Liputan6.com, Jakarta Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) menggelar pelatihan tata kelola internet bagi talenta digital Indonesia.
Acara yang bertajuk Internet Governance Training ini merupakan bagian dari rangkaian .idFest 2025 yang bertujuan membekali peserta dengan pemahaman tentang ekosistem internet global.
Ketua PANDI, John Sihar Simanjuntak, menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan mendorong partisipasi aktif dari berbagai pemangku kepentingan, terutama generasi muda, dalam memahami tata kelola internet global.
"Melalui keterlibatan berbagai stakeholder, kami ingin mendorong masyarakat khususnya generasi muda mengambil bagian dan memahami bagaimana tata kelola internet secara global dapat dilakukan," ujar John, dikutip dari Antara News, Selasa (23/9/2025).
Pelatihan ini diikuti oleh 30 peserta dari beragam instansi pemerintah dan lembaga, termasuk Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), Kementerian Koperasi, Kemenko Polkam, POLRI, serta Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) dan sejumlah registrar.
Materi pelatihan disampaikan oleh narasumber ternama, mulai dari jajaran pemerintahan hingga perwakilan dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN), organisasi global yang mengatur penamaan domain internet.
Simulasi dan Diskusi Kebijakan
Pelatihan ini diawali dengan pengenalan peran ICANN dan model multistakeholder dalam tata kelola internet di Indonesia. Selanjutnya, peserta terlibat dalam simulasi untuk berperan sebagai Government Advisory Committee (GAC), sebuah komite penasihat ICANN.
Simulasi ini mengajarkan peserta bagaimana GAC memberikan masukan kebijakan kepada ICANN dan memahami perbedaan pendekatan multilateral dalam pengambilan keputusan.
Selain itu, peserta juga melakukan simulasi kebijakan terkait:
- Proses pengajuan keberatan atas domain tingkat atas generik.
- Dinamika pembahasan antara GAC dan ccNSO mengenai isu Universal Acceptance (UA) dan Internationalized Domain Names (IDN).
- Pembahasan tentang DNS abuse dan kajian pemblokiran DNS di Indonesia.
Membahas Pemutusan Akses Konten Negatif
Isu pemutusan akses konten negatif juga menjadi topik utama dalam pelatihan ini. Perwakilan Kemkomdigi dan APJII memaparkan mekanisme pemblokiran berbasis DNS dan IP, termasuk tantangan teknis akibat penggunaan VPN, DoH (DNS over HTTPS), dan layanan CDN.
Pembahasan ini menyoroti pentingnya pendekatan yang terkoordinasi antar pemangku kepentingan untuk menjaga keamanan ruang digital.
PANDI berharap, dengan adanya simulasi nyata dan diskusi kebijakan, peserta tidak hanya mendapatkan pemahaman teoretis, tetapi juga merasakan langsung dinamika pengambilan keputusan berbasis konsensus dalam ekosistem internet global.
Melalui Internet Governance Training, PANDI menegaskan komitmennya untuk memperkuat posisi Indonesia dalam tata kelola internet global serta mendorong penggunaan domain .id yang lebih luas, aman, dan terpercaya.