Mirip Manusia, Simpanse Juga Punya Pola Drumming Teratur

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Menabuh akar pohon terdengar seperti aktivitas biasa bagi simpanse. Namun, ternyata perilaku ini mengandung ritme konsisten seperti manusia sedang membuat musik. 

Temuan menarik ini diungkap dalam sebuah studi baru dipublikasikan di jurnal Current Biology pada 9 Mei 2024.

Penelitian tersebut mengamati lebih dari 300 aktivitas “drumming" oleh dua subspesies simpanse liar, yakni simpansee timur (Pan troglodytes schweinfurthii) dan barat (Pan troglodytes verus). 

Hasilnya, para peneliti menemukan simpanse tidak hanya sekadar menabuh secara acak atau asal, tetapi mampu menciptakan pola berirama.

“Kami memang menduga simpanse barat akan menabuh lebih cepat dan dengan lebih banyak hentakan dibanding simpanse timur,” ujar Vesta Eleuteri, ahli biologi kognitif dari University of Vienna, dalam pernyataannya.

“Namun kami tidak menyangka akan menemukan perbedaan ritme begitu jelas dan kemiripan mencolok dengan ritme musik manusia,” Lanjutnya.

Mengutip popsci, Minggu (11/5/2025), penelitian sebelumnya pada 2022 menunjukkan simpanse menggunakan akar pohon menonjol (buttress roots) sebagai “drum”. 

Akar ini menghasilkan suara frekuensi rendah bisa terdengar sampai jarak jauh. Aktivitas ini disebut sebagai cara simpanse berkomunikasi dan memberi tahu keberadaan mereka kepada kelompoknya.

Hentakan Menabuh Simpanse Bagian Barat dan Timur Punya Pola yang Berbeda

Dalam studi terbarunya, Eleuteri bekerja sama dengan Catherine Hobaiter dari University of St. Andrews, Andrea Ravignani dari Sapienza University, serta peneliti lainnya dari berbagai negara. 

Mereka menganalisis 371 aktivitas menabuh dari 11 komunitas simpanse liar di enam lokasi berbeda.

Dan hasilnya, Simpanse barat cenderung menabuh dengan hentakan yang teratur dan tempo lebih cepat. Mereka juga menyelipkan tabuhan ke dalam vokalisasi khas yang disebut pant-hoot lebih awal. 

Sementara simpanse timur memiliki pola tabuhan yang lebih bervariasi, dengan interval waktu pendek dan panjang secara bergantian.

“Musik adalah bagian penting dari manusia, tapi kita belum tahu sejak kapan kita mulai membuat musik,” kata Hobaiter.

“Fakta bahwa simpanse menunjukkan elemen ritmis yang serupa dengan musik manusia memberi petunjuk bahwa kemampuan ini mungkin sudah ada sebelum Homo sapiens muncul.”

Mengenal Fenomena Bulan Tersenyum Bareng Venus dan Saturnus, Apa Itu?

Untuk diketahui, langit pagi menjelang akhir April kemarin menghadirkan pemandangan langka yang sayang untuk dilewatkan.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, pada 24 dan 25 April 2025, tiga benda langit yaitu bulan sabit, Venus, dan Saturnus bakal terlihat sejajar di langit timur yang membentuk formasi menyerupai wajah tersenyum alias Smile Moon. 

Mengutip Science Alert, Jumat (25/4/2025), fenomena ini disebut triple conjunction, terjadi saat tiga objek langit tampak berdekatan dari Bumi. Dalam momen ini, bulan sabit akan tampak seperti “mulut”, sementara Venus dan Saturnus menjadi “mata” dari senyuman langit tersebut.

Kendati mirip wajah tersenyum, formasinya lebih menyerupai senyum miring atau pouting face. Tapi tetap saja, ini jadi momen langka yang jarang terjadi.

Fenomena ini bisa diamati sekitar pukul 05.00 hingga 05.30 pagi waktu setempat, tepat sebelum matahari terbit.

Bisa Dilihat dengan Mata Telanjang

Venus akan tampak sangat terang, bahkan menjadi objek paling terang setelah bulan. Sementara Saturnus akan terlihat lebih redup, tapi tetap bisa diamati tanpa alat bantu. Gunakan teropong atau teleskop jika ingin melihat lebih detail, terutama untuk melihat cincin Saturnus.

Menariknya lagi, jika cuaca cerah dan langit cukup gelap, kamu juga bisa melihat efek earthshine, yakni cahaya pantulan dari Bumi yang menyinari sisi gelap bulan sabit.

Selain tiga objek utama, Merkurius juga akan muncul rendah di cakrawala. Bahkan Mars dan Jupiter bisa diamati lebih awal sebelum fenomena ini berlangsung, mengikuti jalur matahari di langit malam.

Tak hanya membentuk bulan tersenyum, Venus juga sedang berada di puncak kecerahannya di langit malam. Setelah April 2025, kamu baru bisa melihat Venus se-terang ini lagi pada November 2026 mendatang.

Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |