Manusia Ternyata Baru Lihat 0,001 Persen Dasar Laut Bumi

19 hours ago 4

Liputan6.com, Jakarta - Kita mungkin sudah sering mendengar pendapat bahwa manusia lebih tahu mengenai kehidupan dan fenomena luar angkasa ketimbang dasar laut sendiri. 

Hal ini tampaknya terbukti dari studi terbaru mengenai sejauh mana manusia bisa menjelajahi dasar laut yang penuh misteri. 

Menurut studi terbaru yang dipublikasikan di Science Advances pada 7 Mei 2025, sejauh ini secara visual, manusia baru menjelajahi sekitar 0,0001 persen dari wilayah laut yang berada lebih dalam dari zona bentik, yakni laut dengan kedalaman lebih dari 200 meter di bawah permukaan.

Jika diumpamakan, hal itu terbilang sedikit luas dari wilayah negara bagian kecil di Amerika Serikat seperti Rhode Island.

Mengutip Popsci, Sabtu (10/5/2025), sebagai catatan, rata-rata kedalaman laut dasar itu mencapai sekitar 12.080 kaki.

Butuh 100.000 Tahun untuk Lihat Seluruh Dasar Laut

Tim peneliti dari Ocean Discovery League menghitungnya, jika ada 1.000 kendaraan bawah laut, baik yang dikendalikan langsung maupun dari jarak jauh, dengan asumsi masing-masingnya menjelajahi sekitar 3km per hari, eksplorasi seluruh dasar laut akan memakan waktu lebih dari 100.000 tahun.

Kendati demikian, tantangan eksplorasi laut dalam tidak hanya soal waktu. Jumlah kendaraan yang sanggup menyelam hingga laut terdalam juga sangat terbatas, cuma sekitar 10 unit yang aktif dan tersertifikasi di seluruh dunia.

Hasil Penjelajahan Masih Bias

Selain minimnya data yang sudah terekam juga belum mencerminkan kondisi global secara merata. Dalam studi ini, para ilmuwan mengumpulkan data dari 43.681 ekspedisi kapal selam milik 14 negara.

Hasilnya, mayoritas ekspedisi justru hanya dilakukan di wilayah ekonomi eksklusif (ZEE) lima negara yaitu  Amerika Serikat, Jepang, Selandia Baru, Prancis, dan Jerman. 

Kelimanya menyumbang 97,2 persen dari seluruh penyelaman laut dalam yang pernah dilakukan. Hal ini dinilai menjadi hambatan besar dalam memahami ekosistem laut dalam secara menyeluruh dan akurat. 

Peneliti pun menekankan perlunya perubahan pendekatan, termasuk memperluas area eksplorasi ke wilayah yang selama ini belum tersentuh.

Laut Lebih Misterius dari Luar Angkasa?

Walau 70 persen permukaan Bumi tertutup lautan, sejauh ini baru sekitar 26,1 persen dasar laut yang berhasil dipetakan menggunakan teknologi resolusi tinggi, berdasarkan data NOAA per Juni 2024.

Untuk wilayah perairan AS, angkanya memang lebih baik, sekitar 54 persen.

Sementara itu, dari segi biodiversitas, lautan menyimpan kekayaan luar biasa, para ilmuwan memperkirakan ada antara 700 ribu hingga 1 juta spesies yang hidup di lautan, dan baru sepertiganya yang berhasil diidentifikasi. 

Itu belum termasuk mikroorganisme, yang jumlahnya bisa jutaan jenis lagi. Namun, tantangan menjelajahi laut dalam bisa dibilang tidak kalah sulit dibanding ke luar angkasa. 

Selain harus menghadapi tekanan ekstrem dan gelap total, eksplorasi dasar laut ini juga membutuhkan biaya besar. 

Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2024, ada lebih dari 2.800 peluncuran ke luar angkasa, sementara ekspedisi laut dalam jumlahnya bisa dihitung dengan jari.

Solusi: Eksplorasi yang Lebih Inklusif

Lewat hasil penelitiannya, tim dari Ocean Discovery League menyerukan pentingnya perubahan besar dalam cara ilmuwan mengeksplorasi lautan.

Mereka menekankan perlunya strategi yang lebih terarah dan inklusif, agar hasil eksplorasi tidak lagi bias dan bisa mewakili kondisi dasar laut dunia secara keseluruhan.

Dengan strategi yang tepat, eksplorasi laut dalam bisa menjadi kunci penting untuk memahami ekosistem Bumi secara menyeluruh, termasuk dampaknya terhadap iklim, kehidupan, hingga masa depan planet ini.

Foto Pilihan

Para karyawan menyambut pelanggan yang memasuki toko mereka yang menjual Apple iPhone 16 di Jakarta pada 11 April 2025. (BAY ISMOYO/AFP)
Read Entire Article
Dunia Televisi| Teknologi |