Influencer Astrellita TW Raih Most Inspiring Womenpreneur 2025, untuk Jiwa yang Berusaha Bangkit

Liputan6.com, Jakarta Kabar membanggakan datang dari influencer Astrellita TW. Pesohor dengan 43 ribuan pengikut di Instagram ini meraih penghargaan Most Inspiring Womenpreneur 2025 dan Content Creator in Lifestyle and Mental Health Influence Winner 2025.

Atas pencapaian ini, perasaannya campur aduk. Astrellita TW bersyukur, terharu dan bahagia. Baginya, ini bukan soal hasil akhir melainkan perjalanan panjang tentang kesehatan mental. Astrellita TW mendedikasikan penghargaan ini untuk orang lain.

“Penghargaan ini saya dedikasikan untuk jiwa-jiwa yang selalu berusaha bangkit dan mencari cahaya walau keadaan sedang tidak baik-baik saja, serta untuk jiwa yang mau dan berani jujur akan 'luka' yang dimilikinya,” katanya.

Astrellita TW menilai, perjuangan menyembuhkan luka batin tak mudah. Karenanya, mereka yang berupaya pulih patut dihargai. Tak sekadar jadi pesohor, ia pun berbagi inspirasi dengan menulis buku Seni Berdamai Dengan Diri Sendiri.

Pemilik TikTok ByteDance sedang mengembangkan Goku, model video AI baru. Model ini dapat menciptakan influencer super realistis, lengkap dengan kontennya.

Lewat pernyataan tertulis yang diterima Showbiz Liputan6.com, Kamis (23/10/2025), Astrellita TW menjelaskan, inspirasi buku ini dari cerita orang-orang yang datang dan curhat kepadanya. Dari situ, ia menarik kesimpulan.

“Di situlah pertama kali saya menulis buku Seni Berdamai dengan Diri Sendiri. Buku ini bersifat sebagai teman perjalanan hidup. Dalam buku terdapat tempat merefleksi diri sambil menerima diri pelan-pelan,” Astrellita TW menyambung.

Sebelum menulis, Astrellita TW mengobservasi, memperhatikan setiap perkataan dan ekspresi, bahasa tubuh, serta memperhatikan setiap potongan perasaan, emosi yang tidak sempat atau tidak mau untuk dikeluarkan oleh orang lain.

“Dari situ, saya mengubah itu semua menjadi narasi yang mampu memeluk tiap pembaca secara lembut, menenangkan dan perlahan menyembuhkan. Hal tersebut dipadukan dengan beberapa teknik yang saya pelajari,” ujarnya.

Menulis buku Seni Berdamai Dengan Diri Sendiri bukan tanpa tantangan. Yang paling menantang, membuat buku ini bisa dimengerti, dipahami siapapun yang membaca, membuat pembaca relate dengan pembahasan dan akhirnya bisa menyembuhkan diri sendiri.

Proses menulis pun terasa menyenangkan. “Karena menulis buku ini bukan dianggap sebagai tekanan. Saya menulis di jam kapan saja, tidak terpatok waktu. Saat menulis buku ini, saya mengganggapnya bagian dari perjalanan hidup,” Astrellita TW mengakhiri.