Liputan6.com, Jakarta - Selama lebih dari tiga dekade beroperasi di Indonesia, Samsung tidak hanya dikenal sebagai pemain utama di industri teknologi, tetapi juga berkomitmen penuh dalam pengembangan generasi muda.
Melalui program Samsung Solve for Tomorrow (SFT) dan Samsung Innovation Campus (SIC), perusahaan berinvestasi pada pembentukan talenta digital yang siap menghadapi tantangan masa depan.
Program-program ini dirancang untuk membekali pelajar dan mahasiswa dengan keahlian teknologi terkini, memungkinkan mereka menciptakan solusi inovatif untuk masalah sosial.
SFT adalah sebuah kompetisi yang menantang pesertanya untuk menggunakan pendekatan STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) guna merancang solusi nyata. Sementara itu, SIC memberikan pelatihan intensif di bidang teknologi masa depan seperti Coding dan Programming, IoT, dan AI.
Head of Corporate Marketing Samsung Electronics Indonesia, Bagus Erlangga, mengklaim perusahaan terus konsisten mendampingi perjalanan Indonesia menuju masyarakat digital.
"SFT dan SIC telah menjangkau ribuan pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah, memberi mereka pengalaman langsung bagaimana teknologi bisa membawa perubahan positif di lingkungannya," ujar Bagus dalam keterangannya yang dikonfirmasi Tekno Liputan6.com, Rabu (24/9/2025).
Ke depan, ia menambahkan, Samsung berkomitmen terus mendukung lahirnya talenta digital baru yang akan menjadi motor penggerak masa depan Indonesia.
Sejalan dengan visi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kedua program ini bertujuan melahirkan inovator muda (talenta digital) yang siap menghadapi tantangan global. Riset Samsung menunjukkan bahwa 78 persen generasi muda di Asia Tenggara telah memanfaatkan AI untuk pembelajaran.
Pelatihan Design Thinking dan Pemanfaatan AI
Diluncurkan pada 2023, SFT menjadi wadah pengembangan kapasitas yang berfokus pada pelatihan design thinking dan pemanfaatan AI. Pada tahun pertama, program ini diikuti oleh 309 tim dengan 1.087 peserta, mengantar Samsung meraih Platinum Award di ajang Global CSR & ESG Summit 2024.
Antusiasme terus meningkat. Pada tahun 2024, SFT memperluas cakupannya hingga ke mahasiswa D3, D4, dan S1. Di tahun 2025, program ini memecahkan rekor dengan 2.603 pendaftar dari seluruh Indonesia.
Dari jumlah tersebut, 2.274 peserta lolos ke babak penyisihan dan terbagi dalam dua tema utama: Environmental Sustainability via Technology dan Social Change Through Sport & Tech.
Dari sini, lahir ide-ide segar, mulai dari konversi limbah plastik menjadi listrik hingga inovasi sport-tech untuk akses olahraga bagi perempuan dan penyandang disabilitas.
Siapkan Talenta Digital Masa Depan
Sejak 2019, SIC hadir untuk membekali generasi muda dengan keterampilan digital yang relevan dengan kebutuhan industri. Program ini memadukan teori, praktik, dan studi kasus.
Sebagai bagian dari inisiatif global yang telah menjangkau 35 negara, SIC menjadi wadah penting bagi lahirnya talenta digital baru di Indonesia.
Hingga tahun 2025, lebih dari 20.000 pelajar dan mahasiswa, serta ratusan guru, telah mengikuti SIC. Peningkatan pendaftar Samsung Innovation Campus Batch 6 sekitar 40% dibandingkan batch sebelumnya menunjukkan antusiasme tinggi dari generasi muda untuk memiliki keterampilan digital.
Ratusan proyek inovatif, seperti solusi lingkungan berbasis IoT dan aplikasi edukasi berbasis AI, telah lahir dari program ini.
Karya Inovatif Peserta SFT & SIC
Pada tahun 2024, SFT menghasilkan karya-karya berbasis AI yang luar biasa. Tim Solyd Ias dari Universitas Brawijaya menciptakan alat deteksi risiko sudden cardiac death.
Sementara itu, Tim Cemerlang dari Universitas Gadjah Mada melahirkan aplikasi pendeteksi karies gigi bernama Dentalint. Di kategori SMA, Tim Masetasia MAN Insan Cendekia Serpong menciptakan situs pendeteksi gejala demensia, dan tim SMAN 1 Sidoarjo membuat aplikasi penerjemah bahasa isyarat HandsTalk.
Di sisi SIC, ide-ide praktis juga terus bermunculan. Tim PawPal dari BINUS University merancang perangkat IoT dan AI untuk membantu anak-anak mengurangi waktu menatap layar.
Tim Daely dari Universitas Bina Nusantara, yang merupakan peserta SIC Batch 5, meluncurkan AI and IoT-Based Drowsiness Detection System for Drivers.
Inovasi ini bahkan membawa mereka meraih Merit Award di ajang Asia Pacific ICT Alliance Awards (APICTA) 2024 dan mewakili Indonesia di hadapan 27 tim dari 12 negara se-Asia Pasifik.
Penghargaan ini tidak hanya menjadi bukti keberhasilan inovasi mereka, tetapi juga menandai momen membanggakan bagi Indonesia di kancah internasional.