Liputan6.com, Jakarta - Startup AI asal Tiongkok, DeepSeek, mengklaim model kecerdasan buatan open-source terbarunya telah melampaui model-model dari Stability AI dan OpenAI yang didukung Microsoft dalam tolak ukur pembuatan gambar.
Hal ini diungkapkan DeepSeek dalam laporan teknis yang dirilis belum lama ini, sebagaimana dikutip dari Yahoo News, Kamis (30/1/2025).
Model AI DeepSeek, Janus-Pro-7B, disebut-sebut mengungguli DALL-E 3 milik OpenAI dan Stable Diffusion besutan Stability AI dalam peringkat teratas untuk pembuatan gambar menggunakan perintah teks.
Model ini merupakan peningkatan dari Janus, yang diluncurkan akhir 2024. DeepSeek juga baru-baru ini meluncurkan asisten baru berbasis model DeepSeek-V3 yang menjadi aplikasi gratis dengan rating tertinggi di Apple App Store untuk wilayah Amerika Serikat.
Kabar ini turut mempengaruhi pasar saham teknologi. Saham-saham seperti Nvidia dan Oracle anjlok pada Senin kemarin, setelah perusahaan yang berbasis di Tiongkok tersebut mengumumkan model AI DeepSeek-V3 mereka menduduki puncak peringkat model open-source.
Laporan teknis DeepSeek menjelaskan bahwa model baru ini menyempurnakan Janus melalui peningkatan proses pelatihan, kualitas data, dan ukuran model, sehingga menghasilkan stabilitas gambar lebih baik dan detail yang lebih kaya kerimbang ChatGPT.
Melibatkan 72 Juta Gambar
"Janus-Pro mampu membuat gambar yang lebih menarik secara visual dan stabil dengan menambahkan 72 juta gambar sintetis berkualitas tinggi dan menyeimbangkannya dengan data dunia nyata," demikian bunyi laporan tersebut.
Perusahaan rintisan itu menambahkan bahwa versi modelnya yang lebih besar, dengan hingga 7 miliar parameter, meningkatkan kecepatan dan akurasi pelatihan dalam pembuatan teks-ke-gambar dan pemahaman tugas.
Hingga berita ini naik, OpenAI dan Stability AI belum memberikan tanggapan atas klaim DeepSeek.
Chatbot DeepSeek AI Nomor Satu di Toko Aplikasi App Store, Bos OpenAI Beri Pujian
Chatbot AI buatan startup Tiongkok DeepSeek merajai toko aplikasi Apple, App Store. Tidak hanya di wilayah Amerika Serikat, per minggu ini, DeepSeek bahkan menjadi aplikasi gratis nomor satu di App Store di 51 negara lainnya, demikian berdasarkan analisis dari Appfigures.
Pertumbuhan yang sangat positif dari DeepSeek di App Store ini mengikuti meningkatnya popularitas DeepSeek AI. Hal ini seiring dengan diluncurkannya serangkaian model AI open source yang kompetitif dibandingkan OpenAI ataupun Google.
Jumat lalu, aplikasi mobile DeepSeek hanya diunduh sebanyak 1 juga kali App Store dan Google Play. Namun, pada Senin pagi, jumlah unduhan meningkat hingga 2,6 juta kali di kedua toko aplikasi.
Sensor Tower mengungkap, lebih dari 80 persen dari total unduhan DeepSeek terjadi dalam waktu tujuh hari terakhir. Dalam jangka waktu tersebut, DeepSeek mencatatkan unduhan aplikasi hampir 300 persen lebih banyak ketimbang aplikasi AI Perplexity.
Meski Tiongkok adalah pasar aplikasi seluler terbesar untuk DeepSeek saat ini, Sensor Tower menyebutkan kalau negara itu hanya menyumbang 23 persen dari total unduhannya. Pasar terbesar dari DeepSeek adalah Amerika Serikat (15 persen) dan Mesir (6 persen).
Meski disebut lebih unggul dalam hal pengujian benchmark, DeepSeek mengklaim modelnya dilatih hanya dengan chip AI yang harganya tak sebanding dengan yang pakai perusahaan-perusahaan AI terkemuka.
Disebut Mengesankan oleh Bos OpenAI Sam Altman
Gara-gara hal ini pula, nilai saham Nvidia bahkan sempat turun hingga 17 persen pada Senin, kemarin, dan membuat industri teknologi lainnya waspada.
Popularitas dan kemampuan DeepSeek AI pun diakui oleh pendiri OpenAI Sam Altman. Mengutip laporan Reuters, Altman mengatakan kalau model AI DeepSeek R1 begitu "mengesankan."
Namun demikian menurut Altman, OpenAI meyakini daya komputasi yang lebih besar adalah kunci keberhasilan mereka.
"DeepSeek r1 adalah model yang mengesankan, terutama dalam hal apa yang bisa mereka berikan untuk harga tersebut," kata Sam Altman.
Mengenal DeepSeek
DeepSeek, model kecerdasan buatan besutan perusahaan Tiongkok berbiaya rendah ini menarik perhatian dunia sejak bulan lalu.
Saat itu DeepSeek memperkenalkan pelatihan model DeepSeek V3 yang membutuhkan daya komputasi dengan biaya kurang dari USD 6 juta dan memakai chip Nvidia H800 yang berkemampuan rendah.
Sementara itu, DeepSeek R1 yang diluncurkan minggu lalu bahkan 20-50 kali lipat lebih terjangkau untuk digunakan dibandingkan model o1 milik OpenAI.
Munculnya DeepSeek telah menimbulkan keraguan tentang alasan di balik keputusan sejumlah perusahaan teknologi AS menjanjikan investasi AI senilai miliaran dolar.
DeepSeek juga disebut telah membuat nilai saham Nvidia jatuh. Nvidia mencatat rekor kerugian dalam sehari sebesar USD 593 miliar pada Senin kemarin. Hal ini menandai kerugian terbesar bagi perusahaan mana pun di Wall Street.