Visinema Umumkan Rencana Proyek Film Epik Perang Jawa

17 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Visinema mengumumkan rencana mereka memproduksi sebuah film epik, yang berjudul "Perang Jawa", yang akan disutradarai Angga Dwimas Sasongko, yang juga merupakan CEO Visinema. Hal ini diungkap dalam jumpa pers yang digelar di Jakarta, Senin (21/07/2025).

Selain Dwimas Angga Sasongko, yang juga merupakan sutradara film “Mencuri Raden Saleh” dan “Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini”, konferensi pers ini juga menghadirkan host Endgame sekaligus eksekutif produser Gita Wirjawan, penulis dan sejarawan Peter Carey, dan produser Taufan Adryan. 

Sebelum konferensi pers ini, Angga dan para produser sudah terlebih dahulu memposting sebuah teaser terlatar perang yang bertuliskan "20 Juli 1825. Sebuah Jalan Dibangun. Suatu Keyakinan Diinjak. Perang Dimulai."

Konferensi film terbaru Visinema dan Endgame ini tidak hanya akan menceritakan perang biasa yang dikemas dengan epik, tetapi bagaimana sudut pandang lain kisah dan gambaran hidup dari Pangeran Diponegoro dalam rentang waktu tahun 1825-1830.

Pilih Angkat Kisah Pangeran Diponegoro

Sang sutradara, Angga Dwimas Sasongko membeberkan alasannya mengapa ingin melakukan proyek film ini. Baginya, tokoh utama yang akan ia buat kisahnya menjadi film ini merupakan tokoh yang sering kali dilupakan dan tidak banyak yang tahu tentangnya. 

“Didasari oleh satu peristiwa besar yang menggetarkan sejarah dunia. Yang juga memperkenalkan seorang sosok yang kita kadang-kadang, kita seringkali mendengar namanya, tapi perjalanan hidupnya dan apa yang banyak orang Indonesia belum tahu tentangnya masih sangat terbatas pada tulisan,” kata Angga pada konferensi pers. 

Eksekutif produser Jumbo ini juga mengatakan bahwa karya garapan baru miliknya akan menyajikan gambaran lebih tentang sejarah bangsa dan berharap filmnya ini dapat memberikan pengalaman baru untuk penonton nantinya.

“Jadi ini akan menjadi satu film yang epic, satu film yang akan memberikan gambaran pada kita lebih jauh tentang bangsa kita, dan mudah-mudahan film yang bisa memberikan suguhan yang fresh, suguhan pengalaman sinema yang baru untuk penonton Indonesia,” tambah Angga.

Peter Carey sebagai Mentor

Film “Perang Jawa” tentang kisah Pangeran Diponegoro janjikan film ini tidak hanya akan menyajikan film aksi perang biasa. Peter Carey, sejarawan yang mengaku mendapat “panggilan batin” dari Diponegoro, diajak berkolaborasi dalam proyek film ini untuk memahami kisah dan sejarah sebenarnya dari tokoh pahlawan nasional tersebut.

Peter Carey sendiri memang sudah mendedikasikan hidupnya selama 4 dekade untuk mempelajari kisah hidup Pangeran Diponegoro. Tidak heran jika Visinema memilih penulis buku “Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855” ini untuk menjadi "konsultan" produksi film. 

“Dan senang sekali di sini Pak Peter Carey sebagai sejarawan yang telah mempelajari, memahami, dan mengikuti perjalanan sosok ini, tokoh ini selama 40 tahun ikutan di proyek ini,” ujar Angga yang merasa terbantu.

Berusaha Berikan yang Terbaik

Bagi Angga sebagai sutradara, genre bukanlah sesuatu yang paling diperhitungkan, tetapi bagaimana ia dan Visinema dapat memberikan yang terbaik bagi rumah produksi maupun penonton.

“Kami di Visinema percaya bahwa kita, kami membuat film dari cerita yang penting. Penting ini dua sisi. Penting buat kami sebagai pembuatnya, tapi juga penting untuk penontonnya,” jelas sutradara film “Filosofi Kopi” ini. 

Tekankan Pentingnya Tahu Sejarah Asia Tenggara

Menurut Gita sebagai bagian dari proyek ini, nilai-nilai dan cerita sejarah harus bisa diceritakan, terutama tentang sejarah Asia Tenggara. Baginya, masih sangat sedikit buku dan literatur yang membahas dalam terkait sejarah Asia Tenggara. 

“Menurut saya nilai-nilai yang kaya sekali yang harus diceritakan. Orang di Asia Tenggara ini kalau menurut saya kurang bisa bercerita. Ini secara empiris kalau kita lihat jumlah buku yang terpublikasikan sampai hari ini kurang lebih 140 juta. Tapi buku yang ditulis terkait dengan Asia Tenggara itu hanya kurang lebih 375 ribu. Itu hanya merupakan 0,26 persen dari seluruh buku yang tertulis,” jelas rinci Gita.

Mantan Menteri Perdagangan ini juga berharap narasi Perang Jawa nantinya dapat lebih mengenalkan pada diri bangsa kita sendiri dan juga pada komunitas internasional. 

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |