Liputan6.com, Jakarta Aktor Rizky Hanggono kembali ke layar lebar lewat Rumah Untuk Alie karya sineas Herwin Novianto. Film produksi Falcon Pictures ini dijadwalkan menyapa bioskop Tanah Air mulai 17 April 2025.
Selain Rizky Hanggono, Rumah Untuk Alie diperkuat performa Anantya Kirana, Ully Triani, Dito Darmawan, Faris Fadjar, Andryan Didi, Rafly Altama, hingga aktris peraih Piala Citra, Tika Bravani.
“Saya di Rumah untuk Alie berperan sebagai ayah, namanya Abimanyu. Ayah empat anak laki-laki dari satu ibu. Alie beda ibu, terus ada konflik keluarga di situ,” Rizky Hanggono menjelaskan.
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 fakta Rizky Hanggono main film Rumah Untuk Alie. Alie adalah korban perundungan di sekolah dan mendapat perlakuan kurang menyenangkan di rumah.
1. Hari Pertama Syuting Langsung Marah
Kali pertama syuting Rumah Untuk Alie, langsung adegan puncak. “Hari pertama syuting, adegan marah, emosi tinggi lalu meledak. Saya bilang: Ini adegan puncak, aku bacakan dialog pancingan buat adegan sebelumnya,” ujarnya kepada Anantya Kirana.
Setelahnya, Rizky Hanggono tak mau bicara dengan Anantya Kirana. Jangankan menyapa, menoleh pun tidak. Ia menyendiri. Begitu take, Rizky Hanggono langsung masuk ke kamar dan meluapkan amarah sebagai Abimanyu. Metode ini diterapkan agar emosi yang keluar tepat sasaran.
2. Keras Cenderung Abusive
Dalam sesi wawancara khusus di Epicentrum XXI, Jakarta Selatan, Senin (10/3/2025), Rizky Hanggono menjelaskan, Abimanyu tipe ayah yang keras, temperamental, dan cenderung abusive ke Alie. Abimanyu menuntut aktor film Ungu Violet kerja keras membedah skenario.
“Apakah ada persoalan (masa lalu) yang belum selesai, ada kekecewaan, sedih atau marah? Mungkin Abimanyu belum bisa berdamai dengan keadaan atau tak punya teman berkeluh kesah? Hal itu yang jadi PR buat gue untuk menampilkannya,” kata Rizky Hanggono.
3. Laki-laki, Kepala Rumah Tangga, dan Kekecewaan
Dalam tiap peran, Rizky Hanggono selalu menggali pengalaman personal di masa lalu untuk disumbangkan ke karakter yang dupercayakan kepadanya. Terkait Abimanyu, ia membahas posisi laki-laki dalam struktur sosial, kepala rumah tangga, dan kekecewaan.
“(Sebagai laki-laki) pasti pernah kecewa dengan keadaan, tak bisa menerima sesuatu yang berubah dalam hidup kemudian memengaruhi rasa percaya diri, keyakinan sebagai ayah di masa depan,” demikian Rizky Hanggono mengulas karakter Abimanyu.
4. Syuting Sekitar 3 Minggu
Aktor kelahiran Jakarta, 16 September 1980, ini menjelaskan, syuting Rumah Untuk Alie sekitar tiga minggu. Persiapan lumayan ringkas namun sangat intens dalam membedah naskah dan penokohan. Bagi Rizky Hanggono syuting Rumah Untuk Alie sangat berkesan.
“Seperti novelnya, ini berat dan saya enggak percaya bahwa novelnya ditulis anak usia 16 tahun. Melelahkan dan bikin gue overwhelmed. Di akhir syuting, gue merasa lelah sampai bilang ke Mas Herwin: Gue kayak sudah enggak bisa lagi deh,” paparnya panjang.
5. Perundungan dan Kesehatan Mental
Setelah membaca naskah Rumah Untuk Alie, Rizky Hanggo menyadari isu yang diusung film ini kesehatan mental dan perundungan. Keduanya jadi topik hangat di jagat maya dalam beberapa tahun terakhir. Bagi Rizky Hanggono, Rumah Untuk Alie semacam wakeup call.
“Jadi semacam wakeup call. Selama ini, yang gue lewati 4 tahun terakhir fase cukup berat. Ketika digambarkan dalam sosok Abimanyu bahwa suatu saat kalau enggak kuat kemudian meledak, bukan cuma lo yang merasakan tapi orang-orang di sekitar lo,” ia mengulas.
6. Tarik Hikmah dari Tokoh Abimanyu
Setelah syuting Rumah Untuk Alie, ada banyak hikmah yang ditarik Rizky Hanggono sebagai seorang aktor. Salah satunya, sangat penting untuk menyadari apa yang kita rasakan dan tak usah pura-pura baik-baik saja, kalau memang lagi enggak baik-baik saja.
“Sampaikan, cari bantuan yang lo lagi butuhkan. Jangan sok kuat kalau akhirnya malah jadi tragis. PR kita banyak. Era medsos jangan mudah menilai dan percaya apa yang lo lihat atau baca di sana. Kalau butuh bantuan, tanyakan pada orang yang tepat,” Rizky Hanggono mengimbau.