Liputan6.com, Jakarta Band asal Jakarta, DRIVE, kembali menunjukkan konsistensi mereka di industri musik Tanah Air. Tepat pada perayaan ulang tahunnya yang ke-19 pada 25 November 2024, band yang terbentuk sejak 25 November 2005 ini merilis single terbaru bertajuk “Dilematika”. Lagu ini menjadi single terakhir sebelum perilisan album studio ketujuh mereka yang akan diberi judul “Satu 7an” dan dijadwalkan rilis bulan depan.
Single “Dilematika” memiliki keunikan tersendiri dalam proses penciptaannya. Dygo Pratama, bassis sekaligus salah satu personel terlama DRIVE, mengungkapkan bahwa sebagian besar notasi lagu ini ia dapatkan dari sebuah mimpi.
“Proses pembuatannya agak unik sepanjang pengalaman gue menulis lagu untuk DRIVE. Terinspirasi dari mimpi,” ujar Dygo.
Dalam mimpinya, ia mendengar sebuah nada yang menarik di bagian reffrain. Saat terbangun, ia segera merekam nada tersebut di ponselnya sebelum kembali tidur. Nada yang awalnya diberi judul “Dalam Mimpi” itu sempat terlupakan selama enam bulan sebelum akhirnya ditemukan kembali saat penggarapan album baru DRIVE.
Lirik lagu “Dilematika” sendiri terinspirasi dari kasus kekerasan dalam rumah tangga yang pernah dibaca Dygo, di mana korban tetap mencintai pelaku meski telah mengalami perlakuan buruk. Dalam lagu ini, sudut pandangnya diambil dari sisi pelaku, yang merasa bersalah dan menyarankan pasangan untuk meninggalkannya.
“Yang menyanyikan lagu ini adalah si pelaku, kayak bilang, ‘Udah, lo tinggalin gue aja. Gue salah nih, gue jahat!’ Tapi si korban tetap keukeuh, dia nggak mau ninggalin,” ungkap Dygo.
Judul lagu akhirnya diubah menjadi “Dilematika”, yang merepresentasikan kebimbangan dalam hubungan yang tidak sehat.
Aransemen dan Nuansa Lagu
Proses aransemen lagu ini digarap oleh gitaris DRIVE, Budi ‘Bhusdeq’ Rahardjo. Ia mengemas lagu ini sesuai mood dan cerita yang ingin disampaikan, dengan ritem bass yang dominan dan balada khas era 80-an. “Dilematika” juga menjadi lagu penutup di album “Satu 7an”.
Menurut Dygo, lagu ini membawa semangat baru bagi DRIVE untuk tetap relevan di tengah perubahan tren musik. “Kami harus menyesuaikan diri dengan selera pendengar saat ini,” katanya.
Selama 19 tahun berkarier, DRIVE telah melalui berbagai tantangan, termasuk beberapa kali pergantian personel. Namun, mereka tetap konsisten menghasilkan karya, dengan enam album studio yang sudah dirilis dan satu album baru dalam proses penyelesaian.
“Kami tetap membuat karya, tetap membuat album. Ada rasa bangga bisa bertahan dalam segala kondisi. Ada juga tanggung jawab besar untuk membuat DRIVE tetap ada dan bisa lebih besar dari sebelumnya,” ujar Dygo.
Senada dengan itu, Budi menambahkan bahwa tantangan terbesar sebuah band adalah menjaga produktivitas. “Kalau malas produksi rekaman, bikin konten, atau konser, mending bubar saja!” tegasnya.
Bergabungnya Axl Ramanda sebagai vokalis dalam dua tahun terakhir memberikan angin segar bagi DRIVE. Meski usianya terpaut jauh dengan para personel lama, Axl membawa perspektif baru yang menjadi keuntungan bagi band ini.
“Axl bisa memberikan pemikiran-pemikiran yang mungkin tidak terpikirkan oleh kami, karena berasal dari era yang berbeda,” tambah Dygo.
Harapan untuk Masa Depan
Menjelang usianya yang ke-20 tahun, DRIVE ingin menghadirkan sesuatu yang spektakuler. Axl berharap formasi terkini DRIVE bisa lebih dikenal luas. Ia juga bermimpi agar DRIVE dapat menggelar konser tunggal besar-besaran di perayaan dua dekade mereka.
“Semoga di ulang tahun ke-20 tahun depan, kami bisa menggelar konser besar dengan penonton yang luar biasa,” ujar Axl penuh semangat.
Drummer DRIVE, Rudy Sabar, juga berharap DRIVE tetap kompak dan terus produktif dalam berkarya. “Semoga tidak ada kendala, dan perjalanan menuju 20 tahun DRIVE dilancarkan oleh Allah SWT. Amin!” katanya.
Album “Satu 7an” sebagai Tonggak Baru
Album “Satu 7an” akan memuat tujuh lagu, terdiri dari lima lagu baru dan dua lagu lama yang didaur ulang, yaitu “Akulah Dia” dan “Melepasmu”. Album ini menjadi simbol perjalanan DRIVE yang penuh liku selama hampir dua dekade.
Ibarat batuan sedimen, DRIVE terus melapisi perjalanan mereka dengan era baru yang lebih segar. Budi menyebut, meskipun band ini sudah hampir 20 tahun, semangat dan gaya bermusik DRIVE justru semakin muda.
“Bukan hanya karena vokalisnya yang muda, tapi juga karena semangat dan gaya bermusiknya,” pungkas Budi.
Dengan rilisnya “Dilematika” dan album baru mereka, DRIVE membuktikan bahwa mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang. Bagi para penggemar, karya-karya terbaru DRIVE menjadi bukti dedikasi mereka dalam menciptakan musik yang relevan dan berkesan.
Semangat DRIVE untuk terus berkarya menunjukkan bahwa usia bukanlah penghalang, melainkan motivasi untuk terus memberikan yang terbaik bagi dunia musik Indonesia.