Liputan6.com, Jakarta Aktris senior Maiko Ito kini menyandang peran baru sebagai dosen universitas di usia 60 tahun. Dikenal sebagai aktris sekaligus pengusaha, kini Maiko Ito memulai langkah baru di dunia pendidikan dengan mengajar mata kuliah unik bertajuk Human Tuning di Professional University of Information and Management for Innovation, kawasan Sumida, Tokyo, Jepang.
Dalam perkuliahan perdananya, Maiko Ito mengejutkan para mahasiswa dengan kisah pribadi yang belum banyak diketahui publik. Ia mengungkap pengalaman pahit selama berkarier di industri hiburan Jepang, termasuk soal kontes pencarian bakat yang telah diatur sebelumnya hingga ajakan tak pantas dari pihak-pihak berpengaruh.
“Seperti alat musik yang butuh disetel agar menghasilkan bunyi indah, manusia juga perlu menyelaraskan diri saat merasa tidak seimbang,” ujar Ito, menjelaskan konsep Human Tuning.
“Mata kuliah ini dirancang untuk membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan tersebut, terutama saat mereka merasa kewalahan atau kehilangan arah,” sambungnya, mengutip dari Tokyo Hive.
Kemenangan yang Tak Murni
Dalam perkenalan dirinya, Maiko Ito mengenang awal mula kariernya di industri hiburan, yakni saat ia dinobatkan sebagai pemenang dalam kontes gravure yang diselenggarakan oleh sebuah majalah saat masih remaja. Namun, kemenangan itu ternyata tak semurni yang ia kira.
“Setelah pemotretan, mereka bilang, ‘Terima kasih sudah datang, tapi pemenangnya sudah ditentukan sebelumnya.’ Saya kaget. Saat itu saya mulai sadar bahwa ada sisi kepalsuan dalam industri ini,” ujarnya.
Beberapa bulan kemudian, Ito dihubungi kembali dan diberi tahu bahwa dirinya menang berdasarkan suara terbanyak. “Itulah debut saya, tapi rasanya seperti semua sudah diskenariokan sejak awal.”
Sisi Gelap Industri Hiburan yang Digelutinya
Maiko Ito juga berbagi kisah soal sisi gelap industri hiburan lainnya, termasuk pengalaman pribadi menghadapi ajakan bermuatan seksual yang disamarkan sebagai pertemuan kerja.
“Mereka mengundang makan malam, lalu bilang, ‘Habiskan malam bersamaku.’ Saat saya menolak, keesokan harinya pekerjaan itu langsung dibatalkan,” ungkapnya. “Bukan marah yang saya rasakan, tapi sedih. Saya terus bertanya-tanya, kenapa hal seperti ini terus terjadi?”
Menurut Ito, titik balik dalam hidupnya terjadi ketika ia menginjak usia 30. Ia memutuskan mengganti nama panggungnya, berhenti hidup sesuai ekspektasi orang lain, dan mulai menjalani hidup dengan cara sendiri. Anjing peliharaannya, Atom, disebut sebagai salah satu sosok yang membantunya melewati masa sulit itu.
“Melihat Atom, rasanya seperti dia berkata, ‘Nggak apa-apa jadi diri sendiri.’ Saat itulah saya sadar, hidup yang sebenarnya bukan soal menyenangkan orang lain,” tuturnya.
Mendapat Respons Positif
Melalui perkuliahannya, Ito ingin membagikan beragam alat dan cara pandang yang membantunya bangkit dari tekanan dan luka masa lalu. Salah satu metode dalam kelasnya adalah latihan berpikir fleksibel, seperti teka-teki menggambar garis tanpa putus yang menjadi simbol penting dalam Human Tuning.
“Aku suka mengubah sudut pandang,” kata Ito pada mahasiswanya. “Kalau ketemu orang menyebalkan, aku pikir, ‘Biasanya aku ketemu orang baik—mungkin orang ini hadir untuk mengingatkanku soal itu.’ Dengan begitu, energi negatif bisa hilang.”
Kelas perdana Ito mendapat respons positif dan reflektif dari mahasiswa. Seorang peserta mengaku terkejut sekaligus kagum dengan keterbukaan Ito membagikan pengalaman pahitnya. Mahasiswa lain mengatakan, kelas tersebut membantunya mulai merenungkan makna kebahagiaan yang sesungguhnya.
Peringatan Dini Bagi Orang Lain
Walau mengakui dirinya tidak bisa mengubah industri hiburan seorang diri, Maiko Ito berharap pengalamannya bisa menjadi peringatan dini bagi orang lain agar tak jatuh ke dalam jebakan serupa.
“Kalau aku bisa membagikan pengetahuan ini sebelum mereka terperosok, mungkin mereka bisa mengenali tandanya. Kalaupun kehilangan satu pekerjaan, akan datang pekerjaan lain,” tutupnya.