Film Perang Kota Dibintangi Ariel Tatum, Adaptasi Novel Jalan Tak Ada Ujung Karya Sastrawan Mochtar Lubis

6 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta Salah satu film Indonesia yang akan berlaga di bioskop mulai 30 April 2025 adalah Perang Kota karya sineas peraih Piala Citra, Mouly Surya. Film ini dibintangi Ariel Tatum, Chicco Jerikho hingga Jerome Kurnia.

Perang Kota yang diproduksi Cinesurya, Starvision, dan Kaninga Pictures adalah adaptasi novel Jalan Tak Ada Ujung karya sastrawan Mochtar Lubis. Film ini memotret cinta segitiga di tengah kekacauan perang Jakarta pada 1946.

Perang Kota dari novel Jalan Tak Ada Ujung menampilkan Isa (Chicco Jerikho), Fatimah (Ariel Tatum), dan Hazil (Jerome Kurnia). Fatimah mendamba kehangatan dari Isa. Sementara Isa yang trauma akibat perang tak bisa memberikan kepuasan batin untuk istri.

Hazil adalah pemuda dengan gairah menggelora yang kemudian jadi pelampiasan hasrat Fatimah. Mouly Surya meramu intrik cinta segitiga berlatar perjuangan di era pasca-kemerdekaan plus pengkhianatan dengan luwes.

Cinta Segitiga di Medan Perang

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Kamis (24/4/2025), Mouly Surya menjelaskan, ide dasar Perang Kota adalah keinginan menunjukkan kehidupan orang-orang yang berada dalam masa peperangan.

“Dalam konteks di kota yang berada di bawah tekanan. Dengan memberi banyak warna, ada cinta hingga gejolak yang terjadi. Gaya 1946 juga ditampilkan dengan mendesain kota Jakarta yang banyak memiliki gang-gang sempit,” katanya.

Seperti Metafora

“Ini menjadi seperti metafora, bahwa guerilla fighting itu ada di Indonesia. Pertarungan dan peperangan tak terjadi di jalan-jalan besar tapi lewat jalan-jalan kecil,” ujar Mouly Surya dikenal lewat film Marlina Si Pembunuh Dalam 4 Babak.

Perang Kota merupakan ko-produksi antara Indonesia, Singapura, Belanda, Prancis, Norwegia, Filipina, dan Kamboja. Film ini menggunakan format audio Dolby Atmos, yang memberi pengalaman menonton lebih imersif dan sinema absolut. 

Visual Jakarta Tahun 1946

Produser Cinesurya, Rama Adi menjelaskan, ko-produksi dengan rumah produksi dan kru internasional memberikan nilai tambah bagi Perang Kota dalam banyak aspek sinematik.

“Terutama untuk VFX, yang menjadikan Perang Kota bisa merepresentasikan visual Jakarta 1946 lebih sempurna. Kolaborasi internasional ini juga jadi pertukaran informasi dan pengetahuan bagi sesama pekerja film,” ungkap Rama Adi.

Produser Starvision, Chand Parwez Servia menambahkan, pihaknya selalu percaya visi sineas dengan daya eksplorasi terhadap penceritaan yang menawarkan perspektif baru dalam sinema Indonesia.

“Mouly Surya memberi kita karya yang akan memantik kemungkinan-kemungkinan baru yang jarang diceritakan lewat film,” beri tahu Chand Parwez yang tahun ini mencetak box office lewat Petaka Gunung Gede dan Komang.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |