting dalam evolusi musik genre elektronik dan eksperimental.
Pada dekade 1980-an, David Bowie mencapai puncak kesuksesan komersial melalui album Let’s Dance (1983) serta lagu-lagu seperti "Ashes to Ashes" serta kolaborasinya dengan Queen yang berjudul "Under Pressure". Ia sempat membentuk band rock Tin Machine pada akhir 1980-an, sebelum kembali bersolo karier di dekade berikutnya dengan eksplorasi gaya seperti industrial dan jungle.
Eksperimen Musik Elektronik dan Kolaborasi di Era 1990-an
Seolah merasa terjebak dalam ekspektasi industri musik, David Bowie membentuk band bernama Tin Machine yang menampilkan musik rock keras sebagai cara untuk menemukan kembali hasrat bermusiknya, meskipun proyek ini kurang sukses secara komersial.
Masuk tahun 1990-an, ditandai dengan eksperimen Bowie dalam musik elektronik dan avant-garde, contohnya seperti album Outside (1995) bersama Brian Eno dan album Earthling (1997) dengan pengaruh drum dan bass. Ia juga meluncurkan situs web interaktif BowieNet pada 1998, menunjukkan adaptasinya terhadap teknologi digital.
Akting dan Rehat karena Kondisi Kesehatan
Selain bermusik, Bowie juga dikenal sebagai aktor yang karismatik. Ia membintangi sejumlah film seperti The Man Who Fell to Earth (1976), Labyrinth (1986), Basquiat (1996) sebagai Andy Warhol, dan The Prestige (2006) sebagai Nikola Tesla. Kepribadiannya yang misterius dan multifaset menjadikannya sosok yang menarik, baik di atas panggung maupun layar lebar.
Setelah mengalami gangguan kesehatan, Bowie berhenti tampil di atas panggung sejak 2004. Ia kembali ke dunia musik pada 2013 dengan album The Next Day, dan secara mengejutkan merilis Blackstar pada 2016 — album yang kemudian dianggap sebagai perpisahan artistik sekaligus penuh simbolisme dan keindahan.
Warisan Abadi
Mendapatkan penjualan lebih dari 100 juta rekaman di seluruh dunia, David Bowie termasuk dalam deretan musisi dengan penjualan tertinggi sepanjang masa. Ia meraih berbagai penghargaan bergengsi, termasuk enam Grammy Awards dan empat Brit Awards. Pada 1996, namanya diabadikan di Rock and Roll Hall of Fame.
Kerap kali dijuluki sebagai “si bunglon rock”, David Bowie juga disebut sebagai lambang perubahan, kebebasan artistik, dan pencarian jati diri.
Hingga kini, musik dan visinya terus menginspirasi para musisi generasi baru. Bahkan, menurut data tahun 2022, Bowie adalah artis dengan penjualan vinil tertinggi di abad ke-21. Hal ini menjadi bukti bahwa karyanya tetap hidup, didengar, dan dirayakan.
Pengaruhnya di Indonesia
Di Indonesia, David Bowie telah menginspirasi sejumlah musisi di Tanah Air. Salah satunya adalah Bimo Sulaksono, mantan drummer Netral serta personel Romeo dan Juliet Project.
"David Bowie bisa dikategorikan sebagai salah satu musisi legend Inggris. Penemu genre aliran fashion psychedelic new wave," ungkap Bimo kepada Showbiz Liputan6.com, Kamis (17/4/2025), mengungkapkan pengaruh David Bowie pada musik-musiknya.
"Terlihat di single lagunya, 'Space Oddity', dengan visual yang fashion futuristik, menjadi terobosan yang baru pada zamannya, era 1969," sambung Bimo, menyebut salah satu lagu David Bowie favoritnya.
Selain musik, Bimo juga mengagumi sisi fashion seorang David Bowie. "Pengaruh fashion-music Bowie menjadi influence besar di era musik post-punk era akhir 1970-an dan sampai di era 1980-an, yaitu musik pop rock new wave," pungkasnya.